L.23

2.8K 444 79
                                    

Dinka lebih sering mengurung dirinya di kamar, bahkan ia tak perduli saat Haechan atau Chacha berusaha mengajaknya bicara. Dinka menjadi lebih pendiam.

Ujian semester mulai berlangsung, Dinka semakin rajin mengunjungi perpustakaan untuk belajar.

Tapi Dareen seperti tak memberikan Dinka waktu yang tenang, bahkan di perpus Dareen berani mengganggu Dinka.

" Pergi." Ucap Dinka cetus ke Dareen yang duduk di sebelahnya.

Dareen seperti di buat tuli, ia malah menyandarkan kepalanya pada Dinka.

" Kakak ganteng masih mau sama Dinka."

Dinka yang kesal merapikan bukunya lalu keluar dari perpustakaan. Dareen segera menyusul Dinka dan menarik tangan Dinka paksa.

" Gue gak suka lo cuekin!"

Dinka memukul kepala Dareen dengan buku.

" Mau lo bunuh gue juga gue gak akan pernah nganggep lo ada. Ngerti?"

" Gimana kalau Taeyong tau cewek yang di sayang ini pernah gue sentuh?"

" Gue gak ada urusan sama Taeyong. Mau lo dorong gue dari atap kampus juga Taeyong gak perduli, jadi jauhin gue." Dinka melepas paksa tangannya dari Dareen.

" Kita buktiin aja gimana?"

" Lo bukan cuma ngeselin ya? Tapi lo itu PSIKOPAT  tau gak?!"

Dareen sudah melayangkan tangannya untuk menampar Dinka tapi tangan itu di tahan kuat oleh seseorang.

" Jangan beraninya sama perempuan. Malu sama yang di selangkangan." Ledek Jaehyun.

" Banyak juga yang siap pasang badan buat lo Din. Tapi sayangnya mereka telat."

" Mending lo pergi." Titah Jaehyun yang menghempaskan kasar tangan Dareen.

Dareen mau tak mau pergi. Taeyong dan gengnya tak berbeda, Jaehyun memang terlihat paling pendiam, tapi pukulannya bisa membuat Dareen masuk rumah sakit selama seminggu.

" Ikut gue." Jaehyun meraih tangan Dinka dan membawanya pergi ke kantin. Semua mata memandang ke arah Dinka dan Jaehyun yang mereka lihat sedang berpegangan tangan.

Jaehyun memaksa Dinka duduk di salah satu kursi kantin. Ia membelikan Dinka berbagai macam roti dan susu rasa blueberry. Jaehyun meletakkan roti dan susu yang ia beli untuk Dinka di atas meja lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan Dinka.

" Makan."

" Sebanyak ini?"

" Gue gak suka lo makin lama makin kaya triplek yang di tiup aja terbang."

" Se-serius?"

" Gue keliatan becanda?" Jaehyun menampilkan wajah dinginnya.

" E-engga."

" Buru makan."

Dinka mulai membuka satu bungkus roti dengan selai blueberry di dalamnya. Jaehyun menancapkan straw ke susu kotak kesukaan Dinka.

" Udah ada yang bilang belum?"

" Bilang apaan?"

" Lo cantik kalau pipinya lagi penuh." Jaehyun mengusap lembut pipi Dinka yang sontak membuat Dinka berhenti mengunyah.

" Kakak engga lagi sakit kan?"

" Kenapa? Lo takut Taeyong liat?"

" Bukan. Toh dia gak akan perduli kan?" Dinka terlihat seperti hamster yang sedang mengunyah batang seledri sekarang. Jaehyun yang biasa bersikap dingin saja bisa tertawa melihat adegan ini. Bagaimana bisa Taeyong sekuat itu menahan perasaannya hanya untuk memberikan Dinka pelajaran berharga.

ENOUGH! X LTY 🍁Where stories live. Discover now