Prolog

8 3 0
                                        

Hai namaku Ae-ri eomma dan appa ku orang korea, tunggu... tunggu kenapa aku tinggal di Indonesia? Jadi appa ada urusan pekerjaan yang mewajibkan nya tinggal di Indonesia selama kurang lebih lima tahun karena appa ku tidak betah kemana-mana sendiri jadi appa membawa kami, sampai sini sudah jelas?

Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, kata appa nama ku mempunyai arti anak yang beruntung dan berprestasi, aku setuju dengan kata berprestasi tapi tidak dengan kata beruntung mungkin kalian menganggap ku anak yang tidak bersyukur ya tidak apa lagi pula setiap orang mempunyai pendapat nya masing masing kan? Ya aku tidak bersyukur bagaimana bisa? Aku terlahir sebagai anak konglomerat, bergelimang harta, tidak perlu meminta uang pun appa sudah memberikannya langsung kepadaku, jadi anak konglomerat mungkin sebagian orang sangat menyukainya atau memang sangat suka? Bagaimana tidak? kita tidak perlu meminta minta hotspot teman saat berkumpul ataupun ada tugas kelompok bersama kan? Tidak perlu capek-capek mengumpulkan duit untuk membeli skincare, tidak perlu capek-capek mencari jaringan saat kamu sedang asik chat an dengan gebatan mu atau pacar mu, tidak perlu capek-capek jalan atau naik kendaraan umum saat pulang sekolah karena aku memiliki supir pribadi atau kadang mamah ku yang menjemput ku, pokoknya kebutuhan hidupmu terpenuhi, asik bukan? Mungkin menurut mu, menurut kalian sangat asik, tentram, bahagia. Tapi tidak menurutku. Itu hanya realita, ekspektasi nya? Aku lebih memilih memakai paket data, aku lebih memilih menaiki angkutan umum saat pulang sekolah, aku lebih memilih mengumpulkan uangku untuk membeli perawatan wajahku (tidak meminta kepada papah) maaf dari tadi aku selalu membahas papah ku. Ya, bukannya anak perempuan lebih dekat dengan papahnya dari pada ibunya?

Aku mempunyai dua kakak laki-laki yang pertama bernama Yeon-jin, kakak ku yang kedua bernama Yeon-seok, laki-laki yang mempunyai wajah cool dan tampan, sifatnya pun kelihatan seperti pendiam padahal aslinya tidak, aku sangat dekat dengan kedua kakaku tapi semenjak mereka pergi dari rumah hubungan ku mulai renggang karena kurangnya komunikasi, ngomong ngomong aku selalu membahas appa ku, aku belum bilang kalau eomma ku sudah meninggal, selain tidak dekat dengan eomma ku, eomma ku pun sudah pergi meninggal kan keluarga kami saat aku berumur dua belas tahun, kalian bisa menilai bagaimana hidupku bukan? Jadi menurut ku hidup bergelimang harta belum tentu membuat kita bahagia mungkin kelihatan nya, ya jika kelihatan nya memang terlihat sangat bergairah tapi kalian belum melihat seluk beluknya bukan? Oke sudah cukup intermeso nya ya.

****

Flashback

Jakarta 4 Agustus 2015 Indonesia.

Saat ini umurku masih dua belas tahun, aku duduk di bangku sekolah kelas tujuh SMP, ya dengan latar belakang keluarga ku yang kaya, eomma dan appa ku sepakat untuk memasukkan ku ke sekolah favorit di Jakarta. Lagi-lagi menurutku itu bukan hal yang istimewa dan tidak perlu di banggakan cih, sangat tidak bersyukur aku ini hehehe, maaf tapi aku lebih bangga masuk ke sekolah favorit dengan hasil jerih payah ku belajar lalu mendapat beasiswa dan menempati sekolah favorit hehe.

Bel pulang sekolah berbunyi, waktunya untuk melepas penat, sungguh melelahkan hari ini, bagaimana tidak? Tadi pagi aku terlambat masuk ke sekolah dan pasti nya aku dihukum memutari lapangan sekolah sepuluh putaran, aku trauma tidur malam.

"Oke anak-anak, kita sudahi dulu pelajaran hari ini, kita sambung lagi besok ya, nanti langsung pulang, jangan pergi kesana kemari, ganti baju kalian terlebih dahulu, mengerti?" Jelas pa ali

"Mengerti pak" dijawab serempak oleh seisi kelas, satu persatu anak murid mulai meninggalkan kelas tapi tidak dengan aku, aku lebih memilih untuk pulang terakhir saat sekolah sudah sepi, selain menghindari geng Amanda aku juga tidak terlalu suka keramaian dan aku juga bisa di bilang anak yang kelihatannya pendiam padahal aku sangat bar-bar apalagi dengan teman dekatku.

Between The MoonlightWhere stories live. Discover now