Java masih menganga mendengar kata-kata Ayah yang menyatakan Angkasa anak paling besar. Setahu Java dia anak pertama paling besar dan tidak punya adik, mengapa ayahnya barusan mengatakan kalau Angkasalah anak pertama apa benar Angkasa kakaknya? Jantungnya berdebar.
"Angkasa, ayok salam sama tante Rika?"
"Ogah, nggak mau!!" jawab Angkasa ketus.
"Jaga sikapmu Angkasa!!" ayah semakin marah.
"Papa yang harus jaga sikap!! Papa ngapain di sini sama cabe-cabean."
"Tante Rika bukan cabe-cabean ini partner bisnis Papa."
"Bohong," dengan kesal Angkasa menendang meja yang berada di depan ayahnya
Semua minuman yang ada di atas meja berhamburan tumpah ruah. Ayah terkejut sejadi-jadinya, mata Ayah Melotot. " Angkasa mau kamu apa nak?"
"Mau menghancurkan tempat ini, tempat langganan Papa ini." Jawab Angkasa masih emosi.
"Jangan nak, nanti kamu berhadapan dengan hukum."
"Biarin, sekalian aku di penjara."
Belum puas satu meja di hantam Angkasa, meja lain di hantam juga hingga minuman diatas meja tumpah ruah. Para-cewek-cewek cantik yang sedang duduk seru-seruan dengan para om-om labil terkaget-kaget mejanya telah dibuat berantakan oleh Angkasa. Satu meja, dua meja, tiga meja tak puas dihantam remaja yang sedang marah itu.
"Aaarggghh.." cewek-cewek mulai berhamburan.
Yang sedang berjoget ikut lari kalang kabut. Yang cewek-cewek berteriak, yang laki-laki panik menyelamatkan cewek-cewek.
"Woiii minggir!! Bubar!!! Kalau mau slamet kalian!" pekik Angkasa.
Java masih di persembunyiannya, ia tak ingin keluar dan membuat keributan lagi. Tadi dia merasa sudah cukup membuat keributan dengan tante-tante tua yang pingsan karena mabuk. Untung bodyguard tidak menangkapnya.
Angkasa beralih ke meja Dj, ia justru menyuruh Dj minggir dan mengencangkan music supaya aksi gilanya tidak di ketahui orang luar. Beberapa menit kemudian bodyguard datang ingin menghentikan aksi Angkasa. Mereka bersamaan hendak menangkap Angkasa. Namun cowok lincah itu tidak dapat ditangkap oleh mereka.
Bersamaan mereka mencoba menyerang Angkasa, salah satunya hendak meninju Angkasa, namun berhasil di tepis Angkasa dan Angkasa meninju kembali pria itu justru jatuh tersungkur. Tak mau kalah akhirnya mereka hendak mengeroyok Angkasa.
Java tak tinggal diam, ia memasang maskernya dan mencoba membantu Angkasa. Yang menjadi sasaran Java adalah Om yang tadi minta sogok. Om plontos itu dengan temannya hendak menyerang Angkasa bersamaan.
"Om," sapa Java sampil menepuk pelan bahu Om sangar tadi.
Om sangar menoleh wajahnya makin seram.
"Oi, anak kecil masih di sini lo. Temanlo mengacaukan tempat ini. Nyesel gue ngebolehin kalian ke sini. Makan ni!" si Om plontos melayangkan tinjunya ke wajah Java, tapi Java berhasil menghindar
Tak mau mengalah si om melayangkan tinjunya lagi, masih dielakkan Java, sekali, dua kali akhirnya Java menangkap tinju besar Om itu dan menendang paha Om itu.
"Ohhh, anak kecil bisa bela diri kau Ya!"
Java hanya mengelak-elak dari tadi. Karena bagi Java musuh itu lebih tepat dielakkan. Akhirnya perkelahian pun terjadi layaknya film laga. Dan akhirnya tinju kecil Java mengenai wajah si Om dan si Om pingsan seketika.
Si om Ambruk dan Java menronggoh saku jaket si om, dan ia pun mengambil kembali uangnya, uang sogokan tadi. Java merasa ia hanya anak kelas 1 SMA jadi uang berwarna merah tadi sudah selayaknya diambil kembali.
ESTÁS LEYENDO
When Maya Meet Java
Novela JuvenilIni bukan cerita tentang cowok dingin, ini cerita tentang cewek nyebelin yang naksir cowok culun (tapi genteng). Java : kenapa ya, aku sulit menghindar dari cewek aneh ini? Aku bahkan tidak marah jika dia mulai bercanda. Ini spin off Novel bareng-ba...
