16. nothing

2.6K 516 42
                                    

Wajah lelaki itu terlihat marah. Matanya juga memerah seperti para dark vampire itu. Dejun sedikit terkejut dan terdiam. Jika Hendery sudah begitu, pasti antara dua hal— ia ingin mendominasi atau moodnya sedang buruk. Dan opsi yang kedua adalah yang peling memungkinkan. Harusnya ia tahu bahwa membahas tentang saudara itu memang terlalu sensitif. Untuk apa pula ikut campur? Punya hak apa dirinya?

Si Xiao hanya menatap lantai dan mengetuk-ngetuk sepatunya ke tanah. Ia takut juga apalagi mengingat lelaki ini kan setengah dark vampire. Namun, ekspresi kaku si Wong melembut secepat kilat diikuti suara helaan napas. Lagi-lagi senyum khasnya terbit, "Sudahlah. Abaikan apa yang kuucapkan tadi. Kau harus minum darah. Apa harus aku paksa minum dengan ciuman lagi?"

"Tidak perlu."

Duh, tiap kali Hendery menyebut kata ciuman, Dejun selalu merinding.

Tidak, dia tak mau lagi.

"Kita harus masuk."

Hendery menyeret Dejun masuk kembali ke dalam mansion. Menyuruhnya duduk dengan manis di ruang utama dan terlihat jelas sekali mencoba menghindari pembicaraan tentang suadaranya. Si pirang hanya memutar bola matanya dengan malas sementara lelaki satunya sibuk pergi mencari stok darah di ruangan lain. Tak berapa lama, si Wong itu kembali dengan gelas kaca penuh darah.

Bau menyengat seperti besi berkarat itu masih terasa tidak menyenangkan. Tapi, kepala Dejun sudah sangat pusing, jadi ia benar-benar langsung menyambar minuman itu. Melahapnya dengan rakus. Matanya terpejam erat karena ia tak suka melihat warna merah itu secara langsung. Dalam bayangannya, ia sedang minum green tea favoritnya dengan rasa menyegarkan. Beberapa tetesnya terasa jatuh mengotori kemeja putihnya.

Ia meletakkan gelas itu ke meja dan menatap bercak itu.

Lagi-lagi kemeja ini yang terkena darah.

"Mau segelas lagi?" tanya Hendery.

Dejun menggelengkan kepala. Segelas sudah cukup —setidaknya pusingnya sudah hilang. Helaan napasnya terdengar jelas karena jujur, jantungnya berdetak cepat sekali sesudah minum darah. Efek yang sama ketika mengkonsumsi caffeine. Ia mencoba menenangkan diri kemudian kembali membahas topik yang tadi sempat hilang, "Hendery, kau akan mencari mereka kan?"

"Aku tidak bisa."

"This is our chance."

"Mereka berpindah-pindah tempat tinggal. Sangat sulit dilacak. Dan aku sudah tidak berkontak lagi dengan mereka begitu lama. Mereka tidak pula menganggapku saudara. Biarkan dewan vampir yang mencari mereka saja. Tugas kita melindungi korban sampai semua selesai," jelas Hendery sambil tersenyum tenang.

Tapi, ada yang aneh dengan senyuman itu.

"Apa yang terjadi sepuluh tahun lalu?"

Kalau dipikir-pikir, Hendery kan sudah diadopsi sejak tiga puluh tahun lagi. Bagaimana bisa para Huang itu bertemu lagi tanpa sepengetahuan Johnny waktu itu? Lalu, sekitar sepuluh tahun lalu, ia juga bertemu dengan Guanheng di tempat asalnya. Mungkin saja pertemuan itu dengan kisah tiga bersaudara itu ada kaitannya. Semua kemungkinan bisa terjadi—

"Jawabannya ada di ingatanmu."

Hendery hanya mengusap pelan kepalanya sambil tersenyum dan pergi begitu saja.

"Hah?"

Apakah dirinya benar-benar ada kaitannya dengan para Huang bersaudara itu?

***

Dejun kembali menjalani hari biasa.

Korban selanjutnya yaitu Yangyang sudah diubah menjadi vampir. Jadi, para dark vampire tak akan bisa banyak bertingkah sampai bulan purnama depan. Apakah mereka akan mencari korban baru menggantikan Yangyang? Seperti yang Xuxi itu bilang, meminum darah hewan yang pahit sebagai gantinya. Kalau tradisi itu bisa dilaksanakan dengan binatang, kenapa tidak? Begitu banyak pertanyaan membingungkan di kepala Dejun.

✓ Corrupting Me • henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang