〖5〗fєєlíng

Start from the beginning
                                    

"SUIT-SUIT."

"MEREKA AKAN BERCIUMAN!? DI SINI!?"

Osamu melirik sinis kea rah teman-temannya. 'Berisik.' Ia bawa [Name] dalam dekapannya dan pergi menjauh dari teman-teman yang sibuk menggodanya.

[Name] membatu. 'A--Apa yang terjadi?' Semerbak wangi maskulin menyapa penciumannya, aroma yang begitu memikat nan elegan. Jika ia boleh jujur, sungguh menggambarkan Miya Osamu yang dewasa perilaku dan sifatnya. Miya Osamu yang keren.

Segera saja ia menggelengkan kepalanya keras-keras.

"Miya-san. Aku sungguh tak punya waktu untuk bermain-main. Aku harus segera ke kelas," peringat [Name] yang tak bisa lepas dari dekapan Osamu di lehernya.

"Siapa bilang aku main-main?" Tak dipedulikannya usaha sang gadis yang terus memberontak. Ia hanya tetap jalan menuju gedung di mana kelas [Name] berada. "Kau kelasnya Nakamura sensei, kan? Beliau tadi menitipkan pesan."

Si gadis cukup terkejut mendengarnya. "Bagaimana kau tahu aku ada kelas Nakamura sensei?"

"Kau pikir itu penting?" jawab dingin Osamu dengan tetap merangkul [Name].

Tanpa pikir panjang lagi [Name] menggigit lengan Osamu kkuat-kuat. "Agh!" Osamu mengaduh hingga dekapannya mengendur.

Merasakan adanya kesempatan, [Name] segera memberontak dan melepaskan rangkulan Osamu. "Kalau kau tidak peduli, maka jangan menahanku. Aku harus segera pergi!" Gadis itu mulai berlari.

Sungguh di sayangkan, ia pun harusnya tahu, bahwa ia tak bisa berlari lebih jauh.

Dua tangan melingkar di perutnya, mengunci penuh pergerakan [Name] dan memaksanya untuk diam. "Kau pikir bisa benar-benar lepas dariku? Aku ini lelaki, tahu." Miya Osamu memeluknya, sembari meletakkan dagunya di pucuk kepala [Name]. "Aku belum selesai bicara, kau seenaknya saja kabur."

Gadis itu benar-benar tak dapat bergerak. Selain karena pelukan yang terlalu erat, tapi rasa syok dalam hatinya lebih besar dari itu. Tidak seorang pun pernah memeluknya selain ayahnya dan sang mantan kekasih, Kageyama Tobio.

Wajah rupawan atlet voli itu kembali memenuhi benak. Dengan senyumnya. Dengan cemberutnya. Dengan tawanya. Dengan tangisnya. Dengan semua ekspresi yang mungkin hanya [Name] yang pernah melihatnya.

Dadanya berdesir, menyakitkan, namun terasa hampa. Kerinduannya telah mencapai puncak.

Perlahan gadis itu bicara. Suaranya tersendat dengan suara melirih. "A--Apa yang i--ingin kau bicarakan?"

"Em..." Osamu sedikit bergumam. "Kau tahu, menempuh jarak 200 meter sambil menggendong seseorang itu tidak mudah, kan? Apalagi kalau yang digendong itu sering bergerak sepanjang perjalanan."

Dengan gerakan patah-patah [Name] mengangguk. Tersindir, tapi tak dapat protes, karena itu adalah fakta.

"Jadi, sekotak onigiri saja tidak cukup. Paham, kan?" ujar Osamu sambil mendekatkan bibirnya di telingan sang pujaan. Dan tak ada pergerakan dari gadis dalam pelukannya yang kian membeku seberjalan waktu. "Jadi, akhir pekan besok kau luang?"

🏐

"Apa?" rambut eboninya sedikit tersibak ketika kaus tanding terlepas dari kepalanya. "Kyoto?"

Lelaki dengan rambut bagai kok mengangguk. "Ya. Katanya kita berangkat lusa." Hoshiumi Kourai memutar badan, menghadap junior dalam tim dengan sedikit keheranan. "Kenapa wajahmu begitu?"

Mata sehitam langit malam menampakkan binary bahagianya di sana. Ujung bibir yang ditarik lebih lebar dari biasanya pun menjadi alasan mengapa Hoshiumi Kourai bertanya-tanya.

Itu jelas bukan sesuatu yang pernah orang lain lihat dengan mudah.

Kageyama Tobio menggeleng keras. "Tak apa, sungguh tidak apa-apa," ujarnya setenang mungkin, meski pada kenyataannya ia terdengar saat antusias.

"Kau seperti menemukan rasa susu favoritmu di vending machine, Kageyama-kun." Hoshiumi pun pergi, meningglkan Kageyama Tobio yang mulai hanyut dalam rindunya.

'Sudah lima bulan, ya? Apa rambutnya sudah lebih panjang?' gummamnya tanpa menghilangkan senyum.

Bayangan gadis yang telah menududuki singgasana dalam hatinya pun kembali muncul. Gadis dengan senyum cerahnya maupun tatapan kesalnya. Ia hanya tertawa. Merasa bodoh hanya karena seorang wanita.

Orang-orang terdekatnya pun tahu, seorang Kageyama Tobio hanya pandai di voli dan menjaga perasaannya pada satu gadis. Pikiran remaja yang tengah kasmaran memang mengundang 'hawa ingin menghujat'. Tapi mereka pun tak dapat disalahkan begitu saja.

Diambilnya ponsel dari dalam tas dan mengetikkan sebuah nama dari daftar kontak. 'Mari bertemu lagi, [Name].'

🏐

[200504]

A.N

Moshi-moshi, minna-san! Genki ka? Semoga kalian baik baik aja ya. Gimana nih yg muslim, lancar ibadah Ramadhannya? Tetep semangat ya walau Ramadhan tahun ini bener-bener beda sama tahun-tahun sebelumnya :"( Mari kita semua doakan yg terbaik bagi negeri ini dan semoga pandemi ini cepat berlalu, sehingga kita bs ngelakuin kegiatan sehari hari seperti semula dengan tenang. Jangan lupa untuk rajin cuci tangan dan pakai masker waktu berpergian, ya!

Maaf banget aku br bisa update sekarang. Karena jujur, aku abis sharing ttg cerita ini sm tmnku, dan ada bbrp hal yg bikin aku ragu, jd br bs update sekarang :(

Maaf kalao bikin kalian nunggu lama dan hasilnya malah tidak sesuai harapan kalian. Semoga kalian tetep merasa terhibur, ya.

Makasih utk yg masih ngikutin ceritaku dan selalu memberi dukungan ke aku (・'з'・) Aku cinta kalian banyak banyak ~♥~

Lot of love,

Alyhani

rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσWhere stories live. Discover now