𝐠𝐨 𝐚𝐰𝐚𝐲, 𝐝𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐡𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐦𝐲 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝
──────────────────────Hari ini matahari sepertinya tidak menampakkan dirinya.cuaca diluar sedang mendung dan sepertinya sebentar lagi akan hujan. banyak orng yg memilih mengeratkan selimutnya dan kembali tidur. Tapi lain halnya dengan gadis satu ini.
"Selamat pagi Miss!," Yang disapa hanya menggangguk tanpa mengubah ekspresi.
Perlahan kaki jenjangnya ia langkahkan menuju lift,menekan tombol naik.lantai 10 tepatnya,lantai khusus ruang ceo dan sekretarisnya.
Langkahnya berhenti didepan ruang bertulisan 'ceo' dan mengeluarkan sebuah kartu dari saku celananya.menunjukkan kartu tersebut sehingga keamanan ruang itu men-scan dan perlahan pintu terbuka menunjukkan ruang kerja yg bisa dibilang cukup rapi.hanya saja,diatas meja terdapat tumpukan berkas yg merusak ke-aestetickan.
"Hah..," menghela napas sebentar dan tangan panjangnya mulai membuka dan membaca berkas berkas itu secara seksama.siapa yg mau perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan yg tak jelas asal usulnya?apa untung ruginya? Tentu tak ada.semua pasti akan mempertimbangkan hal itu,sama halnya dengan dia.
Selama 4 jam lebih Vella bergelut dengan berkas berkas itu sesekali kekamar mandi untuk membasuh mukanya.
"Leonard,Nugraha, Bagaskara, Bramasta, Dirgantara.. A-abiyaksa?," Vella terdiam sebentar .
"Sudah waktunya?ah... rasanya baru kemarin gw diriin," guman vella.
Setelahnya ia beranjak dari duduknya menuju dinding kaca yg langsung memperlihatkan padatnya kota Jakarta.