Chapter 40

20 3 0
                                    

Kalila menatap Indra yang tengah sibuk dengan laptopnya. Di kamar yang cukup luas ini, hanya terdengar suara ketikan dan suara jarum jam. Sudah sejak mereka pulang sekolah dan Indra hanya sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO baru di cabang perusahaan utama milik Papa angkatnya.

Kalila bukannya tidak senang. Dia senang Indra bisa mendapatkan pekerjaan, bahkan di umurnya yang sekarang. Apalagi dia masih bersekolah. Tapi dia tetap khawatir dengan kesehatan Indra. Sejak diminta untuk mengurus perusahaan, kesehatan Indra tampaknya menurun. Dia jadi sering batuk atau bahkan kelelahan.

" Indra, udahan dong. Istirahat aja. Ini udah jam 9 malem" ucap Kalila.

" bentar. Ini tinggal dikit lagi. Lo kalau mau tidur, tidur duluan aja" ucap Indra, tanpa menoleh kearah Kalila.

Kalila menghela napasnya. Lagi-lagi ini Jawaban yang dia terima sejak 1 jam yang lalu. Dia khawatir Indra sakit.

" Indra, jangan gini terus. Gue kesiksa juga ngeliat lo kayak gini" ucap Kalila sendu.

Tidak lama, laptop ditutup dan Indra melangkah mendekati Kalila. Dia menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kalila. Kemudian, dia memeluk tubuh Kalila dengan erat.

Kalila terkejut. Bukan. Bukan karena Indra yang tiba-tiba memeluknya. Melainkan karena suhu tubuh Indra yang panas. Indra demam.

" Indra?! Lo sakit ya? Ayo ke dokter dulu" ucap Kalila khawatir.

Indra menggeleng, lalu menenggelamkan wajahnya ke leher Kalila. Kalila merasakan hembusan napas panas di lehernya. Indra benar-benar sakit.

Kalila bingung harus apa. Disisi lain, dia ingin segera membawa Indra ke Dokter atau rumah sakit terdekat. Tapi dia takut bertemu Papa angkatnya. Jadi, dia minta tolong siapa?

" Kal, gak usah. Gue Istirahat aja. Besok gue baik-baik aja kok" ucap Indra lemah.

Kalila mengangguk. Dia membiarkan Indra tertidur dengan memeluk dirinya. Dia meraaa khawatir dengan suhu tubuh Indra. Apalagi mereka juga harus sekolah besok dan pulangnya Indra harus mengurus perusahaan.

Kenapa Indra harus menderita terus sih?

***

Gladis menatap tidak percaya pada Papanya. Dia baru tahu jika Indra dijadikan CEO muda di cabang perusahaan yang kini di pimpin Gladis.

" kenapa Papa suruh Indra kerja? Dia masih kecil!" Gladis emosi.

" diam kamu! Jangan urus soal ini. Urus aja perusahaan utama" ucap Dedi.

Gladis berdecih mendengarnya. Dia masuk ke kamarnya, lalu menutup pintunya. Dia merenungkan tindakan yang akan dia lakukan sesuai rencana kemarin. Apa dia tunda saja ya?

Ah! Mungkin Gavin bisa membantunya.

" halo?"

" halo? Kenapa? Apa kamu baik-baik aja?"

" hmm yah, gak gitu. Kamu bisa kasih Saya saran?"

" hoaamm..... Tentang apa?"

" umm, maaf. Kamu udah ngantuk ya? Yaudah, gak jadi. Saya tanya besok aja gapapa "

" hah? Gapapa kok. Kamu mau tanya apa? Saya masih kerjain pekerjaan kantor kok"

" itu..... Saya bingung mau serahin berkas tadi atau enggak. Soalnya, Saya baru tau hari ini kalau Indra jadi CEO di cabang perusahaan yang Saya kelola"

KWhere stories live. Discover now