• epilogue [ 1 / ... ] •

Mulai dari awal
                                    

Sekali lagi, beruntung mereka berdua punya orang tua yang terbuka soal ini. Apalagi jika sudah melihat Jungkook begitu manja kala mendapat aftercare setelah melakukan seks. Mau marah bagaimana toh wajar juga bagi pasangan yang itungannya masih baru, semua pasti pernah muda dan masih menggebu-gebu seperti mereka berdua.

Hingga saat Jungkook malah hamil ditengah-tengah proses pengerjaan skripsinya, yang tidak habis pikir tentu malah orang tua mereka. Katanya mau menunda inilah itulah sampai selesai skripsi lah, tapi yang terjadi malah berakhir mendapat positif dua garis bahkan saat Jungkook masih baru memulai proses pengerjaan skripsi di bab dua.

Baik Taehyung maupun Jungkook hanya tertawa saja. Lagipula kehadiran anak juga bukan menjadi hambatan. Hanya saja mungkin jika Jungkook masih sering praktikum seperti semester sebelumnya tentu akan jadi sangat melelahkan baginya.

Tapi berbeda dengan saat pengerjaan skripsi apalagi dosen pembimbingnya adalah suaminya sendiri. Betapa beruntungnya Jungkook bisa berkonsultasi sambil bermanja. Begitu bersemangat menyelesaikan tugas akhirnya terlebih dengan pergerakan bayinya yang benar-benar membuat hatinya selalu berbunga-bunga.

Jungkook juga sudah menyelesaikan sidang dan yudisiumnya satu bulan yang lalu dengan sangat baik. Taehyung tak punya kata selain bangga untuk suaminya tersayang.

Apalagi berat badannya bertambah naik begitu banyak dan setiap melakukan pemeriksaan ke dokter, Jungkook selalu mendapat banyak pujian karena ia begitu jarang merasa stress dan bayi mereka tumbuh dengan sangat baik juga sehat meski terkadang pola tidur Jungkook masih sering berantakan akibat cemas yang dialaminya tiap bayinya terlalu aktif hingga tengah malam.

Sekarang ini akhir minggu omong-omong. Jadi Taehyung sedari pagi sudah sigap menyusun sofa pada balkon juga membuatkan susu kehamilan agar bisa dinikmati oleh Jungkook selagi berjemur disana.

Menyaksikan mudanya yang pipinya semakin berisi dan nampak begitu menggemaskan saat menghabiskan susunya terasa menyenangkan baginya.

Taehyung tidak bosan memandangi Jungkook seharian. Menyaksikan betapa indah entitas mudanya yang kali ini menggunakan celana kain longgar dan sweater kebesaran, namun pada bagian perutnya dibuka lebar-lebar dengan harapan agar kulit perutnya berinteraksi langsung dengan cahaya matahari.

"Bayi kecilku sudah bangun, pintarnya anak baik ..."

Jungkook tertawa sebab saat Taehyung memuji bayinya seperti itu kramnya selalu mendadak mereda. Bayinya ini sepertinya memang sangat menyukai Babanya mengingat saat diajak bicara, ia selalu jadi responsif sekali.

Jungkook juga tahu kalau diam-diam suaminya hampir setiap hari menghubungi Ayah, Minjae dan Yoongi untuk berkonsultasi soal apa yang harus ia lakukan agar bayinya tumbuh dengan baik dengan bantuan eksternal yang sekiranya bisa ia usahakan. Termasuk ilmu memuji tiap kali anaknya merespon pertanyaannya seperti ini, pasti juga merupakan oleh-oleh dari konsultasi harian yang selalu ia lakukan.

Jungkook kadang bisa mendadak menangis tiap menyaksikan suaminya menempelkan telinga pada permukaan perutnya seolah tengah mendengar apa yang anaknya bisikkan. Hatinya hangat, terharu sebab ini selalu jadi momen yang ia nantikan sejak mengandung Haru dua tahun yang lalu.

"Menangis terus, nanti tampannya hilang." Jungkook merengut saat suaminya berkata sambil mengusap lembut pipinya yang basah dengan punggung tangan. "Memang terharu, Hyung tidak lelah apa manis terus begitu?"

Yang lebih tua hanya tersenyum sebelum menjatuhkan kepalanya lagi diatas paha juga menghujani sisi kanan pusarnya dengan banyak kecupan. "Tidak, soalnya kau juga tidak pernah lelah memanja diriku. Maaf ya Hyung juga mengajakmu berciuman banyak dan seks terus akhir-akhir ini, habisnya kau cantik sekali."

amante | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang