Chapter 22

21 3 0
                                    

Hari ini kelas XI AK-1 sedang dalam pelajaran olahraga. Mereka sudah berkumpul di tengah lapangan yang terik karena jam pelajaran olahraga mereka mendapatkan waktu di jam 11 siang. Seperti biasa, para siswi pasti akan memilih duduk dekat tribun yang menghalau sinar matahari. Termasuk Kalila dan Vanya. Dan sialnya, seharusnya mereka tidak disana. Para siswi kini malah gencar bertanya padanya tentang Indra.

" Kal, Indra sukanya apa? "

" hobi Indra apa? Main basket? Atau futsal?"

Kalila dan Vanya berusaha menjawab sebisanya. Padahal mereka rasanya ingin stress menjawab satu persatu pertanyaan mereka. Se-terkenal itu kah Indra?

" Kal, Van. Ke lapangan dulu"

Seketika semua siswi disana kicep saat melihat Indra memanggil Kalila dan Vanya. Sementara kedua gadis tersebut, diam-diam menghela napasnya lega. Indra benar-benar penyelamat.

" iya, ayo" Kalila mengulurkan tangannya, meminta agar Indra menariknya berdiri.

Indra mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Kalila, lalu menarik kembarannya itu untuk berdiri. Dia menatap Kalila yang melirik Vanya lewat sorot matanya. Dia paham maksud Kalila.

" Van, ayo" ucap Indra.

Vanya yang sedang mengikat tali sepatu nya, langsung mendongak terkejut. Dia menatap tangan Indra yang terulur bergantian dengan Indra. Lalu tatapannya beralih pada Kalila yang menatapnya jahil. Ah, pasti ini ulah Kalila.

" gue bisa bangun sendiri kok" ucap Vanya, menolak nya.

Bisa Vanya pastikan jika tatapan siswi-siswi di sekelilingnya seakan menusuknya. Ah, bodo amat. Lagipula dia memang bisa bangun sendiri kok.

Vanya berdiri dan langsung berhadapan dengan Indra yang hanya diam. Niatnya ingin melangkah menuju Kalila, namun dia tidak tahu jika dia kembali menginjak tali sepatu nya yang panjang. Dia terkejut dan hanya mampu memejamkan matanya.

Namun dia sadar saat sepasang lengan menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Dia menoleh dan mendapati Indra yang menatapnya terkejut. Dia diam untuk beberapa saat, sampai akhirnya dia sendiri yang melepaskan diri dari sepasang lengan Indra.

" ma-makasih yaa"

" hm"

Kalila hanya tertawa saja melihat kedekatan mereka berdua. Mereka itu lucu sekali. Seandainya mereka berdua pacaran pasti lucu sekali. Ah, Kalila gemas.

Ketiganya bergabung dengan Keenan yang tengah mengobrol dengan teman sekelasnya. Saat ketiganya bergabung, sontak mereka menoleh.

" ohh..... Ini sepupu lo kan? Vanya ya?" tanya salah satu diantara mereka. Namanya Ferry.

" iya. Van, kenalin. Namanya Ferry. Kalau yang dua ini si kembar lo udah kenal kan?" ucap Keenan.

" hai, gue Vanya"

" sebenarnya udah lama gue mau kenalan sama kalian. Tapi yah, gitu deh" ucap temannya Ferry, Dino.

" oh? Yaudah ayo kenalan. Nama gue Kalila. Yang ini Indra " ucap Kalila.

" gue Dino"

Kalila tersenyum saat Dino menatapnya tersenyum. Namun, keduanya langsung salah tingkah saat Keenan berdeham cukup kencang.

Kalila menatap Keenan melotot yang dibalas tatapan yang mengarah pada Indra. Kalila langsung menoleh kearah Indra dan mendapati tatapan tajam Indra. Ah, dia baru sadar.

" ayo semuanya kumpul! Kita pemanasan" ucap Pak Nurdin, sang guru olahraga.

Semuanya berbaris dan siap melakukan pemanasan. Setelah meregangkan otot mereka, mereka diminta membagi kelompok untuk bermain basket.

KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang