37 - Balon

473 49 12
                                    

Happy Reading ❤

Budayakan vote sebelum di baca, dan jangan lupa coment, dan share ke teman-teman kamu, agar cerita ini bisa bermanfaat ke semua orang😊
.
.
.
.

Iman itu seperti balon, jika kamu mengikatnya dengan kuat maka dia tidak akan mudah lepas. Namun, jika kamu melemahkan ikatannya, dia bisa saja terlepas dan terbang menjauh.

¤¤¤¤¤

Hari ini, Tasha sudah merasa baikan. Dia sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Walaupun bayang-bayang buruk masih menghatuinya, tapi dia sudah mampu menghadapinya.

Semenjak pulang dari rumah sakit 2 hari yang lalu, ponselnya tidak pernah berhenti berbunyi. Penyebabnya karena Dani dan Fara. Dani tak pernah absen mengirimkannya kabar. Begitupun dengan Fara yang terus mengirimkan pesan sampai nge-spam di whatsapp.

Tasha merasa senang, walaupun kedua sahabatnya itu sedang sibuk mengurus perusahaannya tetapi mereka tak pernah absen memberikannya kabar.

Tasha semakin sayang dengan mereka, ingin membalas kebaikan mereka tapi entah apa yang ingin dia berikan.

Dan yahh... resiko punya sahabat satu CEO satu lagi Direktur. Sedangkan dirinya, hanya karyawan toko kosmetik biasa. Dirinya merasa bagaikan upil di antara Fara dan Dani.

"Sepertinya aku harus cepat deh." Tasha mengunci pintu rumahnya lalu berjalan dengan buru-buru keluar dari rumahnya.

Tasha berusaha mencari taksi tapi sepertinya jalanan dekat rumahnya sekarang sedang sepi dengan taksi. Mau pesan ojek online tapi Tasha masih takut, karena dia tidak pernah pakai ojek online.

Terlalu sibuk memikirkan hal itu membuat Tasha tidak sadar kalau sebuah mobil berhenti tepat 5 meter di hadapannya.

Karena tidak fokus, Tasha hampir menabrak mobilnya. Bukan mobilnya yang hampir menabrak Tasha. Hal itu membuat Tasha terperanjat.

Tasha mengedip-ngedipkan matanya. Dia terus bertanya, sejak kapan ada mobil di depannya.

Tidak lama, seorang anak kecil turun dari mobil dan menghampiri Tasha.

"Kakak Tasha, akhirnya kita ketemu lagi..."

Tasha menatap anak kecil itu lalu tersenyum. "Wah Habib, kamu sama siapa?" mata Tasha langsung melirik ke arah jok pengemudi.

Dan Tasha langsung tau, kalau Habib sedang bersama dengan Fakhi.

Tasha mengerutkan bibirnya dan mengutuk dirinya sendiri karena lagi-lagi bertemu dengan orang itu.

"Kakak Tasha, kenapa melamun di jalanan?" pertanyaan Habib membuat Tasha tersadar dan pandangannya beralih ke Habib.

"Tadi Kakak kepikiran sesuatu."

"Oh iya, kakak Tasha mau kemana yah?"

"Mau pergi."

"Mau pergi kemana?"

"Mau ketemu teman."

Habib mengangguk lalu tangannya memegang tangan Tasha. "Yaudah, Kakak Tasha ikut sama Habib saja. Biar Kak Fakhi antarin Kakak."

Syahadat Cinta UntukmuWhere stories live. Discover now