Ngidam

165 14 5
                                    

Sequel dari 'Tak Kenal maka Ta'aruf'

HAPPY READING!

🌼🌼🌼

Sumber kebahagiaan sepasang suami istri itu ketika sang istri tengah berbadan dua. Kehidupan makhluk lain di rahimnya akan menghiasi kehidupan rumah tangga mereka.

Namun, tak semudah itu, banyak lika-liku dan kendalanya. Salah satunya ketika sang istri ngidam.

"Pa, paaah! Bangun dong pa..."

Naib yang baru saja terlelap 10 menit yang lalu terpaksa bangun, mendapati istrinya tengah menatapnya dengan tatapan memelas.

"Ada apa ma?"

Bibir (Y/n) mengerucut, tangannya memainkan ujung kaos Naib, "pengen mie ayam.."

Naib duduk, setelah mengusap matanya ia melirik jam dinding. Pukul 23.09.

"Ma.. besok ya papa belikan.. jam segini warung mie ayam sudah pada tutup.."

(Y/n) makin mengurucutkan bibirnya, "pokoknya mau mie ayam.. laper.."

Naib mendesah, ia baru saja pulang dan baru 10 menit memejamkan mata. Ia sungguh lelah, tetapi ia harus ekstra sabar menghadapi istrinya yang tiba-tiba ngidam tengah malam begini.

Naib teringat sesuatu di lemari makanan, "mm.. bikin mie ayam sendiri ya? Ada indomay di lemari makanan, ntar kukasih potongan daging ayam, gimana?"

Sungguh, ini hanya akal-akalan Naib agar tidak keluar rumah. Ia sungguh lelah dan mager alias malas gerak.

Mata (Y/n) berkaca-kaca, tangannya mengelus perutnya yang sedikit buncit, "nak.. papamu tega mbiarin mama sama anaknya laper, cuma gara-gara papamu mager..."

Mampus.

Naib terkekeh, dalam hati ia malu ketahuan mager, lalu memeluk (Y/n) pelan, "oke.. oke.. akan kubelikan mie ayam. Tunggu ya, (Y/n)ku sama anakku sayang.. sabar ya, papa keluar dulu beli mie ayam~"

Pria itu memakai jaketnya kemudian mengambil kunci motor dan bergegas keluar mencari mie ayam.

Tapi yang namanya tengah malam, warung dan restoran banyak yang tutup. Apalagi yang jualan mie ayam. Kurang umum jualan tengah malam begini.

Setelah berkeliling hampir satu jam, akhirnya Naib menemukan satu warung kecil yang hampir mau tutup. Di banner warung yang tidak terlalu besar itu bertuliskan 'sedia mie ayam'.

"Pak, pak!"

Naib buru-buru turun dari motor dan menghampiri bapak-bapak yang tengah membersihkan meja.

"Iya pak, ada apa? Kami hampir tutup..."

"Istri saya sedang ngidam pak-"

"Ya itu urusan anda, masa saya yang ngurusi ngidamnya istri bapak,"

Rasanya Naib ingin menonjok bapak-bapak di depannya, sudah lelah, omongannya di potong. Tetapi ia masih tau sopan santun.  Sepertinya ia salah bicara.

"Istri saya menginginkan mie ayam, pak. Saya mohon, saya ingin pesan satu saja porsi mie ayam," ujar Naib pelan sambil meredam emosi.

"Waduh... gimana pak.. kami mau tutup, tapi kalau bapak bersedia membantu cuci piring, saya bisa membuatkan pesanan bapak,"

'Ck, gak papalah, demi anak istri!'

Akhirnya, Naib membantu bapak pemilik warung mencuci piring, sementara bapak itu membuatkan seporsi mie ayam.

Story Of Us (Naib x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang