Aku akan bersamamu, Harry

4.3K 712 7
                                    

Disclaimer: I do NOT own Harry Potter nor its universe, only ownership is Remianda and other additional characters!

Happy reading guyssss

○●○●○●○●○●○●                         ●○●○●○●○●○●○

     Semuanya berhenti seketika, Remianda mengedipkan kedua matanya dan berbalik menatap Harry yang terlihat memerah di wajahnya. “Harlet? Kau tak apa?” ia berlutut di hadapannya, “aku tak tau ini akan membuatmu kesakitan.” Ucapnya dengan tulus.

     Harry menggelengkan kepalanya, “tak masalah, Remmy. Tapi tolong jangan lakukan itu lagi kalau tidak dalam keadaan bahaya.”

     Remianda mengangguk, ia membantunya berdiri dengan mengalungkan lengannya di lehernya. Ia melihat Hagrid juga berdiri, “maafkan aku, Hagrid.”

     Hagrid mengibaskan tangannya di udara dengan santai, “tak masalah, Remianda. Kecelakaan sihir dalam bentuk kanak-kanak tak akan membuat masalah. Tetapi, “ ia berhenti sejenak. “untuk persoalan kecelakaan sihirmu, kurasa ini pertama kali yang membuatmu marah, eh?”

     Remianda mengangguk, “Aku biasanya menahannya, namun ketika ia membicarakan hal buruk tentang ibuku, aku tak ingin menahannya lagi. Ibu kami seorang yang pemberani, begitu juga dengan ayah kami. Sangat memalukan mereka tak ada disini untuk menarik lidah kalian keluar.” Ia menatap kedua paman dan bibinya, yang takut-takut dalam melihatnya, “Sekarang, kembali dalam topik. Kalian mengatakan orang tua kami meninggal dalam kecelakaan. Jadi bagaimana dengan ledakan itu?”

     “Kecelakaan mobil?” Hagrid mengulanginya. “Kecelakaan mobil menewaskan Lily Evans dan James Potter?”

     “Kami harus mengatakan sesuatu.”

     “Ini keterlaluan! Ini namanya skandal!”

     “Mereka tetap tak akan pergi!” kata Vernon.

     “O-huh..” Hagrid mencemooh dirinya, “Dan seorang muggle yang hebat sepertimu dapat menghentikannya?”

     “Muggle?” tanya si kembar dengan bersamaan.

     Hagrid melirik kepada si kembar, “orang-orang yang tak mengerti sihir.” Sebelum menatap kembali kepada Vernon dan Petunia. “Kedua anak ini sudah “terdaftar” sejak mereka lahir. Mereka akan pergi ke sekolah sihir terbaik di dunia.. dan! Ia akan berada di bawah bimbingan Kepala Sekolah terbaik yang pernah ada di Hogwarts, Albus Dumbledore.” Katanya dengan begitu bangga.

     “Aku tak mau membayar seorang tua bangka mengajarkannya tipuan sihir!”
Hagrid mengeluarkan payung merah mudanya dan mengarahkannya pada Vernon, “jangan pernah menghina Albus Dumbledore di depanku.” Ancamnya dan sekilas melirik bokong Dudley yang tengah mengarah padanya ketika mulutnya memakan kue ulang tahun milik si kembar.

      Ia menyentakkan payungnya ke arahnya, membuat Dudley memiliki ekor babi di bokongnya.

     “AHH!” teriak Petunia. Mereka berteriak bersama-sama kacau dengan ekor babi yang muncul di pantat Dudley.

     Harry dan Remianda menikmati pertunjukkannya dengan senyuman Bahagia. Hagrid berdeham untuk mengambil perhatian mereka, “Aku akan sangat menghargainya jika kalian tidak mengatakannya pada siapapun di Hogwarts tentang peristiwa ini.” Ia mengesturkan pada keluarga Dursley, “sesungguhnya aku tak boleh melakukan sihir.” Bisiknya lagi kepada mereka berdua.

     Harry mengangguk, “okay.”

     “Seharusnya kau memberikannya ekor keledai,” kata Remianda dengan menatap keluarga Dursley yang tengah berteriakan seperti orang gila. “Tapi, tak apa. Otaknya kan sudah seperti otak keledai.”

     Hagrid tersenyum pada tingkah laku anak gadis itu. Untuk sejenak ia salah mengira bahwa saudari Harry adalah seorang laki-laki, ia harus menerka kembali beberapa tahun ketika ia mengangkut 2 bayi kembar.

      Terlihat jelas, bahwa gadis ini sungguh memiliki perawakan mirip seperti ibunya, namun kedua bola mata dan sifatnya, Hagrid merasa ia lebih ke James Potter.
Harry dan Remianda sungguh seperti kedua orang tua mereka.

      Dan Hagrid bersumpah, seluruh staff di Hogwarts akan mengalami shock sesaat ketika melihat mini Lily Evans dengan mata hazel dan rambut keriting seperti laki-laki, dan mini James Potter dengan kedua bola mata berwarna hijau berlarian di koridor sekolah.

     Hagrid akan sungguh menantikan semua ini.

     “Ops!” Seru Hagrid dengan melihat jam bulatnya. “Kita sedikit terlambat. Sebaiknya segera berangkat.” Ucapnnnya dengan berjalan ke pintu keluar, menariknya sampai terjatuh, sebelum berbalik menatap kedua penyihir cilik itu.

      “Kecuali kalau kalian mau tinggal disini, tentu saja.”

     Kedua kembar itu bertukar pandang, Remianda memegang tangan saudaranya dan tersenyum lebar, mencoba untuk meyakinkan Harry akan keputusan mengikuti Hagrid.

      “Aku akan bersamamu, Harry.”

Remianda Liliev Potter 1Where stories live. Discover now