prologue

75 28 3
                                    

Lembah Moor, Rootwale

Semua pasukan menjarah seisi desa di lembah moor sebanyak yang mereka mau, pasukan berkuda dengan serakah memporakporandakan apapun yang mereka lewati. Semua penduduk hanya bisa pasrah meninggalkan harta mereka untuk menyelamatkan diri.

Tak terdengar tangisan atau jerit sumpah serapah, semua begitu lemah tertindas kekalahan perang yang entah kapan akan usai. Yang terdengar di seluruh lembah hanyalah seruan kebanggaan kemenangan dan keserakahan pasukan berkuda. Mereka mengambil harta rampasan sebanyak mungkin. Kemenangan telak. Nama pemimpin mereka tak henti hentinya dikumandangkan. Pangeran yang belum juga naik tahta mampu menaklukan kerajaan sebesar Rootwale ini sungguh luar biasa. Perang selama sebelas tahun kini telah usai. Menyisakan reruntuhan kekalahan di tanah Rootwale. Semuanya takut kepada penguasa baru.

Namun penderitaan ini tak berujung. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Rootwale, dan para penduduk moor. Kini kerajaan Argrar sedang di puncak kejayaan, dengan pemimpin baru mereka. Tidak seperti Rootwale, yang bangsanya keturunan manusia murni, para Garin, sebutan bagi bangsa Argrar adalah manusia yang berdarah setengah dewa. Setidaknya begitulah nenek moyang mereka.

Dalam legenda, Lord Argrarin pendiri kerajaan Argrar memiliki kemampuan mengendalikan api yang cukup hebat diantara manusia manusia yang lain. Sehingga dia dijuluki dewa api. Namun dia gila kekuasaan hingga hatinya buta. Dia rela melakukan apapun demi menjadi lebih hebat. Dan dia bersekutu dengan bangsa jin. Sejak saat itu, apapun yang dikehendakinya semudah mengedipkan mata. Kerajaan baru dibentuk, Argrar yang dahulu kala adalah bagian Rootwale seolah oasis di tengah padang pasir yang luas. Makmur dan kaya. Sang Raja memiliki segalanya, tapi bersekutu dengan para jin tidak sepenuhnya mendapat keuntungan. Argrarin tetap tak bisa hidup selamanya, dan kemampuannya mengendalikan api kemungkinan kecil bisa diwariskan kepada keturunannya.

Hingga perlahan kerajaan mulai runtuh setelah kematiannya. Sejak saat itu, Argrar hanyalah kerajaan kecil yang hidup dari hasil penjualan senjata dengan para kerajaan tetangga. Bangsa mereka sangat terampil dalam mengolah logam.

Bagi Rootwale, para Garin sangat menjunjung tinggi kekeluargaan dan saling menghormati. Hingga suatu saat terjadi konflik antara keduanya, peperangan berdarah terjadi sampai belasan tahun lamanya. Rootwale adalah negri yang peduli pendidikan dan pertanian, uang dan kekayaan sangat dipuja disini. Para kaum elit sering berpesta atau melakukan hal yang semacam itu. Sedangkan yang miskin tidak punya kekuatan. Mereka dipandang sebelah mata dan diabaikan. Satu satunya kebijakan yang dibuat oleh Raja Imhof atas perhatiannya pada rakyatnya yang miskin adalah, mereka terbebas dari pajak. Hanya itu. Kesenjangan sosial di Rootwale sangatlah buruk. Rootwale terlihat sangat indah, setidaknya bagi para kerajaan tetangga. Bersih dan makmur. Namun beberapa distrik yang tidak beruntung hanya hidup dengan pondok kayu dan selalu menjadi bahan cemooh. Distrik yang terabaikan, lembah moor. Letaknya di pelosok dan di perbatasan antara Rootwale dengan Argrar. Yang sekarang sedang dibumihanguskan oleh tentara Garin. Kemenangan ini sungguh diluar dugaan, Tamparan bagi bangsa Rootwale. Selama ini mereka menganggap remeh Argrar.

♧♡♧♡

Dua minggu sebelumnya...

"Pangeran Aaron telah kembali! Pangeran Aaron telah kembali!"

Seorang pelayan berteriak di koridor istana. Dia tak percaya dengan apa yang ditangkap oleh matanya. Pangeran mahkota telah bangun dari tidur panjangnya, yang artinya dia telah siap untuk menggantikan takhta ayahnya yang sedang sekarat.

