Chapter 1 - How it started

20 0 0
                                    

Jari-jarinya yang memegang sebuah pena dengan cekatan bergerak lincah di atas tablet grafis berukuran A6. Ia terlihat sangat fokus menatap layar monitor tak lupa dengan kacamata yang bertengger dihidungnya. Sudah berjam-jam gadis itu berkutat dengan kegiatannya. Kalau sudah begini, hanya rasa kantuk yang bisa menghentikan kegiatan gadis itu.

"Tidak ada yang lebih menyenangkan dari hobi yang dibayar."

Ya, Nessie setuju dengan Quote itu. Selain rasa puas akan hobi yang telah tersalurkan, ia juga mendapatkan pundi-pundi rupiah dari hobinya itu. Sudah 6 bulan ia menggeluti  dunia komik Webtoon, karyanya sudah terkenal bahkan rencanya tahun ini akan dijadikan film.

Akan tetapi, tidak banyak yang mengetahui bahwa penulis dari webtoon yang terkenal itu adalah seorang gadis berusia 17 tahun yaitu Nessie. Bakat menggambar dan melukis Nessie dari kecil memang sudah terlihat, dan juga ia sering mendapatkan juara ketika ia mengikuti lomba menggambar maupun melukis.

Tok...tok...

Terdengar suara ketukan dari balik pintu kamar Nessie. Tanpa menuggu jawaban dari pemilik kamar, gagang pintu  bergerak ke bawah, dan pintu pun terbuka.

Nesya kembaran Nessie mengintip dari celah pintu yang terbuka setengah, "Nessie?".

Nessie yang memang saat itu sedang fokus, tidak juga sadar akan kedatangan Nesya.

Nesya sudah hapal betul dengan kebiasaan kembarnya itu, jika sudah berhadapan dengan komputer dan tablet grafisnya jangan harap Nessie akan peka dengan yang ada di sekitarnya.

"Nessie gue mau ngomong penting nih," ucap Nesya yang langsung masuk dan duduk diatas kasur milik Nessie.

Rupanya Nessie tak juga mendengar ucapannya. Tak juga mendapat respon, dengan usil Nesya mengambil Ego, boneka monyet yang ada di kasur dan melemparnya tepat ke arah Nessie. Untungnya jarak meja Nessie menggambar dekat dengan posisinya saat ini.

"Aduh," pekik Nessie tersentak kala sesuatu menimpa kepalanya dari belakang.  Ia pun membalikkan badannya, dan melihat Nesya dengan wajah yang tanpa dosa itu menatap balik dirinya.

"Apa sih, Nesya. Kalo masuk ketuk dulu."

Nessie mengambil Ego yang Nesya lemparkan kepadanya dan menaruh kembali boneka monyet kesayangan Nessie itu di kasur.

"Lo tuh, dari tadi gue panggil nggak nyaut-nyaut," ucap Nesya sedikit kesal.

"Kenapa?"

"Lo taukan gue mendaftar kursus minggu lalu? Pengumumannya barusan."

"Terus hasilnya?"

"Gue diterima."

"Serius? Bagus dong," ucap Nessie bahagia sekaligus bingung," Tapi kenapa muka lo gitu?"

Nesya menghela napasnya kasar, "kalo gue ikut kursusnya terus sekolah gue gimana? Kursusnya 3 bulan Nes, nggak mungkin selama itu gue nggak masuk sekolah kan? Lagi pula kesempatan ini hanya sekali seumur hidup bagi gue, Nes. Lo tau sendiri kan gimana usaha dan upaya gue supaya bisa ikut kursus ini?"

"Terus gimana?" tanya Nessie.

"Gue sebenarnya udah mikirin ini..."

Mendengar itu seketika perasaan Nessie mulai tidak enak. Tiba-tiba Nesya mengambil tangan Nessie, dan menggenggam kedua tangan kembarannya itu.

"Nes, lo mau yah gantiin gue disekolah? 3 bulan aja kok," ucap Nessie dengan memohon.

"Hah kamu gila? Mana bisa Nesya?"

Nessie sontak melepas genggaman yang ada di tangannya.

"Ayolah, Nes. Bantuin gue sekali ini aja, lo masa gak ada rasa iba sama kembaran lo sih?" bujuk Nesya sekali lagi.

"Aku nggak bisa."

Nessie merasa heran dengan kembarannya itu, mana mungkin ia bisa menggantikan Nesya di sekolahnya? Memang sih mereka kembar, tapi tetap saja mereka itu berbeda. Nessie tidak habis pikir bagaimana sebenarnya otak Nesya berjalan.

"Apa susahnya sih Nessie lo gantiin gue, cuma 3 bulan. Oke? Emang lo nggak mau sekolah formal lagi? Lo nggak bosan apa cuma belajar di rumah terus?"

Sebelum melakuan Home schooling memang Nessie sempat belajar di sekolah formal. Akan tetapi itu hanya sampai kelas 6 sd. Karena pada saat itu keadaan Nessie tidak memungkinkan untuk ia bisa bersekolah formal.

"Lagian Nes, lo nggak kasian sama gue kalo gue nolak kursus itu? Hidup gue bakalan sia-sia Nessie, masa depan gua bakalan hancur," dengan mata yang berkaca-kaca Nesya mengeluarkan kata-kata yang menurut Nessie itu sangat berlebihan.

"Nessie menurut lo Mami sama Papi nggak bakalan bangga kalo anak kembarnya udah bisa sukses di usia muda? Lo kan udah, sekarang giliran gue Nes."

Nesya juga ada benarnya. Ia akan terlihat sebagai kembar yang jahat jika tidak membantu Nesya, apalagi itu terkait dengan masa depan kembarannya.

Memang bakat seni sudah mengalir di darah saudara kembar itu. Tidak hanya Nessie, Nesya juga berbakat dalam bidang menggambar. Namun, ia lebih ke bidang Fashion Design. Nesya suka mendesain garmen. Disaat anak-anak lain berkeinginan untuk menjadi dokter, guru, polisi, perawat, dan prosfesi lainnya. Nesya kecil malah berkeinginan untuk menjadi desainer fashion.

Maka dari itu, ia sangat ingin mengikuti kursus yang dibimbing langsung oleh desainer ternama di dunia yaitu Tom Ford. Bagi Nesya, kesempatan ini hanya sekali seumur hidup. Karena kedepannya belum tentu ia bisa lolos dan berkesempatan bisa mengikuti kursus itu. Selain dari segi materi yang menjadi syarat utama, bakat juga sangat berpengaruh agar bisa lolos kursus itu. Kebetulan sekali Nesya bisa lolos seleksi dari jutaan orang yang mendaftar.

"Tapi kan Sya, kalo teman-teman kamu tau gimana terus kalo mereka kasih tau ke guru, kan kamu juga yang bermasalah."

"Nggak akan, selama nggak ada yang tau kalo lo itu bukan gue."

***

So gais jadi gimana?

Penasaran kelanjutannya gimana?

Pliss stay with me eeaa..🤣

Selesai baca jangan lupa vote sma komentarnya dong, biar Author makin semangat nulisnya😌

Follow instagram : @younee_hn

Three Month Be My Twin (@younee_hn)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin