Chapter 42

20 3 0
                                    

Gavin merasakan de javu saat ini. Dia duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Jason, Kalila, dan Indra. Di sebelahnya, ada Gladis yang duduk dengan tenang. Ada juga teman-teman Kalila dan Indra. Orang tuanya duduk di sofa sebelah kanannya.

Ini sudah lewat sebulan sejak Indra terbangun. Dan sesuai janjinya pada Jason waktu itu, mereka harus tahu disaat ada Kalila dan Indra.

" oke, Abang jelasin. Jangan disela dulu, oke?" ucap Gavin.

Mereka mengangguk paham. Sementara para orang tua tidak ikut campur. Andre sudah mendidik Gavin, dan dia tahu jika Gavin akan menyelesaikan masalahnya dengan baik.

" jadi, kita menikah hanya diatas kertas. Sebatas itu. Bukan hubungan suami istri yang seperti kalian pikirkan. Kita gak tinggal bareng, atau berhubungan. Semuanya hanya untuk satu hal.

Dapetin hak asuh Kalila dan Indra"

Kalila dan Indra sama-sama terkejut mendengarnya. Mereka tidak menyangka ini adalah rahasia yang selama ini mereka sembunyikan. Terutama Indra. Padahal dia sudah menuduh Gladis jahat.

" Gladis sengaja mengikuti semua kemauan Papanya, supaya perusahaan jatuh di tangannya. Setelah itu, dia berhak sebagai CEO. Dia punya uang untuk mencukupi kehidupan kalian berdua. Hanya saja, umurnya tidak cukup.

Dan kebetulan ketemu Abang disana. Dia awalnya ragu, tapi akhirnya dia minta tolong soal ini. Mau gak mau Abang ikutin, karena ini menyangkut kalian. Umur Abang emang belom 30 tahun, tapi 5 tahun kemudian hak asuh kalian bisa kita dapetin" jelas Gavin.

Kalau dipikir-pikir, semuanya masuk akal. Umur Gavin sekarang 30 tahun.  Mereka menikah sejak umur berapa?

" nikahnya dari umur berapa?" tanya Kalila.

" udah 3 tahun, Sayang. Masih kesisa 2 tahun lagi" ucap Gavin.

Kalila mengerjapkan pelan matanya yang terasa panas. Air mata turun perlahan ke pipinya. Dia tidak menyangka jika Gladis akan melakukan ini semua demi dirinya. Mengorbankan perasaannya hanya demi menikahi seseorang yang umurnya terpaut jauh.

" Kak Gladis, itu bener?" tanya Kalila.

Gladis yang sejak Gavin bercerita memilih diam dengan pandangan yang dia alihkan ke samping, kini menatap Kalila lekat-lekat. Dia tersenyum tipis lalu mengangguk," iya Kalila".

Kalila langsung berdiri, lalu berlari menuju Gladis. Dipeluknya tubuh Kakak perempuannya itu dengan erat. Dia menangis disana.

Semua yang ada disitu tersenyum haru. Jason pun mendekati Gavin, lalu memeluknya sekilas. Dia mengatakan bahwa dia bangga pada Gavin.

Tersisa Indra yang hanya diam di sofa. Dia bingung ingin melakukan apa. Disatu sisi, dia ingin memeluk Gladis. Tapi entah kenapa, ada sisi di dirinya yang mementingkan egonya. Karena biasanya dia menurunkan egonya demi Kalila. Bukan gadis lain.

Gavin memberi isyarat pada Indra agar memeluk Gladis. Indra menghela napasnya, sebelum akhirnya ikut bergabung dengan Kalila lalu memeluk Gladis. Tentu dengan senang hati Gladis menyambutnya.

Andre memberi kode kepada Gavin untuk mengatakan sesuatu yang sejak tadi sudah Andre bicarakan dengannya berdua.

" oh iya, Gladis"

Pelukan ketiganya pun terlepas begitu saja. Gladis menatap Gavin dengan tatapan tanya.

" itu..... Papa sama Mama Saya bersedia mengangkat Kalila dan Indra menjadi anaknya. Jadi, hak asuh nantinya ada di tangan Papa Saya. Tenang aja, setiap saat kamu bisa kesini dan temuin Kalila atau Indra" jelas Gavin.

" jadi, daripada semakin mengorbankan hidup kamu lebih baik kami yang urus. Umur kami cukup untuk mengangkat mereka berdua menjadi anak kami. Dan kamu pun bisa kembali menjalani kehidupan kamu tanpa terbebani urusan ini. Kalila dan Indra akan aman disini. Kamu pun bisa cerai dari Gavin" tambah Andre.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang