10. can't sleep

3.5K 668 141
                                    

"Hendery."

Dejun menggumam kecil memanggil nama itu. Entah kenapa di antara sekian nama lain yang bisa ia sebutkan dalam mimpi buruknya, ia hanya menyebutkan nama orang yang dia benci itu. Si Xiao pun memaksa matanya untuk terbuka. Yang ia temukan sesudah melihat langit-langit adalah sosok nama yang ia sebut barusan. Pria itu sudah duduk tegak di sampingnya dengan wajah pucat pasi. Penampakan itu membuat dirinya hampir jantungan.

"Kau tak apa-apa?" tanya Hendery.

Tidak.

Tentu saja, kejadian seminggu yang lalu masih menghantuinya setiap malam. Dimana lehernya panas dan para dark vampire itu ingin membunuh dirinya. Mimpi buruk terus muncul setiap malamnya. Ia takut mati. Walau ia menginap di rumah besar yang dilindungi mantra, ia tetap merasa waspada. Hanya ketika ada Hendery di sampingnya, baru lah ia bisa sedikit tenang -seolah berada dalam lindungan.

Lelaki itu sudah vampir sejak lahir. Ia tahu lebih banyak hal kan? Hendery terlihat kuat, meski ia sering berkata bahwa kekuatannya masih tak seberapa dibanding para dark vampire. Namun, Johnny sendiri yang berkata bahwa pria itu berasal dari keluarga mereka. Dan mengingat lelaki bersurai hitam itu sama sekali tak ingin membicarakan masa lalunya. There must be something hidden. Dejun sama sekali tak menaruh curiga, ia justru melihat ada potensi terpendam dalam diri si Wong.

Senjata yang handal untuk menghabisi para dark vampire sialan itu.

Tak ada suara di antara mereka.

Lalu, Hendery memecah keheningan itu, "Sudah seminggu kau menginap di sini. Kau sudah belajar banyak hal untuk menjadi seorang vampir. Kau bahkan tak takut darah lagi. Jadi, besok, kau akan pulang. Lalu, kita akan mulai menjalankan misi dari ayahku. Kau setuju 'kan? Waktu kita tinggal tiga minggu lagi sebelum mereka datang. Take a rest. Besok dan hari-hari berikutnya, kau mungkin tidak akan dapat waktu tidur lagi."

Sesudah mengatakan itu, Hendery hendak berjalan pergi. Namun, Dejun langsung menarik pergelangan tangannya sehingga pria itu terpaksa kembali berbalik menghadapnya. Pria berambut hitam itu pun memiringkan kepalanya dengan bingung. Sementara lidah si Xiao justru keluh untuk berkata-kata.

"Apa lagi, Manajer Xiao?"

Dejun hanya menelan ludah. Ia sendiri bingung kenapa tiba-tiba begitu. Ia hanya takut sendirian malam-malam begini apalagi sesudah mengalami mimpi buruk barusan. Sejak awal menginap di rumah mewah ini, si pirang selalu terjaga setiap malam karena takut. Pernah sekali, ia tak sengaja tertidur kemudian mengalami mimpi buruk yang sama. Si Wong ini datang menemaninya sepanjang malam. Entah kenapa hanya ketika Hendery ada di sampingnya, Xiao Dejun bisa tidur tenang.

"Uhm, can you- can you stay with me for a while?" ucapnya dengan gagap.

Memalukan sekali.

Beberapa minggu lalu, ia mengumpat dan mengatakan bahwa lelaki itu sangat menyebalkan. Lihat lah bagaimana sekarang ia justru memohon begini. Dengan pipi yang terasa panas dan mata yang enggan berkontak —persis seperti gadis yang malu di hadapan kekasihnya. Oh Tuhan, kemana harga dirimu, Xiao Dejun? Bisa-bisanya menjilat ludah sendiri. Seminggu di sini benar-benar mengubah kekesalan si pirang terhadap Hendery menjadi agak berkurang.

Persetan dengan gengsi.

He just wanted some m̶i̶l̶k̶ sleep.

Dan syukurlah, pria yang dimintainya itu mengangguk singkat kemudian duduk lagi di kursi yang ada di sebelah kasur. Kasur tua itu agak berderit ketika Dejun mulai mengganti posisi menjadi duduk bersila. Tatapannya beralih ke arah si vampir berambut hitam yang kini sedang menatapnya tajam - membuatnya agak terkejut mendapati itu. Namun, ia kemudian memecah keheningan dengan sebuah pertanyaan.

✓ Corrupting Me • henxiaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang