Ch.1 Roses

803 57 10
                                    

Pagi hari yang cerah di istana emerald, seorang gadis terlihat masih nyaman menjelajahi dunia mimpinya. Senyum menghiasi wajahnya, mungkin dia memimpikan sesuatu yang indah.

Tok tok tok

“selamat pagi Tuan Putri, waktunya bangun dan bersiap-siap untuk sarapan”

Perlahan mata gadis itu terbuka memperlihatan berwarna biru sejernih kristal yang cantik dan berkilauan. Namanya athanasia, Tuan Putri dari kerajaan Obelia. Athanasia perlahan duduk dan menguap kecil.

Athanasia POV

Ugh badanku pegal dan aku sangat mengantuk. Kulihat pintu kamarku terbuka dan muncullah Lilian York, maid yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri.

“hallo Tuan Putri, Saya akan menyiapkan air mandinya. Tuan Putri tunggu sebentar ya”

Aku hanya mengangguk, jiwaku masih setengah terkumpul. Kemudian aku teringat semalam bukannya lucas membawaku ke Menara hitam ya.

Semalam….

Aku mendengar Langkah kaki di balkon ku sesaat setelah Lily menutup pintu. Tanpa menatap kearah balkon aku sudah tau siapa yang datang malam-malam begini. Tidak lain adalah Lucas. Teman masa kecilku, penyihir Menara yang sudah berkali-kali menyelamatkanku dan… Kekasihku.

Yep, kalian tidak salah baca. Cowok menyebalkan yang suka sekali menggodaku, tsundere akut dan sangat kuat itu adalah pacarku.

Lucas menyatakan cintanya padaku saat hari ulang tahunku yang ke-18. Pernyataan cintanya membuatku kehilangan ciuman pertama, kedua dan ketigaku.

Singkatnya kami pacaran dan sudah 4 bulan berlalu sejak saat itu.
“yo, kau belum tidur?”

Dengan santainya lucas berjalan memasuki kamarku. Keadaan kamar yang gelap, dan cahaya yang masuk melalui balkon membuat lucas terlihat sangat….. cantik. Aku sudah berulang kali melihat ini tapi tetap saja terpaku. Ugh dasar penyihir sialan, kenapa kau sangat mempesona?!.

“aku baru saja mau tidur”

“kau mau ikut jalan-jalan?”

Lucas duduk disamping tempat tidurku, mengambil sejumput rambutku lalu memainkannya diantara jarinya. Aku bingung. Tumben penyihirku ini mengajakku jalan-jalan pada malam hari. Biasanya dia akan bercerita denganku lalu menemaniku  hingga aku tertidur. Aku ikut duduk disampingnya dengan semangat, rasa kantukku sudah hilang.

“Aku ikut. Kita mau kemana?”

“Ke Menara hitam, tapi sebelum itu kau harus berganti pakaian. Diluar dingin”

Lucas menjentikkan jarinya dan gaun tidurku berubah menjadi gaun simple yang hangat.

Dalam sekejap aku dan lucas berada di bagian tertinggi Menara. Tempat paling indah yang pernah kulihat. Seketika aku terpaku… bulannya… bulannya berwarna merah!

“Lucas! Lihat bulannya berwarna merah! Cantik sekali!” kata ku kegirangan.
“Iya, iya aku tahu” Kata lucas sambil duduk di kursi dan menarikku ke pangkuannya.

Tunggu dulu, dari mana datangnya kursi itu?!
Ah.. ini lucas. Jangankan kursi, Kasur aja bisa dia bawa kemari. Tapi tetap saja.. kok kursinya Cuma 1?

“hei, hei kenapa kursinya Cuma 1? Dan kenapa aku harus duduk dipangkuanmu? Aku bisa duduk sendiri.” Kata ku. Kurasakan pipiku memanas. Sial, pasti  pipiku sekarang warnanya hampir sama seperti bulan itu.

“Kursinya tentu saja untuk kududuki. Kenapa dipangkuanku? Karna aku maunya begitu. Apakah itu sudah menjawab pertanyaanmu tuan putri?. Sudah duduk diam”..

“ck, kau menyebalkan”

Aku hanya bisa pasrah saat lucas melingkarkan tangannya di pinggangku dan memelukku dengan erat. Aku bersandar kepadanya dan kurasakan lucas menaruh pipinya di atas kepalaku.

“Gerhananya cantik sekali. Untuk itukah kau mengajakku keluar malam ini?”
“iya, kupikir kau akan menyukainya. Lagipula tidak ada salahnya sekali-sekali kencan malam-malam”

“oh, jadi ini kencan? Tidak kusangka kau bisa romantis juga”

“heh, aku memang romantis. Kau saja yang tidak peka, dasar bodoh”

Sabar athanasia, ingat! Dia itu kekasihmu! Jangan lakukan KDRT!

Suasana hening. Keduanya menikmati indahnya gerhana bulan berwarna merah dalam diam dan saling berpelukan. Anthanasia mendongkakkan kepalanya. Pergerakan kecil itu membuat perhatian lucas teralih padanya.
Rambut Panjang hitam yang halus dan mata berwarna merah yang berkilauan dilatar belakangi gerhana bulan merah. Wow benar-benar sangat indah. Tanpa sadar aku menggerakan tanganku menyentuh titik hitam kecil dibawah matanya lalu tersenyum.

“warna matamu cantik, seperti gerhananya”

Lucas menggenggam tanganku yang tadi menyentuh wajahnya. Lalu mendekat sehingga dahi kami bersentuhan.
“Benarkah? Lebih cantik mana, warna mataku atau gerhana itu?”

Dasar aneh, kan sama saja. Sama-sama merah.
…………
“hm….. Lebih cantik…” Lucas masih menunggu jawabanku.

“Mawar”

“……….. Aku tidak mengingat menyebut mawar dalam pertanyaanku”

Lucas menjauhkan wajahnya. Dia terlihat kesal. Huh dasar moody-an.
Aku tertawa melihat wajahnya. Biarpun menyebalkan tapi terkadang dia bisa menggemaskan juga.

“kau tahu kan aku sangat menyukai mawar? Warna matamu mengingatkanku pada kebun mawarku. Jadi…..” aku menangkup wajahnya membawanya mendekat.
“kau adalah mawar pribadiku yang tidak pernah layu dan selalu berada disisiku. Kau milikku” aku menyelesaikan kalimatku sambil mencium pipinya.
“Cuma dipipi?”

Huh, dasar lucas dikasih hati minta paru-paru.

Aku mencubit pipinya gemas. Lucas tertawa lalu perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku dan aku memejamkan mata. Kurasa kecupan lembut dibibirku. Lucas menjauhkan wajahnya lalu Kembali menyandarkan pipinya di atas kepalaku. Pelukannya mengerat. Ini sangat hangat.. dan tanpa sadar aku tertidur.

Sekarang….
Aku termenung memikirkan kejadian semalam. Pasti lucas yang mengantarku kekamarku.
“Tuan putri air mandinya sudah siap”.
Saat asik-asiknya melamun suara lily menyadarkanku. Aku lalu melangkah menuju kamar mandi bersiap-siap memulai hari yang cerah ini dengan senyum diwajahku.
.
.
.
Ini hanya cerita ringan lucaty yang datang tiba-tiba dalam mimpi. Kwkwk
Semoga kalian menyukainya.

Roses are red, violets are blue.
Even when the world end, I’ll always love you.

Our Time (WMMP~ ffn)Where stories live. Discover now