Cerita ini adalah penggalan kehidupan dari tiga belas jiwa yang bekerja di rumah sakit jiwa. Kalian akan menemukan eratnya persahabatan, pengabdian terhadap sesama, hingga tujuan-tujuan kenapa mereka harus terlahir ke dunia.
• All 13 members of Sev...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Itu Vernon.
Nyaris aja gue gak bisa bedain dia sama ODGJ baru masuk RS karena penampilannya. Bajunya warna warni, kaosnya ijo tua sedangkan celananya merah menyala. Belum lagi pake kupluk, sama apaan sih tuh kacamata item bentuk segi lima yang menurut gue malah mirip sama batako? Aneh pokoknya.
"Balik lah, udah beres praktek."
Bule yang katanya keturunan Herman Willem Daendels itu menurunkan kacamatanya sedikit dan tertawa, "Buset, ada apaan di rumah? Berlian? Mending nongkrong dulu skuy di basecamp, kata Bang Johan pohon Arbei depan warkop udah berbuah anjir. Cus kita berburu."
"Gak ah gue gak ikut." Kayaknya ini adalah kali pertama gue menolak ajakan kumpul, "Beneran kudu cabut soalnya, sorry banget gue titip salam aja ya."
Vernon mengangguk beberapa kali, "Oke deh, jangan ngebut ntar masuk UGD, hahaha!"
"Tai lo, baju apaan dah kayak bolu lapis gini." Ucap gue sambil memegang kaosnya sebelum pergi gitu aja.
"Swag style woy!" Vernon agak berteriak, sama sekali tidak gue hiraukan karena merasa bahwa meladeni otak anehnya adalah sesuatu yang gak penting. Kebetulan hari ini gue bawa mobil, sempet rebutan sama Catra karena katanya balik kerja di mau bawa ceweknya ngedate. Tapi karena gue duluan yang nyabet kunci di ruang tengah, akhirnya Catra kudu rela pake motor gaban yang kata dia cuma nyempit-nyempitin jalan.
Kadang gue gak habis pikir sama Mela, kok mau-maunya dia sama Catra yang ngomong aja kayak orang linglung begitu? Belakangan si Bangcat lagi suka banget film Madagascar dan juga Ice Age. Kata Ibu, seminggu ini dia nerima paket terus-menerus dari abang kurir JNE yang isinya miniatur Alex dan juga Diego— karakter singa di dua film itu.
Selain tergila-gila sama singa, dia juga lagi tergila-gila sama sinetron jaman dulu. Masa malem-malem dia minjem tablet gue, katanya ruang penyimpanan laptop dia hampir penuh gara-gara download full episode sinetron Fathiyah. Lu tau sinetron Fathiyah gak? Itu loh, cewek tarzan yang bajunya compang-camping dengan muka cemong terus ngomongnya kayak bocah satu tahun. Geli banget pokoknya, tapi si Catra sangat menghayati itu sampe-sampe ngutuk pemeran sampingan yang jahat terus sama si Cemong.
"Nomor yang ada tuju sedang ... "
Masih gak aktif aja, sebenernya si Oneng kemana sih? Dia gak diculik kan? Siapa tau dia kebelet, izin ke toilet, terus dikarungin sama orang yang pura-pura jadi pasien buat dijadiin TKI Ilegal ke luar negeri. Kan lagi musim tuh culik-culik orang. Mana si Oneng orangnya tolol banget lagi, gampang kasian sama orang, pokoknya dia sangat berpotensi buat jadi korban hipnotis di tempat belanja seperti ITC dan Pasar Baru.
"Blok AD6 ... Blok AD6."
Gumam gue pelan ketika mobil sudah berbelok di gapura komplek bertuliskan Palm Indah. Setelah melewati pos satpam, atau tepatnya setelah gue sadar dengan apa yang gue lakukan sekarang, sontak saja gue menginjak rem hingga mobil berhenti sangat mendadak.
