#11

10.6K 1.3K 241
                                    

Oh iya, kemaren yang pingsan duluan itu jaemin ya... Takutnya kalian salah ngira hehe
.
.

Pertama kali Jaemin membuka mata hanya terdengar suara pekikan yang tertahan dari seseorang di dekatnya. Pandangannya masih mengabur juga kepalanya terasa pening. Bahkan pandangannya terasa berputar.

"D-donghyuk..."

Nama itulah yang pertama kali ia ucapkan saat ia bisa mengumpulkan kesadarannya.

"Jaemin, kau sudah bangun, sayang. Astaga! Akhirnya anakku yang idiot ini membuka matanya!"

Jaemin tersenyum tipis meskipun sang ibu mengatainya. Dia bisa melihat ke dalam kedua bola bening itu berkaca-kaca.

"Jaemin, tunggu di sini sebentar ya. Eomma akan memanggil dokter dan memberitahu appamu jika kau sudah siuman."

Jaemin mengangguk. Ibunya mengusap rambutnya dan mencium dahinya lembut. Dalam hati Jaemin mendecih, ibunya selalu memperlakukannya seperti bocah.

Hyoyeon tersenyum, lalu pergi meninggalkan Jaemin.

Obsidiannya memandang keluar. Musim gugur sudah mencapai penghujung. Sebentar lagi natal akan datang, tapi keadaannya semakin kacau.

Pikiran Jaemin melayang. Berputar pada kejadian di malam itu. Donghyuck menyelamatkannya dari tusukan pisau.

Jaemin tercekat. Bagaimana keadaan Donghyuk sekarang? Apa dia baik-baik saja?

Jaemin menjerit dalam diam. Segitu besarkah Donghyuck mencintainya? Dia mengorbankan apa pun demi dirinya.

Tapi kenapa saat itu Jaemin masih meragukan kasih sayang Donghyuck.

Apakah kau menyesalinya, Jaemin? Yeah, para readers harap kau menyesal. Karena tidak ada yang mencintaimu dengan tulus selain Donghyuck.











Jaemin memandang sekitar, ibu dan ayahnya di sini. Bahkan orang tua Donghyuck, Mark, Renjun, serta Jeno juga ada di sini. Tapi kenapa dia tidak menemukan Donghyuck.

Apa yang terjadi? Sungguh, Jaemin risau jika kenyataan buruk yang menimpanya.

"Di mana Donghyuck?"

Jaemin sedikit menggeram. Muak melihat mereka hanya menundukkan kepalanya dalam. Tak ada yang mau menjawab pertanyaannya.

Sejak ia sadar, tidak ada yang membicarakan keadaan Donghyuck. Bahkan orang tua Donghyuck diam membisu. Mereka hanya membicarakan dirinya yang tertidur selama tiga minggu.

Dan selama itu Jaemin tak tahu apa yang terjadi.

"AKU BILANG DI MANA DONGHYUCK? APA KALIAN TULI? DI MANA DONGHYUCK-KU?!"

Jaemin berteriak penuh kefrustasian. Dia mencoba memberontak bangun dari posisinya.

"Jaemin, tenanglah. Donghyuck tidak akan suka jika kau menyakiti dirimu seperti ini," Jiyong-- ayah Donghyuck menepuk bahu Jaemin pelan.

"Paman, katakan Donghyuck di mana. Dia baik-baik saja kan?"

Hening kembali melanda. Jiyong menundukkan kepalanya, menghembuskan napasnya perlahan. Memandang Jaemin dengan sorot sendu.

"Donghyuck... dia telah pergi."

Tubuh Jaemin melemas, setetes liquid keluar dari matanya.

Dadanya sesak, hatinya sakit seperti teriris dan ditaburi garam di atasnya.

"T-tidak! Itu tidak mungkin!"

Jaemin menggelengkan kepalanya kuat, menampik kenyataan yang ada. Wajahnya memerah bahkan sampai ke lehernya. Tidak boleh. Donghyuck tidak boleh meninggalkannya secepat ini.

Liar || JaemhyuckWhere stories live. Discover now