Melupakan (2)

156 20 7
                                    

🌼🌼 This is song fict 🌼🌼
Enjoy reading 😊

💔

'Semangat, sayang~ I love you UwU'

'Uuuh aku suka kuenya! Love you, darling... terimakasih,'

'Oh my god, bagus banget... iiih jadi makin sayang deh!'

'Lucu ih! Kamu tahu saja apa yang kusuka... love you,'

'Hati-hati, sayangku,'

'Arghh kamu tuh ya... jangan malas dong, dasar big Baby~'

'Naib, kau tahu... aku sungguh mencintaimu,'

'Aku cinta kamu, sangaaaat!'

'Aku mencintaimu,'

Aku banyak mengatakan 'aku mencintaimu' entah seberapa banyak yang telah kukatakan.

Apa... kamu juga mencintaiku?

Reader's POV

'Ah... sudah pagi rupanya,'

Samar-samar, cahaya mentari masuk melewati celah jendela kamarku. Aku pun memulai rutinitas pagiku seperti biasa. Mandi, sarapan, lalu berangkat ke tempat kerja. Aku bekerja pada salah satu perusahaan penerbit majalah, menjabat sebagai editor.

Sial, sepertinya pagi ini aku akan terlambat. Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, sementara jam kerja dimulai 15 menit lagi. Kalau aku jalan kaki akan memakan waktu lama.

'Ah ya! Aku kan bisa bonceng Naib!'

Aku berlari sebelum kemudian aku tersentak. Bodohnya aku, kami kan sudah tidak ada hubungan lagi! Sadar (Y/n), sadar!

🔸🔸🔸

"Kak, minta tolong ya ini dibenarkan... desain tulisannya agak aneh,"

Aku memfokuskan diri melaksanakan pekerjaanku. Ini awal bulan, sudah waktunya majalah baru untuk diterbitkan. Aku juga sudah membenahkan beberapa letak artikel pada majalah, lalu meminta perbaikan artikel pada penulis, dan yah.. sebagaimana tugas seorang editor. Sudah tiga jam aku berkutat dengan pekerjaan, setengah jam lagi memasuki jam istirahat.

'Oh iya, aku mau memberi kabar ke Naib,'

Mengambil ponsel, lalu terdiam lagi.

'Oh ya... buat apa aku memberi kabar? Kenapa aku masih teringat dia? Dia Cuma mantan, bukan siapa-siapaku lagi!'

Mencari kontak Naib, kemudian menghapusnya. Aku sudah tidak mau menghubungi lelaki itu. Lelaki yang apabila terlalu sibuk dengan pekerjaannya, dia sudah lupa dunia. Lelaki yang menyebutku 'terlalu manja' dengan kasarnya. Padahal... karena pekerjaan masing-masing, aku dan Naib menjadi berjauhan.

"Kamu terus mengabaikanku! Kamu tau, kamu itu terlalu sibuk, sampai-sampai kamu lupa ada kekasihmu disini?!" aku marah padanya. Aku tahu dia sedang lelah, aku hanya ingin menghiburnya! Aku ingin melepaskan rasa penatnya akibat kasus yang sedang ia dan partnernya pecahkan! Tapi.. apa yang kudapat?

"Kau sangat berisik, (Y/n)! Tolonglah, aku sedang lelah. Jangan mengangguku, dasar wanita manja!"

Sakit rasanya, telinga maupun hatiku. Dikatai manja, padahal aku jarang begitu. Sejak saat itu, aku dan kamu menjadi jarang berkomunikasi. Memberi kabar pun hanya beberapa kali.

🔸🔸🔸

Sebelum tahun baru, perusahaan penerbit diminta untuk mengerjakan beberapa majalah beredisi sekaligus. Ini agar pegawai perusahaan mendapat cuti lebih lama. Oleh karena itu, sebulan penuh kami sangat sibuk melaksanakan pekerjaan ini. Aku pun mulai berhenti memberi kabar pada Naib. Ya.. lagipula pemuda itu sedang melakukan perjalanan ke luar negeri. Dia jauh dariku, makin jauh. Aku pun mulai mengabaikannya, meski dia menghubungiku, mengirim pesan lewat SMS maupun email. Aku hanya menjawabnya beberapa kali, itu pun jawaban singkat. Aku tidak ada waktu untuk mengurusi itu. Pekerjaan itu lebih penting, kan? 🙂

Story Of Us (Naib x Reader)Where stories live. Discover now