50

8 5 0
                                    


“Hai, nama gue Fairuz,” ucap Fairuz yang duduk disebelah Faisal dan Rian. Fairuz mengulurkan tangannya sambil tersenyum kepada keduanya.

“Faisal.”

“Rian.”

“Baik anak-anak keluarkan buku tulis kalian dan buku Kehumasan halaman 50, kerjakan soalnya dan dikumpulkan bukunya jika bel istirahat sudah berbunyi. Fairuz, tolong kamu kumpulkan buku teman-teman kamu dan simpan dimeja ibu ya, ibu ada rapat para Kaprog,” ucap Bu Riftika

“Baik bu.” balas Fairuz selaku ketua kelas.

“Baik kalau begitu kalian kerjakan tugas dari ibu, jangan pergi kemana-mana sebelum bel istirahat,” ucap Bu Riftika sebari pergi meninggalkan kelas.

***
Tett tett tett

Suara bel istirahat berbunyi dan mereka semua telah selesai mengerjakan tugas dari Bu Riftika.

“Ini udah semuanya kan  yang ngumpulin buku, mau gue bawa ke kantor soalnya,” ucap Fairuz sambil membereskan buku teman-temannya yang berada di atas meja.

“Udah semuanya kok,” ucap Nani.

“Ya udah, kalian semua boleh istirahat,” ucap Fairuz setelah itu pergi menuju kantor.

“Kantin yu, bep.” ajak Faisal kepada Nani.

“Okey bentar dulu ya bep, aku beresin ini dulu,” ujar Nani sambil memasukkan buku-buku nya kedalam tas.

“Iya, santai aja kali,” ucap Faisal

“Ya udah yu, kita ke kantin,” ucap Anggia

“Iya bener, gue laparrr banget.” lanjut Rian
Mereka berempat pun beriringan menuju ke kantin.

“Kita duduk disana aja yuk.” ucap Nani sambil menunjuk meja kantin yang masih kosong.

Mereka pun menyetujuinya dan akhirnya duduk disana, Anggia dan Nani sedang memesankan makanan.

“Nih, makanan kalian” ucap Nani sambil menaruh bakso dan air mineral ke meja.

“Makasih ya, bep,” ucap Faisal.

“Makasih ya kalian berdua,” ujar Rian.

Dan tiba-tiba suasana kantin pun berubah menjadi sangat kisruh setelah Nova dan Geng nya lewat. Pasalnya, selama kaka kelas mereka sedang prakerin. Geng Nova ini selalu banyak tingkah, berlaku se enaknya dan so jagoan.

Namun, kini tidak lagi setelah Anggia kembali ke sekolah.

“Minggir, gue mau duduk disini,” ujar Nova dengan nada tidak sopan .

“Sopan dikit dong, Nov.” ketus Rian.

“Bodo.”

“Woy, kalian gak denger disuruh minggir” teriak Nova yang membuat Anggia geram dengan kelakuannya.

“Lo mau so jagoan disini hah? Nantangin gue lo?” jawab Anggia yang kini menggebrak meja.

Nova memandang Anggia dengan begitu sinis, begitu pun Anggia yang tak kalah sinisnya dengan Nova.

“Gue gak takut ya sama lo,” ujar Nova.

“Lah, emang gue takut sama lo? Kagak kali ah,” ucap Anggia sebari terkekeh.

“Dia belum tau lo kali Aang, patahin aja kali tuh tangannya atau gak buat bibirnya monyong 5cm,” ujar Nani yang sama geramnya dengan Anggia.

“Gue gak ngomong sama lo ya.” ketus Nova kepada Nani.

“Dih, nyolot dia Aang,” ucap Nani dengan senyumanan kecut.

Tiba-tiba Nova melayangkan tangannya, menampar tepat pada pipi kanan Nani.

Plak ....

“Awww.” teriak Nani sebari memegang pipinya yang kini memerah.

Faisal seketika berdiri, dan menarik lengan Nani agar duduk disampingnya dan mengusap pipinya yang kena tampar Nova.

“Untung lo cewe ya! Awas lo,” ujar Faisal.

“Nov, lo apa-apaan sih? malu-maluin gue tau,” ucap Rian.

Anggia yang melihat Nova dengan berani menampar Nani pun semakin geram, dikepalkan lengannya begitu erat dan langsung menonjok bibir Nova.

Bughh ....

Nova terjungkal dan jatuh kelantai, ia memegangi sudut bibir nya yang berdarah akibat tonjokkan Anggia.

Anggia pun jongkok dan menarik kerah Nova.

“Lo inget ya, ini belum seberapa! Kalau lo berani ngusik gue atau pun temen-temen gue, gue bisa lakuin yang lebih parah!” tegas Anggia dengan nada yang mulai emosi.

“Sal, ayo ajak Nani ke UKS.” teriak Anggia kepada Faisal.

Mereka berempat pun meninggalkan kantin, dimana suasana kantin makin kisruh setelah kejadian tadi. Anggia sudah cukup geram dengan kelakuan Nova. Maka dari itu, ia berbuat seperti itu agar Nova jera.

“Rian, maafin gue ya. Gue udah nonjok sepupu lo,” ujar Anggia kepada Rian.

“Iya gapapa Aang, lagian kan emang salah dia juga gak sopan banget. Gue juga malu punya sepupu kaya gitu.”

***
Setelah dari UKS, mereka pun kembali ke kelas untuk mengikuti mata pelajaran kedua.

Mata pelajaran kedua adalah mata pejalaran Sastra,seharusnya yang mengajar adalah Anggana. Namun, karena Anggana entah berada dimana. Akhirnya pun diajar oleh Bu Amel.

“Assalamualaikum anak-anak,” ucap Bu Amel kepada seluruh murid kelas XI Perkantoran.

“Waalaikum salam Bu,” ucap semua siswa.

“Baik, keluarkan buku tulis kalian dan buka buku paket Sastra halaman 40. Tulis contoh soalnya dan setelah selesai Ibu akan menerangkan,” ucap Bu Amel.

“Baik Bu.”

Tiga jam pelajaran Bu Amel selesai, kini bel pulang sekolah telah berbunyi dan menandakan semua murid sudah bisa pulang.

Tet ... tet … tet ...

“Baik, saya rasa pelajaran Sastra cukup sampai disini. Assalamualikum,” ucap Bu Amel sebari meninggalkan kelas.

“Waalaikum salam.” teriak para siswa yang sudah dalam mode semangat 45 untuk segera pulang sekolah.

***

Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now