47

1K 176 18
                                    

Kamu perlahan membuka matamu, dan ternyata sudah jam 4 pagi. Kamu meraba sisi kanan kasurmu, tidak ada siapa-siapa.

Kamu lantas duduk, lalu mengucek matamu, membuka selimut untuk memeriksa sekali lagi.

Namun nihil, nggak ada Azizil. 

Kamu mulai mencari ke kamar mandi, ternyata kamar mandi pintunya dibuka, saat dicek, tidak ada Azizil.

Kamu ke walking closet, mengecek satu-satu lemari, barang kali Azizil bersembunyi disana, namun Azizil nggak ada.

Kamu mulai panik, dan langsung menuju ke ruang fitness, tapi masih Azizil nggak ketemu.

Lutumu lemas, kamu langsung ambruk di ruang fitness.

Kamu teringat belum mengecek handphone milikmu. Siapa tahu Azizil ada mengirimu pesan.

Saat mengecek pesan di Whatsapp, tidak ada pesan apapun dari Azizil di hari ini.

Kamu mengusap mukamu kasar, lalu pergi ke dapur untuk minum, menenangkan pikiranmu.

Namun saat sampai dapur, kamu melihat ada sticky note yang menempel diatas tudung saji.

Sayang, aku udah masakin ini jam 2 malem, nanti pas mau makan diangetin dulu ya, aku ada flight mendadak ke Itali.
I love you istriku.

Kamu senyum-senyum sendiri baca sticky note tersebut, dan membuka tudung saji itu.

Ternyata Azizil masakin kamu omlette, ah jadi terharu.

Kamu sampai lupa tujuanmu untuk minum, sekarang malah terduduk di meja makan sambil senyum-senyum.

Emang udah gila.

✈️

"(Y/n), hari ini kita ada rapat jam 11 ya. Jangan lupa," kata Irene sambil kesana-kemari mengumpulkan berkas dari anak-anak yang lain.

Kamu mengangguk, "Iya mbak, siap." katamu pelan, lalu menoleh ke arah meja milik Ilham, "Mbak, Mas Ilham kemana?"

"Oh si Ilham ada ambil cuti seminggu. Katanya mau lamaran."

Kamu terkejut, "Lamaran? Siapa? Mas Ilham nya?"

Irene mengangguk, lalu menaruh semua berkas-berkas nya di meja milik perempuan berambut panjang itu.

"Ya si Ilham nya lah."

"Yer, lo kenapa sih daritadi diem aja?" tanya Irene tiba-tiba.

Yeri yang tadinya melamun, langsung menoleh menatap Irene, kamu dan Arta pun langsung mengikuti arah pandang Irene.

Dahimu mengernyit, "Yer, mata kamu kenapa?"

Detik kemudian, tanpa disangka-sangka, Yeri malah terisak pelan, lalu menutup sebagian wajahnya, "Kenapa cuman gue yang jomblo disini sih?!" katanya sembari terisak.

Irene dan Arta sudah menahan tawanya, sedangkan Yeri terduduk di kursinya dan mengencangkan volume nangisnya.

Arta yang mendengar Yeri tambah kenceng nangisnya langsung ngakak, "Yer lo apaan sih? Gue aja baru mau nembak! Nggak usah nangis dong, macam abg SMA aja lo!" kata Arta disela tawanya.

Irene langsung menghampiri Yeri, lalu menepuk bahunya, "Jodoh, rezeki, udah ada yang ngatur. Sekarang lo fokus perbaikin diri aja ya!"

Kamu mengangguk, "Nah bener nih, Yer. Semua udah diatur. Semangat Yeri!" katamu sembari mengepalkan kedua tanganmu ke udara.

Tangis Yeri mulai mereda, dan Irene masih setia mengusap bahu Yeri, "Dah, kerja lagi. Jam 11 rapat nih."

Kamu mengangguk, lalu menatap kertas-kertas laporan untuk di cek kembali.

Detik kemudian, kamu mendengar ponselmu berdering, saat dilihat, ternyata ada pesan whatsapp dari suamimu, Azizil.

Mas Azi💍

|Semangat ya, jgn lupa doain aku juga❤

Kamu seketika tersenyum membaca pesan dari Azizil. Emang mood booster banget, di saat-saat sibuk gini.

✈️

Ya Allah maaf banget baru sempet update. Malam ini inshaa Allah double update.

Beneran maaf ini, garing banget, lagi nggak bisa mikir, aku lg ada masalah yg—heung mnrt aku berat :(

Jadi maaf ya😭🙏🏻

Makasih yang sudah mau menunggu cerita ini🧡🧡🧡🧡🧡🙏🏻❤❤❤❤❤

Tau kok ini pendek banget😭

My Sweet Captain Where stories live. Discover now