DN : Hilang

Mulai dari awal
                                    

"Masuk!" Gue melangkahkan kaki gue dengan langkah yang berat

"Kenapa Bee? Jihan lo ngapain disini?"

Wanita itu Jihan! Orang yang dendam setengah mati sama gue, dan sekarang dia ada di ruangan tunangan gue, ngapain?

Jihan berdiri dari duduknya dan menghampiri Idan yang tengah duduk di kursinya

"Untuk mempersingkat waktu, saya cuma mau bilang kalo Jihan ini tunangan saya, minggu depan kita akan menikah!" Gue syok bukan main, gue berusaha positif thingking mungkin dia bercanda

"Kamu lagi becanda kan Bee? Jawab aku!" Jihan hanya diam dan sesekali tersenyum liciknya terukir

"Saya serius, saya tidak pernah main main tentang perasaan! Saya mencintai Jihan dan saya akan menikahinya." Hati gue sesak mendengar Idan dengan lancarnya berkata seperti itu, lebih sesaknya lagi saat mengingat bahwa Jihan itu teman gue, bahkan saat itu Idan pernah bilang meskipun Jihan sangat mencintainya tapi dia akan tetap mencintai gue, tapi kenyataannya apa? Dia berpaling dari gue! Berpaling ke orang yang dulu gue takutin rebut Idan, dan benar saja itu terjadi!

Air mata gue menetes perlahan, gue gak bisa menahan air mata gue yang memaksa ingin keluar

"Tapi Bee, PR yang aku berikan ke kamu udah kamu kerjain Bee, Aku udah suka dan cinta sama kamu Bee!" Gue semakin melemas. Dengan susah payah gue menengok ke arah Idan dan Jihan yang lagi bermesraan

"Saya gak bisa nunggu kamu! Dan sekarang saya cinta sama Jihan, dan perasaan saya sama kamu udah gak ada, perasaan saya udah hilang ditelan waktu, kamu fikir nunggu itu hal mudah? Tidak!" Kata Idan sembari mencium tangan Jihan. Ini pertama kalinya Idan membentak gue, selama ini dia gak pernah bentak gue.

"Tapi kamu udah janji bakalan nunggu aku, bakalan selalu cinta sama aku Bee!" Air mata gue mulai deras, membasahi pipi gue

"Itu dulu! Intinya sekarang saya akan menikahi Jihan, saya mencintai Jihan. Ini, saya sudah tidak membutuhkan lagi, saya sudah punya yang baru!" Idan menghampiri gue dan menyerahkan cincin yang selama ini ia kenakan, cincin yang menjadi tanda bahwa kita terikat satu sama lain

Tapi sekarang, Idan telah mengenakan cincin yang berbeda dan Jihan pun sama, dia mengenakan cincin. Mungkin itu cincin pertunangan mereka

Idan berjalan menuju tempat semula

"Tapi Bee! Kamu janji Bee!" Gue hendak menghampiri Idan tapi Jihan berhasil menghalangi gue

"Udahlah, Idan lebih milih gue daripada lo!" Idan? Jihan panggil Idan dengan sebutan Idan?

Idan dan Jihan berlalu begitu saja, meninggalkan gue dengan luka di ruangan hampa ini

Hari ini, hari terburuk selama gue hidup, gue memandangi cincin yang Idan berikan tadi, gue melepas cincin yang selama ini bertengger manis di jari gue

Wildan Gerta Ghaisan, tulisan yang tertulis didalam cincin gue

Meira Gaffi Gamora, tulisan ini tertulis rapih di cincin Idan

Dua cincin tersebut menjadi bukti keterikatan kita satu sama lain, ingin rasanya gue menampar Jihan yang dengan mudah merebut tunangan gue, tapi apa daya? Gue terlalu lemah untuk melakukan hal tersebut

Gue berdiri dan berjalan gontai menuju parkiran, menyeka bekas air mata di pipi gue

Gue tau, menyetir dalam keaadaan kacau seperti ini sangat tidak dianjurkan, tapi gue bisa apa? Gak ada pilihan lain

Dibenak gue terbesit fikiran untuk menemui Arden, gue yakin Arden pasti tahu semuanya

Gue menyetir dengan air mata yang terus mengalir, gue menyeka lagi dan air mata itu terus jatuh

Dosen Nyebelin ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang