Topi Pemilah

4.5K 740 80
                                    

Disclaimer: I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!

Happy reading guyssss

○●○●○●○●○●○●○● ●○●○●○●○●○●○●○

     "Hermione Granger." Panggil McGonagall dengan suara lantang.

     Hermione tersentak, ia dengan perlahan maju ke depan. "Oh tidak. Okay, rileks." Gumamnya untuk menenangkan hatinya yang berdegup kencang.

     "Mental, anak itu. Kukatakan padamu." Kata Ron pada Harry.

     Hermione duduk di kursi tinggi itu, dan wanita itu menempatkan topi diatas kepalanya.

     "Ah, baiklah.. Mm.. benar"

     Remianda dan Harry menaikkan alis mereka ketika mendengar topi itu berbicara dengan sendirinya.

     "Oke. GRIFFINDOR!" teriak topi itu dan gemuruh tepuk tangan dan teriakan terjadi pada meja kedua dari sebelah kanan.

     "Draco Malfoy."

     Draco maju ke depan dan topi pemilah menatapnya sebelum ia duduk disana. "SLYTHERIN!" Teriak topi itu bahkan sebelum topi itu menyentuh kepala Draco.

     "Semua penyihir yang menjadi jahat berasal dari rumah Slytherin." Kata Ron dengan cepat pada Harry.

     "Susan Bones."

     Harry memandangi Seorang anak gadis dengan pipi chubby dan rambut merah maron keriting panjang, mendatangi podium dengan was-was.

     Ia mengedarkan pandangannya pada yang lain, dengan seketika ia seperti terkunci pada mata hitam yang tengah melihatnya juga dari meja para guru.

     "Akh!" Serunya ketika luka halilintar miliknya menjadi sakit begitu saja melihat orang itu.

     Remianda mengernyit melihat kembarannya mengusap-usap lukanya. "Ada apa? Apa kau sakit?" tanyanya dengan cepat.

     Harry menggeleng, ia tak ingin membuat Ron dan Remianda khawatir tentang dirinya. "Tak apa. Tak apa. Aku baik-baik saja." Katanya dan segera menutupi lukanya dengan beberapa rambut berantakannya.

     Remianda mengernyit. Ia mengikuti arah pandang Harry, dan dia langsung bertatapan dengan pria berambut hitam sebahu dengan hidung panjang nan pucat. Ia mengernyit sedikit ketika ekspresi pria itu terlihat begitu syok menatapnya. Kenapa ekspresi pria itu seperti itu padanya?

     Remianda seakan tersadar ketika tepuk tangan begitu riuh disana. Ia melihat anak gadis bernama Susan itu pergi ke meja rumahnya, Hufflepuff.

     "Ronald Weasley."

     Ron menganga dan Remianda serta Harry bersamaan menepuk pundak belakangnya untuk memberikannya semangat.

      Ron duduk disana, dan ketika topi itu dipakaikan di kepalanya, topi itu berseru. "Ha! Seorang Weasley! Aku tau apa yang harus kau masuki.. GRYFFINDOR!"

     Wajah Ron menjadi langsung rileks seketika. Remianda menoleh ke belakang dan mendapati tiga saudara laki-lakinya berdiri dengan senang dan bertepuk tangan.

     "Harry Potter."

     Sontak, ketika nama kembarannya disebutkan anak-anak lain kembali mulai membisikkan sesuatu pada satu sama lain. Remianda menepuk pundak Harry, dan memberikannya senyuman menenangkan sebelum Harry berjalan ke atas podium.

     Remianda menatap saudaranya yang ada di kursi tinggi itu. Jantungnya berdegup kencang.

     "Hmm ini sulit. Sungguh sulit. Pemberani. Pandai pula. Bakatnya ada, sungguh ada. Juga ada keinginan untuk membuktikan diri sendiri. Tapi, harus kutaruh dimana?"

Remianda Liliev Potter 1Where stories live. Discover now