waktu terbaik

22 2 0
                                    

Entah semuanya berubah secara mendadak setelah pertemuan Deon dan Ara terakhir kali.

Gadis penikmat martabak kacang coklat itu sudah benar-benar pergi dari kehidupan Deon. Dan Deon, menerima keputusan yang dibuat Ara sepihak.

Setiap cerita, akan mempunyai kisah akhirnya, dan menurut Deon, ini adalah waktu terbaik untuk mengakhiri ceritanya.

"Ara kemana? Tumben lo nggak bareng Ara?"

Suara Reyhan menginterupsi Deon untuk menoleh ke arah Reyhan—laki-laki bermata sipit.

"Kalau nggak ada di sini, ya berarti nggak di sini," balas Deon dengan santai.

"Lo nyerah?"

"Dia yang nggak mau gue perjuangin, Han."

Untuk kali ini, entah mengapa terasa ringan untuk diucapkan oleh Deon. Walau masih ada sesak, rasanya tidak seperti sebelumnya.

"Gapapa, Bro! Perempuan di dunia ini bukan Ara aja. Dan, mungkin bukan Ara yang tepat buat lo, begitupun sebaliknya."

Deon mengangguk menyetujui perkataan Reyhan, kali ini Reyhan ada benarnya.

Waktu mempunyai limitnya masing-masing, dan mungkin kisah Deon dan Ara sudah di batas limit. Ara dan Deon pernah bersama, namun bersama adalah kata yang tidak akan pernah kekal.

🍕
Gue tau, Ra. Hidup gue akan baik-baik aja tanpa lo, dan lo juga harus begitu.
🍕

[Author's note]

Entah kenapa pas gue baca ulang part ini gue langsung, "apa-apaan sih? kok gue bisa bikin yg kaya gini?" Wkwkwk. Nggak nyangka aja pikiran gue se-random ini.

Finally, di waktu terbaiknya, Arandeon tamat dengan ending yg b aja, HAHA.

Yaa gue cuma mau kasih pesan, semua yang dimulai itu pasti ada akhirnya. Udah sih gitu aja.

Semangat buat semuanya!!!

—Fian.

TNS [4] : Arandeon✔Where stories live. Discover now