23.

4.6K 328 9
                                    

Selamat Membaca
________________________

ⓂⓂⓂ

Hingga ke esokan harinya

Jenazah Zubair Aathirah Al - Asad akan dikebumikan pagi hari. Suasana kembali tenang sebelumnya. Rekan kerja bahkan artis tanah air ikut berbela sungkawa.

Sultan Hassanal Bolkiah selaku besan mertua (namakamu) Abbiah putri sulung Zubair al - Asad tentu hadir bahkan ia menyaksikan menantunya saat pertama kali melihat itu semua.

"(Namakamu) sudah baikkan? " Sultan Bolkiah menatap Syafira yang baru saja keluar dari kamar kakaknya.

Terlihat Syafira menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Begitupun Mama Mariah ia merasa terpukul saat putri sulungnya enggan untuk berbicara.

"Nanti mam coba bicara lagi" Mama Mariah. Semuanya mengangguk.

Sementara dibalik kamar itu. (Namakamu) masih meringkuk di atas kasur king size miliknya. Dengan lengan sedari tadi memeluk pemberian terakhir papanya. Kalung dengan hiasan batu permata asli yang sangat berhaga itu ia pegang erat erat.

"(Nam) " Panggil Mateen ia membuka sedikit celah selimut yang menutupi sekujur tubuh istrinya.

"aku ga mau ngomong sama kamu"
(Namakamu) dingin ia mempererat selimut yang dipakainnya.

"It's okay. But don't make your father sad " Mateen pelan ia mulai menyerah sedari tadi malam (namakamu) tidak beranjak dari kasurnya dan enggan membuka mulut.

"Kak " panggilan lembut itu kembali terdengar di gendang telinganya. Suaranya kembali membuat ia terisak.

"Kenapa?" (namakamu) dengan suara bergetar. Mama Mariah tersenyum tipis dan menghela nafasnya pelan.

"Kakak ga ngerti jalan fikir kalian semua. Dan bodohnya kakak percaya papa bilang sehat sehat aja kemarin "
Jelas (namakamu) ia beranjak dari tempat tidurnya dan memakai liontin itu.

Sambungan telfon saat ia berada di Spanyol kala itu merupakan terakhir kalinya ia mendengar suara ayahnya.

"Mungkin maunya kalian kakak ga bakalan ikut campur lagi " (namakamu) seolah final. Mama Mariah menggelengkan kepalanya seraya menghampiri (namakamu) yang masih dengan isak tangisnya.

"Engga jangan berpikir kaya gitu kak. Bukan maksud mama seperti itu " Mama Mariah mengusap air mata yang jatuh diwajah putrinya.

"Ya terus apa ma, kakak ga ada sama sekali buat ngurusin papa. Bahkan nundukin papa saat di jemputpun kakak ga ada" (namakamu) lirih menatap mamanya heran.

"Papa yang mau nak " bisik Mama Mariah memegang kedua lengan (namakamu) erat matanya menatap manik mata indah yang serupa dengan suaminya itu.

"Apa harus diturutin ma? " (namakamu) pelan. Mama Mariah terdiam.

"U-udah ya, kakak ganti baju kasian papa nunggu kita " Mama Mariah. (Namakamu) mengangguk lemah.

Hingga beberapa menit kemudian (namakamu) memakai baju serba hitam.

Ceklek

Prince Charming MATEEN 2Место, где живут истории. Откройте их для себя