TQ | 01. Masa lalu yang ingin di lupakan, tapi tidak bisa.

13K 103 3
                                    

Akhirnya The Queen kembali dengan versi baru.

Alurnya aku ubah, jadi buat pembaca Abi, bisa baca ulang karena emang udah beda.

Q: Kenapa di ganti?

A : Maaf, karena emang aku kurang sreg dan nyaman dengan alur sebelumnya.

Semoga kalian suka dengan versi ini. Selamat membaca.

🥰🥰


**

20 tahun yang lalu.

Seorang gadis kecil berusia 7 tahun, sedang menangis tanpa suara di depan pusara. Tanah gundukan masih baru, taburan bunga di atasnya belum mengering.

Gadis kecil yang bernama Abigail itu menatap pusara Ibunya dengan mata yang merah dan membengkak. Ibu yang sangat di sayangi dan dia andalkan itu meninggalkannya beberapa jam yang lalu.

Meninggal karena sakit yang dia belum mengerti apa itu. Yang dia tahu, kini dia sendiri dan harus bisa menjalani kehidupan tanpa Ibunya.

Abigail mengepalkan kedua tangan kecilnya dan masih meneruskan tangis. Hatinya sangat sakit, berharap apa yang dia alami beberapa minggu terakhir ini adalah mimpi buruk.

Setelah itu dia bisa terbangun dan menatap Ibunya yang sedang tersenyum.

Sayangnya, kenyataan ini terlalu menyakitkan untuk di sebut sebagai mimpi.

“Abi. Ayo pulang sayang. Sudah mau hujan.” Mawar, sahabat dari adiknya yang kini bertanggung jawab menjaga Abi, setidaknya hingga Abi di usia dewasa. Abi tidak memiliki keluarga lain selain Ibunya. Ayahnya meninggal saat dia masih dalam kandungan, selain ittu dia juga tidak memiliki keluarga jauh, Ibu tidak pernah mengenalkannya atau mengenalkannya pada siapa pun.

Abi hanya mengenal Mawar selama ini, sudah lebih dari satu tahun Mawar tinggal bersama mereka.

Mawar menatap ke langit yang sudah mulai menggelap. Dia menghela napas kesal karena Abi tidak juga bergerak dari tempatnya.

Gadis cantik itu mengikat rambutnya dan mengangkat Abi. Tubuh Abi sangat kurus, sangat mudah baginya untuk membawa Abi pergi.

Suara tangisan Abi tersengar, dia berusaha melawan sambil terus menatap ke tempat di mana Ibunya di kuburkan. “Ibu.” Gadis kecil itu meronta hingga terjatuh dari gendongan Mawar.

Saat itu Mawar berteriak marah dan memukul Abi seketika. Bersamaan dengan hujan yang mulai jatuh dan membasahi keduanya.

“Ayo pulang, Ibumu sudah mati. Jangan merepotkanku dengan menjadi gadis nakal.” Mawar berdiri dan menarik Abi dengan kasar.

Mawar menarik Abi tidak lagi dengan kasih sayang yang selama ini dia tunjukkan. Dia menarik gadis kecil itu tanpa peduli tangisnya yang terdengar bercampur dengan derasnya hujan. Kalau saja dia tidak membutuhkan Abi, dia tidak akan lagi peduli dengan gadis kecil itu. “Tunggu sampai aku mendapatkan semuanya.” Gerutunya sambil terus melangkah dengan Abi yang mengikuti langkahnya dengan susah payah.

Sesampainya di rumah besar warisan orang tua Abi, keduanya masuk dan Mawar memilih untuk masuk ke kamarnya, dia membersihkan diri dan juga mengganti bajunya.

Sedangkan si kecil Abi, masuk ke kamar orang tuanya yang juga menjadi kamarnya. Dia tidur dengan Ibunya meski sudah ada satu kamar yang siap sejak dia masih bayi. Abi menatap foto pernikahan Ayah dan Ibunya yang terpanjang manis di dinding kamar itu.

Abi menatap foto itu dan menjatuhkan kembali air matanya. Tubuhnya yang basah, rasa dingin yang mulai menjalar, sama sekali tidak mampu membuat dia bergerak pergi.

THE QUEEN (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang