L.26

3K 489 148
                                    

" Maaf Yong. Bukan gitu maksut gue."

" Dinka, boleh kan gue deketin lo lagi?"

" Taeyong, gue sayang sama lo. Tapi gue gak mau egois. Kalau Yooa bisa bikin lo bahagia dan ngelupain gue, go ahead. Gue gak akan tega untuk nyakitin orang lain demi kebahagiaan gue sendiri."

" Sendiri? Kebahagiaan kita berdua Din." Taeyong mendekat ke arah Dinka, Dinka tetap diam meskipun kini bibir Taeyong sudah berada di bibirnya. Kecupan sekilas itu membuat Dinka mematung.

" Gak akan ada yang bisa gantiin lo Din, sekeras apapun gue berusaha. Jangan biarin gue ngerubah Yooa untuk jadi lo kalau gue maksa dia tetap di sisi gue." Telapak tangan Taeyong yang dingin meraba leher Dinka lalu berakhir di tengkuk gadis itu.

" Maaf Dinka." Taeyong mempersempit jarak di antara mereka, sebelum ia mencium Dinka lagi. Bukan sekedar menempelkan bibir seperti yang ia lakukan di awal, Taeyong menggigit bibir bagian bawah Dinka agar gadis itu membuka bibirnya. Dinka yang terkejut, karena ini kali pertama mereka sampai di tahap ini pun membiarkan Taeyong melakukan apa yang ia inginkan.

Taeyong melakukan ciuman itu selembut mungkin, sambil ibu jarinya terus mengelus pipi Dinka pelan saat bibirnya tengah sibuk bermain dengan bibir Dinka. Nafas mereka berdua memburu, terutama pada Dinka yang merasakan suhu tubuhnya terasa meningkat panas. Dinka yang awalnya hanya jadi pihak penerima, kini ikut mengimbangi permainan Taeyong.

Perlahan nafas Dinka terasa sesak, jantung gadis itu berdetak tak normal, kejadian malam itu muncul lagi di pikirannya.

Merasa ada yang aneh dengan Dinka, Taeyong memilih berhenti.

" Din?" Taeyong menepuk pipi Dinka, gadis itu semakin sulit bernafas.

" Dinka lo kenapa?!" Taeyong panik setengah mati melihat Dinka seperti ketakutan.

" Tae-yong...."

Taeyong menarik Dinka ke dekapannya, ia berusaha menenangkan Dinka dengan mengusap punggung gadis yang mai terisak di dekapan Taeyong..

" Sorry Din, sorry..."

" Taeyong... hiks."

" Gue gak akan begini lagi. Sorry Din..."

Dinka menangis sejadi-jadinya di pelukan Taeyong. Bukan karena Taeyong mencium Dinka selayaknya pria dewasa, tapi karena kejadian yang merubah hidup Dinka yang menjadi benci segalanya.

***

Taeyong masih menggenggam tangan Dinka, kadang ia memberi kecupan di punggung tangan Dinka.

" Gue udah gapapa Yong."

" Sorry Din, gue gak akan lost control lagi."

Dinka mengangguk sembari mengembangkan senyuman yang sangat Taeyong rindukan.

" Gue anter pulang."

" Besok bisa kan jemput gue?"

" Bisa kok!" Jawab Taeyong semangat.

" Barang gue banyak lho."

" Gue gendong sama elonya sekalian kalo perlu."

" Nanti malem gue mau pergi sama Chacha belanja buat besok. Lo mau gue masakin apa?"

" Lo yang lebih tau gue sukanya apa."

" Yooa ikut?"

" Nanti gue coba ngomong sama Yooa kalau kita balikan."

" Emang kita balikan?"

" Tadi kan udah... gak usah di bahas."

" Yaudah balikan. Akutuh gak suka di paksa." Ucap Dinka dengan nada manja yang mampu mengundang tawa kecil Taeyong.

ENOUGH! X LTY 🍁Where stories live. Discover now