#1

21.4K 1.9K 67
                                    

.

[REMAKE]

Disclaimer:

Vkook- Liar © JiaJeon

.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi tirus seorang pemuda yang mempunyai surai hitam. Pemuda itu tersenyum pongah seraya memegangi pipinya yang terasa panas.

"Kenapa kau belum berhenti juga?" tanya pemuda yang menjadi pelaku penamparan.

"Berhenti? Apa maksudmu, sayang?" Pemuda yang ditampar itu malah balik bertanya. Tidak mengetahui jika pemuda manis yang ada di depannya sedang menahan amarahnya sedari tadi.

"Kau balapan liar 'kan tadi malam?"

Jaemin hanya mendengus, merasa geli mendengar perkataan kekasihnya. "Ayolah, aku sering melakukannya dan kau tidak pernah semarah ini sebelumnya." sahut Jaemin santai.

Jaemin mengambil bungkus rokok yang ada di dalam sakunya. Mengambil satu batang dan menyalakannya dengan pemantik. Lalu menyesap rokok tersebut.

"NA JAEMIN! Tak bisakah kau mendengarkanku sekali saja?" bentak Donghyuck. Ia merasa sangat kesal dengan kekasihnya yang tak pernah mau menghargai orang lain.

"Apalagi Hyuck? Lagi pula telingaku tidak akan lari ke mana pun. Aku mendengarmu dan berhenti berteriak," ucap Jaemin malas. Dalam hati ia sedang tidak selera harus bertengkar dengan kekasihnya karena hal sepele.

Donghyuck mengepalkan tangannya kuat-kuat. Menahan diri agar tidak melayangkan tinju ke arah kekasihnya.

"Tadi malam, kau memukul seorang supir bus. Dan aku membenci sifatmu yang seperti itu,"

Jaemin mendengus lagi. Ia mendekat ke arah Donghyuck. Membuang rokoknya di atas tanah, lalu menginjaknya.

"Membenci? Kau membenci sifatku?" Jaemin tersenyum miring, memandang remeh manik yang menatapnya tajam.

"Lucu sekali, Lee." Jaemin terkekeh seraya bertepuk tangan.

"Lucu? Dengan memukul pria tua yang tak berdaya. Apa kau tak melihat wajah pria tua itu. Kau tak punya perasaan, Na. Bagaimana jika-"

"Tapi dia hampir membuatku jatuh dari motor, Lee!" potong Jaemin. Ia sedikit menaikkan nada bicaranya. Jujur, ia lelah jika harus disalahkan seperti ini.

"Itu bukan salahnya, Na! Kau saja yang mengendarai motormu dengan tidak tahu aturan. Aku sudah bilang jika balapan liar itu ber-"

"Kau tahu dari Mark 'kan?" Lagi-lagi Jaemin memotong pembicaraannya. Membuat Donghyuck menggeram dengan sifat bebal Jaemin.

"Jae-"

"JAWAB LEE!" bentak Jaemin.

"Itu tidak penting! Yang kuinginkan kau harus minta maaf pada paman itu!" perintah Donghyuck.

Telinga Jaemin semakin memanas. Hatinya bergemuruh, sungguh perkataan Donghyuck mampu menyulut amarah.

"Apa gunanya mempunyai kekasih sepertimu, yang tidak pernah peduli denganku dan selalu mengekangku," Jaemin berujar lemah. Tapi Donghyuck tahu kekasihnya itu sedang emosi.

"AKU MUAK HYUCK!"

Donghyuck tersenyum miris mendengar bentakan Jaemin.

"Muak? Aku tak pernah peduli padamu?" Donghyuck mendecih, ia menatap mata Jaemin yang mulai menggelap.

"Kau tahu, Jaemin. Aku lebih lelah. AKU LELAH DENGAN HUBUNGAN INI!" Donghyuck berteriak penuh emosi. Amarahnya yang sedari tadi ia pendam kini meluaplah sudah.

"Lelah, heh?" Jaemin menangkup pipi tembam Donghyuck dengan kedua tangannya, mencoba mencari kepastian. Menyelami samudra hitam yang menenggelamkan.

Keduanya terdiam hanyut dalam pikiran masing-masing.

Jaemin sedikit tertohok ketika mendapati sebuah kejujuran di sana. Ia melepaskan tangkupannya pada pipi tembam itu.

Jaemin membalikkan badan membelakangi Donghyuck.

"Jadi, apa yang kau inginkan?" tanya Jaemin. Matanya menatap langit yang menggelap.

Donghyuck menggigit bibir bawahnya. Apakah ia harus mengatakan hal itu? Tapi sungguh ia masih mencintai Jaemin.

"Aku ingin mengakhiri hubungan ini." ujar Donghyuck dengan nada ragu.

Ia menundukkan kepalanya, terlalu takut menatap mata Jaemin.

Oh! Shit!

Hati Jaemin terasa teriris. Apakah Donghyuck sudah tidak mencintainya?

"Baiklah jika itu maumu. Aku bisa mencari yang lain, yang lebih baik darimu."

'Bibir sialan! Seharusnya kau tak mengatakan itu!' rutuk Jaemin dalam hati.

Donghyuck tersenyum miris. Mungkin ini adalah akhir dari kisah percintaan mereka.

"Yeah, semoga kau mendapatkan yang terbaik. Seseorang yang bisa mengerti dirimu lebih baik dari pada aku."

Donghyuck membalikkan badan, segera ia berjalan menjauhi Jaemin. Dia tidak boleh terlihat lemah di depan Jaemin. Jaemin tidak boleh melihatnya menangis.

Hening, itu adalah suasana setelah Donghyuck meninggalkannya beberapa menit lalu. Jaemin menghela napasnya. Memejamkan matanya sebentar.

"Aku mencintaimu, Lee Donghyuck."

To be continued
.
.

Liar || JaemhyuckWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu