Seminggu setelah les matematika usai, Java sepertinya "menjarak" dari Maya. Java lebih menyibukkan diri di kelas untuk persiapan olimpiade Sains yang akan diadakan di sekolahnya. Hari-hari ia habiskan untuk membahas soal di kelas dengan Aisyah tentunya. Aisyah adalah partner Java dalam pelaksanaan olimpiade Sains.
Sebagai cowok normal jika melihat cewek cantik, Java mencari-cari kesempatan dengan Aisyah. Java mencari-cari kesempatan dengan pura-pura tidak tahu jawaban soal matematika padahal Java tahu, mengajak ke kantin bersama dan parahnya Java sudah berani sekali mengantar Aisyah pulang sekolah, bahkan Java berencana menjemputnya untuk sekedar membahas soal-soal di cafe.
Biasanya siswa teladan lainnya membahas soal dilakukan di perpustakaan, laboratorium fisika, di kelas atau di tempat lainnya yang suasananya lebih serius. Berbeda dengan Java kali ini ia berencana membahas soal persiapan olimpiade sains di cafe sambil makan-makan dan tentunya berdua. Ya, antara Java dan Aisyah saja. Java benar-benar tak menyadari apa yang ia rencanakan ini sudah pasti akan membuat patah hati dua orang sekaligus, Maya dan Angkasa.
"Eh, Sya... Ng, kamu ada kegiatan gak malam-minggu?" tanya Java di sela-sela membahas soal kimia di perpustakaan.
"Kayaknya nggak ada deh Jav, emangnya kenapa?" tanya Aisyah kembali.
Mendengar Jawaban Aisyah lantas ia tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya untuk pertama kalinya ia jalan dengan cewek. Jalan kepantai dengan Maya beberapa waktu yang lalu sengajak tak ia hitung, menurutnya itu hanya ketidaksengajaan saja dan ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ia masih menganggap kalau jalan dengan Aisyah adalah pertama kalinya.
"Kita ke cafe yuk?" ajak Java dengan wajah antusias.
"Lo, ngajak gue nge-date?" tanya Aisyah ragu-ragu.
Java merasa ada hawa-hawa penolakan. Ia membaca wajah Aisyah yang ragu-ragu dengan suara yang kedengarannya sepele.
"Enggak kok, kita kan sambil sekalian belajar," jawa Java cepat.
"Berdua?" wajah Aisyah makin terlihat ragu.
"Enggak kok, sekalian sama Tio dan Idet," jawab Java cepat sambil menyebutkan nama Duo Ubur-ubur itu, karena yang teringat oleh Java hanya mereka berdua.
"Ajak Delia juga sekalian lah, biar ada ceweknya," jawab Aisyah.
"Ya udah, ntar gue ajak Delia," tambah Java.
"Tapi bohong," batin Java.
"Ohhh bagus lah kalau rame-rame gitu. Lo tau kan gimana sekolah ini? gak aman banget. Gossip-gossip selalu bermunculan. Sedangkan lobang kaos kaki aja ketahuan apalagi jalan berdua," kata Aisyah.
"Terserah lo deh Sya, yang jelas gue gak bakalan ngajak Delia atau Duo Ubur-ubur itu. Bodo amat sama yang namanya gossip, bagus banget malah gue digossipin sama lo," batin Java.
"Eh Jav, kalau Kak Maya tahu gimana dong? gue bakalan di labrak! Malu gue, apalagi kalau Kak Poppy ikut-ikutan melabrak, nggak kebayang gue," kata Aisyah sambil menerawang.
"Bagus malah kalau dia tahu gue nge-date sama lo, hahaha habis lah kesempatannya untuk gangguin gue, the end tamat," batin Java diiringi senyum jahat.
"Tapi lo mau kan?" Java mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Iya, rame-rame sih gak apa-apa Jav," jawab Aisyah.
"Oke, malem minggu jam empat sore gue jemput ke rumah lo!" kata Java menutup pembicaraan.
Setelah itu mereka kembali ke kelas, karena acara membahas soalnya sudah selesai, Java dan Aisyah sudah mengerjakan soal Matematika dan fisika sebanyak 250 butir soal yang tingkat kesulitannya cukup tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Maya Meet Java
Fiksi RemajaIni bukan cerita tentang cowok dingin, ini cerita tentang cewek nyebelin yang naksir cowok culun (tapi genteng). Java : kenapa ya, aku sulit menghindar dari cewek aneh ini? Aku bahkan tidak marah jika dia mulai bercanda. Ini spin off Novel bareng-ba...
