Malam ini, dua cangkir kopi menemani dua lelaki yang sedang asyik mengobrol di halaman rumah. Mereka adalah Sean dan Alden.
Seperti kebiasaannya saat remaja. Kini meskipun sudah memiliki kesibukan masing-masing pada pekerjaannya, mereka tetap bisa melakukan hal ini karena jarak rumah yang mendukung.
Perjalanan karir mereka bisa dibilang cukup sukses. Masing-masing perusahaannya menjalin kerjasama, dan selalu berkembang pada setiap zaman.
Di malam yang semakin larut ini, mereka berbicara dengan gaya Presiden Direktur-nya seperti di kantor dan membahas tentang proses kerjasamanya dengan serius. Tapi sesekali ada saja kelakuan dari salah satunya memecahkan keseriusan sehingga terlihat seperti dua sahabat yang konyol.
"Fix ya kalo gitu?"
Sean mengangguk dan tersenyum samar, ia menjulurkan tangannya yang langsung direspon oleh Alden. Mereka bersalaman untuk menerima keputusan dari kedua belah pihak.
"Gimana bro?" tanya Alden membuat Sean mengernyit.
"Apanya gimana? Kan tadi udah deal."
"DIH KESEL GUE!" Alden mendengus kesal, "kapan saya punya ponakan, saudara Seano?"
Sean yang sedang menyeruput kopinya reflek sedikit menyemburkan kopi itu hingga mengenai wajah Alden. Sepertinya ia sedikit terkejut dengan pertanyaan sahabatnya itu.
"Untung gue udah jadi Presiden Direktur perusahaan, jadi gue mau jaga image dengan tidak berbicara kasar dengan anda."
Sejenak Alden tersenyum pada Sean, kemudian ia berucap lagi dengan lembut, "monkey kamu, Seano."
Sean menahan tawanya mengerti ucapan temannya itu yang berusaha untuk tidak berucap kasar.
"Lagian kenapa tiba-tiba tanya kayak gitu?"
Lelaki itu menghela napasnya berat. Ia menarik napas lagi dan membuangnya perlahan, "kan kalian baru aja pulang dari honeymoon, Kak Sean!"
Dia terkekeh, "yaudah tunggu aja. Semua butuh proses, Dakota."
"Bulan madu enak gak Se?" tanya Alden yang keingin tahuannya semakin meningkat.
Sean tersenyum miring, "enak, makanya nikah!"
Alden mendengus. Ia sangat benci kalau sudah membahas soal pernikahan, apalagi dirinya yang selalu disuruh cepat-cepat menikah.
"Se, terus lo besok jadi ke Eropa?"
"Jadi," jawab Sean.
"LO BARU AJA PULANG BULAN MADU TERUS BESOK UDAH MAU NINGGALIN BINI LO LAGI?!" Kali ini suara Alden terdengar lebih lantang.
"Teriak sekali lagi gue siram kopi lagi nih," ancam Sean yang merasa terganggu dengan suara sahabatnya itu.
Alden terbahak, "iya ampun."
"Den," panggil Sean yamg terdengar serius.
Alden yang langsung merasakan keseriusan itu langsung memandang Sean, "Ha?"
"Janji sama gue mau kan?"
Lelaki itu mengernyit, "janji apa?"
"Walaupun gue cuma seminggu di Paris, lo jagain Violet ya?" ujar Sean dengan suara pelannya.
YOU ARE READING
The Wrong Way [On Hold]
Romance"Niat ingin selalu melindungi, tapi tanpa disadari itu adalah cara yang salah." - The Wrong Way - Sequel of SEVIOLET 2020©itsmefadhlh
![The Wrong Way [On Hold]](https://img.wattpad.com/cover/223665492-64-k144253.jpg)