"Ehem, pacarnya dicuekkin dong." Anggana berdehem sebari cengar-cengir.

"Hmmm." kata-kata yang keluar dari mulut Anggia.

"Anggia Putri Aningtias. Aa nyuruh kamu kesini tuh karena Aa kangen, orang lain aja kangen-kangenannya ngobrol kek atau apa kek. Lah kamu? malah asyik main game," ucap Anggana yang berhasil membuat Anggia menoleh dan memandang ke arahnya cukup lama.

"Bodooo," ujar Anggia santai dan kembali asyik dengan gamenya.

Anggana pun mendekatkan tubuhnya ke arah Anggia dan mengambil handphone yang sedang di genggamnya.

"Ihh, Aa apaan sihhh!" teriak Anggia tak terima.

"Lagian, kamu malah cuekkin Aa." jawabnya santai.

"Siniin ah, itu nanggung bentar lagi menang," ucap Anggia sebari cemberut.

"Kamu yaa, kalau Aa main game gak boleh. Lah ini? kamu sendiri?"

"Bodo ah, sana jangan deket-deket Gia," ujar Anggia yang seketika mendorong tubuh Anggana agar tak terlalu dekat dengan nya.

Bukannya menjauh, Anggana kini malah menidurkan kepalanya di paha Anggia.
"Aa tuh masih pusing tau."

"Ihh apaan sih, malah tiduran lagi."

"Sayang, pijitin kepala Aa sok. Pusing tau," ucap Anggana yang kini memasang wajah memelas so imut.

Anggia yang melihatnya pun memang merasa tak tega, dan ia pun menuruti permintaan Anggana.

Dengan segera ia pun memijit kepala Anggana dengan rasa kasih sayang, sehingga membuat Anggana terlelap tidur di pangkuannya.

***
Anggia memperhatikan wajahnya yang terlelap. Anggana memiliki halis yang tebal, bulu mata lentik dan hidung yang cukup mancung. Jari-jemari Anggia menyentuh lembut halis tebalnya, wajah Anggana mengerut tak nyaman,
Ekspresinya sungguh membuat Anggia gemas, jari jemarinya yang sedari tadi bermain dihalis tebalnya. Kini beralih ke bulu matanya yang lentik.

"Ini mah gue aja yang jadi cewe kalah," ujarnya sambil terkekeh pelan.

Anggia pun menghentikan keisengannya saat Anggana mulai mengeluh tak nyaman.
Anggia pun cukup terkekeh melihat tingkah laku Anggana yang cukup menggemaskan.
"Uuu tayang."

Anggia pun meraih handphonenya di dalam saku, ia melirik bahwa jam sudah menunjukkan pukul 22.05.

"Astaga, udah malam. Gue harus segera balik, besok masih ulangan terakhir." gumamnya dan berusaha membangunkan Anggana dengan menepuk-nepuk pipi Anggana.

"Aa ... Aa ...."

"Hemm."

"Aa ih. Gia harus pulang, besok kan masih ulangan."

Anggana pun membuka matanya meski terasa berat. "Nunggu A' Adit dulu ya sayang, kan Aa gak ada kendaraan buat nganterin kamu." jelasnya.

"Gia bisa pulang pake ojek kok, Aa." jawab Anggia asal.

Anggana pun langsung mengerjap dan memandang Anggia dengan serius
"Nggak! Aa nggak izinin kamu pulang malam gini pake ojek! Tetep harus Aa yang antar! Bentar lagi juga Adit pulang kok." jelasnya sedikit menekan yang menandakan tak ada penolakan.

Akhirnya batang hidung Adit terlihat juga. Dia pun masuk ke dalam kosan dan cukup membuat Anggana terkaget. Sebab, ia masih dalam pangkuan Anggia.

"Yee bangsat, ucap salam dulu kek," ucapnya yang masih salting.

Anggia hanya bisa terkekeh kecil dan tersenyum kearah Adit.

"Oooo kalian lagi pacaran toh. Hahaha, ya sorry kalau gue ganggu," ujarnya sebari cengengesan.

"Ehh Gia, gimana luka lo? Udah sembuh." tanya Adit.

"Ouh iyaa gue lupa ngasih tau Aa lagi" gumamnya

"Luka? luka apa emangnya?" tanya Anggana heran.

"E ... Ee gimana yaa,sorry ya Gana waktu itu gue gak sengaja nabrak Anggia sampe dengkul dan lengannya luka heheh." jawab Adit sebari menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Hah? Kok bisa? Lo sih Dit suka gak ati-ati ... mana cewe gue lagi yang jadi korban."

"Tapi, kamu gapapa kan Gia?" tanyanya.

"Udah Aa ... lagian Gia gapapa, toh A' Adit juga udah bertanggung jawab mau ngobatin dan nganterin Gia sampe rumah." jelas Anggia agar Anggana tak terus bertanya.

"Hemm okey, Aa antar kamu pulang ya," ucapnya.

"Dit, kunci motor. Gue minjem motor lo ya."

"Silahkan bosku."

***
Saat ini sudah menunjukkan pukul 23.45.

"Aa, dingin tau," ucap Anggia yang
kedinginan karena memang suasana malam.

"Biasanya juga meluk kok, peluk dong pacarnyaa," ujarnya.

"Dihh keenakan, Aa hahaha."

"Nggak lah, ke enakan kita berdua kali." jawab Anggana yang seketika membuat Anggia terkekeh.

Anggia pun memeluk Anggana dengan begitu erat, seakan -akan tak mau terpisahkan. Rasanya Anggia cukup rindu suasan seperti ini.

"Semoga aja, kita bisa terus gini ya Aa," ucap Anggia berbisik namun masih bisa terdengar oleh Anggana. Dan ia pun tersenyum lebar mendengarnya.

***

Huhuuu bentar lagi tamat nih cerita... Ga nyangka aja gituu udah mau tamat aja🥺

Jangan lupa Voment nya yaaa hargai setiap karya seseorang😊.

Ouh iyaa jangan lupaaa baca cerita ku yang lain yaa ... Nihh cerita nyaaa

 Nihh cerita nyaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan.... Selain kedua cerita ituuu aku juga punya kelanjutan cerita KITA PERNAH ADA, dengan judul KITA PERNAH ADA 2. Ceritanya gaK kalah seru kok.. jangan lupa di baca ya🖤



Kita Pernah Ada (Selesai✔️)Where stories live. Discover now