Dari luar, pangeran Aaron dianggap sudah meninggal dua puluh tahun yang lalu karena diracuni. Bahkan raja Rootwale turut berduka dan mengunjungi pemakamannya. Kabar seorang pewaris Argrar yang meninggal di usia delapan belas tahun sangat memilukan. Namun itu adalah tipuan belaka yang dibuat buat. Aaron, yang dahulu masih berusia empat belas tahun tiba tiba memiliki kekuatan mengendalikan api. Seperti kutukan, api yang seharusnya dapat dikendalikanya malah tidak terkendali. Kekuatannya terlalu besar, bahkan lebih besar dari leluhurnya dalam legenda yang bersekutu dengan para jin. Hal ini seperti kebangkitan tokoh dalam dongeng, sukar dipercaya. Sampai suatu saat, Aaron pernah hampir membakar setengah dari kerajaan Argrar. Tidak banyak yang bisa dilakukan. Dia mewarisi kemampuan mengendalikan api yang kekuatannya tak terhitung. Hal itu mengalir dalam darahnya. Seluruh kerajaan menyembunyikan hal itu rapat rapat demi keselamatan pangeran muda. Namun saat usianya menginjak enam belas, bangsa jin menuntut bayaran.

Persekutuan terkutuk Argrarin dengan para jin tak lekang oleh waktu dan Aaron lah yang harus menanggungnya. Para jin meminta bayaran darah disetiap minggunya, darah manusia. Mereka meminta darah seorang gadis yang belum menikah, darah suci.

Namun Argrar bukanlah Argrar yang dulu, kekeluargaan dan saling menghormati mengakar di hati para Garin. Semuanya sepakat menolak, bahkan pangeran Aaron dan raja.

Namun para jin tak mau mengalah. Aaron dikutuk. Aaron berubah menjadi monster setiap kali matahari terbit hingga tenggelam. Suaranya, tangan dan kakinya, ukuran tubuhnya, kulitnya, giginya, penampilannya seperti mahkluk lava dengan kulit sehitam batu bara dan pecah pecah. Didalamnya mengalir magma yang berpendar setiap kali dia merasakan emosi. Bahagia, marah, sedih sama saja. Rupanya makin menyeramkan.

Namun ketika siang berganti malam, ia akan kembali menjadi manusia seutuhnya. Hanya saja, sejak kutukan itu didapatnya mata kanannya berubah semerah bara api. Mata itu adalah tempat diletakanya segel kutukan para jin. Sampai suatu saat, pangeran merasa putus asa karena patah hati. Emosinya tak terbendung, sisi gelapnya meluap. Gadis yang menolak cintanya terbunuh. Dan seperempat istananya hancur lebur. Maka sang raja meminta keringanan kepada para jin, dan karena mereka telah mendapat darah seorang gadis maka dibuatlah pengecualian. Aaron diberi keabadian dalam tidur panjangnya, jiwanya dibawa ke suatu tempat dimana dia bisa berlatih mengendalikan kekuatanya. Sebuah tempat yang tidak bisa di ukur dengan waktu, dimana waktu tidak berlaku. Dan akan terbangun saat dia telah siap. Sedetik pun dari Aaron tidak bertambah tua dalam tidur panjangnya selama dua puluh tahun, tetapi jiwanya telah hidup seratus, atau bahkan seribu tahun. Dan kini dia telah bangun, dia telah siap. Pangeran Aaron yang berusia 18 tahun siap memimpin pasukan perang menggantikan ayahnya. Sayangnya perang tidak mengenal siang atau malam, maka beritanya menyebar seperti api liar. Para pasukan Argrar punya pemimpin baru, seorang monster. Tentu saja kabar itu meneror semua orang.

♧♡♧♡

Lembah moor berubah menjadi distrik mati. Yang tadinya lembah indah dengan air terjun tinggi, bukit hijau menghampar, tebing batu yang kokoh dan pondok kayu berderet kini sedang dijarah tanpa perlawanan. Tidak banyak yang bisa diambil selain binatang ternak. Lembah moor sudah ditinggalkan penduduknya jauh jauh hari. Mereka tahu ini akan terjadi, jadi mereka meminta bantuan menuju balai kota.

"Ambil sebanyak yang kalian inginkan! Rampas juga binatang yang ditinggalkan penduduk! Aku mau mereka tidak terluka, aku mau tidak ada goresan sekecilpun! Bawa mereka hidup hidup dan selanjutnya kita bakar habis tempat ini!" Aaron berseru lantang, suaranya besar dan bergetar memantul di dinding dinding batu lembah moor. Sebentar lagi siang berganti malam, tak lama lagi dia akan berganti rupa.

 Sebentar lagi siang berganti malam, tak lama lagi dia akan berganti rupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lembah Moor of Rootwale.




His Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang