chapter 1

0 0 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

     Aku rasa...aku tidak akan menyesalinnya,ini yang terbaik buat kita...ya terbaik,aku tidak bisa melihat mu seperti ini rere dan aku...tidak bisa membiarkanmu menyakitiku lagi.

Flashback
    Suara lagu dari earphoneku menghalangi segala kebisingan jalan raya di sampingku,orang orang berlalu lalang melewatiku dengan segala urusan mereka.

    Ayunan mengeluarkan suara decitan dari dua besi karatan yang saling beradu setiap kali aku berayun,menatap lagit biru yang cerah tidak seperti perasaanku saat ini.

Bzzzt bzzzzt bzzt

    Handphoneku bergetar menampilkan sebuah pesan dari orang sedari tadi aku tunggu

From:Mine
     "Hey lita um....maaf tapi aku gak bisa dateng hari ini,aku minta maaaaf banger ya?aku ada acara keluarga.tapi tenang saja! Aku janji besok kita akan jalan jalan ya sayang? Sebagai permintaan maaf aku ada kejutan di kamarmu semoga kamu suka

Love you~

     Rasanya aku ingin tertawa...dengan lancarnya tanganku mengerik balasan ke orang yang sekarang entah benar atau tidak sedang bersama keluarganya untuk acara keluarga.

      Aku kembali termenung melihat gumpalan awan di langit,suara teriakan dan tawa anak anak yang sedang bermain terasa menyenangkan di telingaku.rasanya mataku terasa perih terlalu lama memandang langit dengan pikiran yang pergi jauh entah kemana sampai sepasang tangan menutup mataku.

" mata kamu nanti sakit kalo ngeliat langit kaya gitu"
    Aku menyandarkan kepalaku kebadan orang yang sedang berdiri di belakangku masih dengan tangannya yang menutupi mataku.

"Ini mah gak seberapa sakitnya angga dari pada semua yang udah aku liat sama apa yang bakal kita liat sebentar lagi"aku menarik lepas tangan rangga sahabatku dari mataku yang langsung di hadapi iris hazelnya yang me atap kedalam iris coklat tua hampir hitam milikku,alis saling menyatu dengan tatapan rumit di matanya.

" kamu siap?"

"Tenang aja,aku dah biasa hahaha...padahal aku yang punya masalah tapi kenapa kamu yang ribet ya ngga?" aku tidak bisa menahan tawa melihat kecemasan di wajanya.tanpa menunda lagi aku berdiri dan menarik tangan rangga keluar taman,menuju tempat yang akan menjadi tempat syuting sinetron dadakan.

      Selama dalam perjalanan aku dan rangga hanya diam dengan aku yang menatap kosong pemandangan di luar kaca mobil dan rangga yang fokus menyetir mobil.

      Tanpa aku sadari mobil sudah berhenti tepat di depan gedung hotel,keberanian yang susah payah hilang entah kemana.aku bisa merasakan tanganku bergetar menahan segala emosi yang berkecamuk di dalam diriku.

"Ayo" rangga menggenggam tanganku mengikutinya berjalan kedalam hotel. Kami menaiki lift menuju lantai 5 hotel hingga sampai di depan pintu bernomor 45 dan di sana sudah ada J yang sedang berdiri sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Hey sis what's up? Di dalam tadi panas banget tau gak, tapi sekarang kayanya udah dinginan dikit.are you read for the show girl?" J berbicara dengan senyuman konyolnya dan memainkan kunci kamar hotel di tangannya.

Pintu itu terbuka dan langsung menunjukan sebuah pemandangan yang rasanya membuat dadaku menjadi sesak.di sana ada dua orang cowok dan cewek sedang berciuman,cewek yang berada di pangkuan cowok itu tersentak kaget dan melepas ciuman panas mereka yang merasa penasaran dengan wajah kaget cewek di pangkuannya cowok itu ikut berbalik melihat tiga orang tamu tak di undang di dalam kamarnya.dia tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutnya ketikan melihat seseorang yang berdiri di tengah ketiganya,namun wajah seketika kembali tenang,dengan santainya dia mendekati ketiga orang yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Lita dengerin penjelasan aku dulu" tangannya menggenggam tanganku,aku hanya tersenyum,senyuman manis yang biasa aku tunjukan kepadanya.

"Gak perlu kok ki,aku ngerti...kamu gak usah ngejelasin apa pun" aku memeluknya...merasakan kenyamanan dan kehangatan yang bakal aku rindukan.

"Gak! Lita denger aku–"rikky melepas pelukan kami dan memegang pundakku.

Tanpa menunggu Rikky menyelesaikan kalimatnya,aku melepas kalung yang berada di leherku,rikky sempat menahan tanganku namun aku tetap berhasil melepaskan kalung perak di leherku dan menaruhnya di tangan rikky.

"Ki kita gak bisa kaya gini terus...dan aku merasa udah cukup ngasih kamu kesempatan,hubungan ini emang udah gak bisa di pertahanin maafin aku" aku merasa sangat puas,kali ini aku tidak menangis dan bisa tersenyum seperti biasanya di hadapannya,ketika aku berbalik tanganku di tahan oleh rikky namun pegangannya segera di lepaskan oleh angga dan langsung di susul dengan tinju J di pipi kirinya yang membuat rikky jatuh.

"Don't ever touch my sis anymore you son of b*tch,nyampe gua liat lo di
Sekitar lalita gua pasti lu tinggal nama"

     Kami bertiga berjalan menjauh,rikky berteriak memanggil namaku dan hendak menyusul namun tangannya di tahan cewek yang sedari tadi hanya diam menonton pembicaraanku dan rikky.

      Kami sampai di parkiran dan musuk kedalam mobil angga,J duduk bersamaku di kursi penumpang.

"Lit–hahaha"kalimat J terputus dengan tawaku,aku tertawa semakin keras dengan air mata yang ikut jatuh,J langsung memelukku menyembunyikan wajahku di dadanya membiarkanku menangis sepuasnya hingga membuat jaket yang dia kenakan menjadi basah, rangga tetap fokus menyetir walaupun sesekali memandang ke belakang melalu kaca sepion.tawaku perlahan lahan mereda hingga hanya terdengar isakan kecil.

" hic...ini int yang terbaik hic..."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

See Her SmileWhere stories live. Discover now