Bab 5 (Dia Calon Suamiku)

40 8 0
                                    

Ke esokkan harinya, Aisyah sedang berkutat di dapur bersama tepung. Gerakan tangannya mengaduk adonan begitu malas dan pelan, matanya pun entah mengarah ke mana. Pikiran Aisyah pagi ini benar-benar tak menentu. Ia masih tidak menyangka, seseorang yang akan menjadi suaminya adalah Fahri. Mereka bahkan baru bertemu dua kali, dan hal itu selalu membuat jantung Aisyah berdegup kencang. Dan juga keringat dingin selalu membasahi keningnya karena gugup.

Bayangan wajah Fahri yang begitu tampan, dengan sorot mata biru laut yang begitu indah, melintas dalam pikiran Aisyah. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat sambil menggeleng.

“Woy!”

Salsa mengejutkan Aisyah dengan mencengkeram bahunya secara tiba-tiba. Kalau saja Aisyah punya riwayat penyakit jantung bawaan, entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Aisyah hanya bisa mengelus-ngelus dadanya. Begitu kesal dengan tingkah Salsa, Aisyah dengan gemas mencubit pipinya yang chubby. Rintisan dan tawa renyah pun terdengar dari keduanya.

“Kamu, sih. Pagi-pagi udah ngelamun aja.”

“Ya kamu ngapain juga ngagetin aku kayak gitu!”

Salsa hanya nyengir tanpa dosa, dengan memperlihatkan deretan giginya yang berbehel.

“Ngelamunin calon suami kamu, ya. Hayoloh …,” tebak Salsa dan Aisyah menyangkalnya dengan ketus.

“Ih! Sok tau!”

“Eh, tapi gimana dia? Ganteng gak? Apa jangan-jangan Om-om, ya?”

Aisyah mengembuskan napasnya dengan kasar. Bola matanya berputar dengan malas. Ia pun  menjawab, “Jangan mikirin yang aneh-aneh, deh. Gak mungkinlah Ayah menjodohkanku dengan laki-laki tua!”

Salsa kembali tertawa lepas. Ia sebenarnya hanya ingin menggoda sahabatnya itu. “Jadi gimana?” tanyanya lagi.

Aisyah yang masih setia mengaduk adonan kue pun mengembuskan napas. “Ya gak gimana-gimana, ternyata dia pernah datang ke toko ini.”

Salsa cukup terkejut, ia ingin berkomentar kembali. Namun tiba-tiba suara deheman seseorang membuat Aisyah dan Salsa mengarahkan pandangannya.

“Raihan!”

Teriak Aisyah dan Salsa hampir bersamaan. Aisyah langsung melepaskan tangannya dari adonan kue dan melepas celemeknya. Sedangkan Salsa langsung saja menghampiri Raihan yang berdiri di depan pintu dapur.

“Kenapa gak ngabarin? Kalau enggak kan kita bisa jemput,” ucap Salsa.

“Sengaja, mau ngasih kalian kejutan.”

“Iya! Dan kami sekerang sudah terkejut melihat kamu tiba-tiba ada di sini,” sahut Aisyah sedikit sewot.

Raihan pun tertawa renyah melihat ekspresi kedua sahabatnya itu. Rahang tegasnya yang dipenuhi bulu-bulu halus dan tipis, terlihat menggoda saat ia tersenyum. Mereka bertiga pun keluar menuju salah satu meja yang tersedia untuk para pelanggan menunggu.


☘☘☘

“Gimana keadaan kalian?” tanya Raihan ketika mereka sudah duduk.

Cupcake's Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang