40. EACH OR EACH OTHER

Mulai dari awal
                                    

“Kenapa sih bisa sakit gini? Kan semalem masih bisa teriak-teriak tuh.”

“Hm.”

“Ih, Vino jawab pertanyaan aku!”

Vino menghela napas pendek. “Sakit, Na.”

“Sakit apa?”

“Hati.”

“Liver?” Mata Alana membeliak. “Ya ampun, Vino!”

“VINO, YANG BENER?!”

Vino memejamkan kedua matanya seraya memijit pelipisnya. Dongkol.

“Vino.” Alana memelankan ucapannya.

“Sakit hati, Na, sakit hati.” Vino melengos. “Bukan sakit liver.”

“Bukannya liver artinya hati, ya?” tanya Alana polos. Mungkin ketularan Virgo.

“Serah kamu, deh.” Vino berdecak. “Udah sana kamu ke sekolah!”

Alana mencebik kesal. “Iya,” balasnya. “Kirain tadi mau ngapain manggil aku ke sini.”

Vino meringis pelan. “Sini bentar deketan.”

“Mau ngapain?”

“Peluk aku, dong.”

“Biar apa?” tanya Alana lagi.

“Biar cepet sembuh.”

“Oh gitu. Iya udah deh.” Alana pun mendekap Vino erat sampai cowok itu kesusahan bernapas. “I love you!” Setelah mengucapkannya Alana sempat mengecup singkat pipi Vino. Hingga membuat pipi cowok itu memerah.

Love you too.”

^^^^

Hari ini, Mayra yang mengantarkan Alana dan Fanie ke sekolah. Mayra tidak akan membiarkan kedua anak itu menaiki bus atau semacamnya. Karena Alana yang masih terbilang polos, juga Fanie yang tampaknya agak pendiam.

Sesekali, Mayra melirik Alana dan Fanie yang sedang mengobrol di belakang. Hingga sepenuhnya fokus menyetir dan membiarkan mereka berdua saling bercanda.

“Fanie, entar lo bakalan jenguk Vino pulang sekolah, kan?”

Fanie diam. Ia menunduk sembari mengepalkan kedua tangannya di samping. Butuh waktu beberapa saat untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak perlu bersikap seperti ini. Mendengar Vino sakit tentu saja langsung membuatnya khawatir. Membayangkan kejadian Quilo menimpa Vino juga.

Sungguh, Fanie tidak mau terjadi apa-apa pada Vino. Ia menyayanginya. Namun, entah sebagai apa. Ia masih bingung.

Tolong, jangan menghakimi dirinya karena ini.

“Fanie?”

Fanie mengerjap. “Iya, Al. Temenin gue, ya?”

“Apa sih yang nggak buat lo, Fan.”

“Makasih.”

“Sama-sama.”

“Gue tau lo itu sayang sama Vino lebih dari teman. Soal lo putusin dia, gue yakin lo gak sadar itu.”

“Maksudnya?”

^^^^

“Maksudnya tuh, kamu harus paham dulu konsepnya. Pelajaran matematika bukan tentang menghapal rumus tetapi tentang pemahamannya, Fan.”

[SHS 2] - ANNI(Ad)VERSARY ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang