"Li Xian."

Langkah kaki Li Xian terhenti ketika Liu Xing Sheng menyebut namanya, dia menoleh.

"Hati-hati."

Ucapan yang keluar dari bibir Liu Xing Sheng berhasil membuat Li Xian terkesiap. Bukankah itu mempunyai arti bahwa Liu Xing Sheng berharap dirinya akan pulang dengan keadaan baik-baik saja.

Kepala Li Xian mengangguk, tersenyum tipis sebelum menaiki kereta kudanya yang sudah menunggu.

Liu Xing Sheng terdiam memperhatikan rombongan yang membawa Li Xian perlahan menjauh. "Ming Hao, awasi Putri Mahkota," titahnya pada salah satu panglimanya.

°°°

Waktu yang digunakan untuk sampai di tempat tujuan kurang lebih tiga hari dua malam, mereka beberapa kali harus singgah di suatu tempat untuk beristirahat. Hingga tiba saatnya sebentar lagi rombongan Li Xian akan tiba di desa yang dimaksud.

"Berhenti," titah Li Xian pada rombongan kala itu, dia menyibak tirai dan turun dari kereta kuda.

"Ada apa, Yang Mulia?" tanya seorang panglima kerajaan yang ikut menemaninya bertugas, pria itu bernama Ming Hao, orang kepercayaan Putra Mahkota.

Li Xian menggeleng. "Aku dan Linda akan turun di sini, kalian lanjutkan saja perjalanannya," balasnya membuat semuanya nampak terkejut.

"Maksud anda, Yang Mulia?" tanya Ming Hao tak mengerti.

"Aku dan Linda akan menyamar jadi orang biasa, aku tidak ingin mereka melihatku sebagai anggota kerajaan yang mempunyai jabatan tinggi, terlebih Putri Mahkota. Jadi kalian lanjutkan perjalanan," terang Li Xian.

"Tapi, Yang Mulia, kami tidak bisa meninggalkan anda di sini. "Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anda, Yang Mulia," tolak Ming Hao berusaha membujuk Li Xian.

"Ming Hao, aku dan Linda juga akan ke tempat yang sama denganmu. Kita akan bertemu di sana, apa yang kau khawatirkan? Jarak dari sini ke desa hanya tinggal beberapa meter. Aku dan Linda pasti akan baik-baik saja, aku pastikan itu," tutur Li Xian meyakinkan.

"Tapi, Yang Mulia –"

"Aku majikanmu, Ming Hao, kau harus menuruti apa yang aku katakan," pungkas Li Xian tak ingin dibantah.

Ming Hao menghembuskan nafas pelan, dia mengangguk pelan tanda setuju dengan apa yang Li Xian inginkan. Meskipun sebenarnya dia sangat khawatir akan sesuatu yang seandainya terjadi, karena apabila terjadi hal buruk dengan Putri Mahkota, nyawanya yang akan menjadi gantinya. Tapi dia berharap bahwa itu tidak akan terjadi.

Sepeninggalan rombongan, Li Xian serta Linda kembali melanjutkan perjalanannya, tapi sebelum itu Li Xian berganti pakaian menggunakan pakaian milik Linda. Pakaian yang dia gunakan terlalu mencolok sebagai bangsawan, semua orang pasti akan langsung tahu hanya melihat dari pakaiannya, dan dia tidak menginginkan hal itu.

Keduanya tiba di desa yang dimaksud, nampak kehidupan yang jauh dari kata layak. Banyak warga yang mengemis pada setiap pejalan yang lewat, di tubuh mereka terdapat bintik-bintik yang melepuh dan mengeluarkan nanah. Hampir saja Li Xian dan Linda muntah saat melihat pemandangan di itu.

Li Xian segera memakai cadarnya untuk sedikit menghalau aroma amis yang menguar di sekitarnya. Langkah kakinya terus berjalan menuju posko pengobatan, utusan kerajaan sudah tiba dan beberapa warga mulai mengerubungi.

Li Xian memasuki tenda darurat, melihat pemandangan yang tak beda jauh dari sepanjang perjalanan yang dia lewati. Para tabib hilir mudik mengobati pasien. "Permisi, boleh saya membantu anda, Tuan," tanyanya pada seorang tabib wanita.

"Anda siapa, Nona?"

"Perkenalkan, saya Xiang Li, dan ini saudariku, Linda," jawab Li Xian memperkenalkan diri. "Saya sedang berkelana dan tak sengaja melihat kondisi para warga. Saya dan saudari saya ingin membantu," tuturnya menambahi.

Wanita itu mengangguk, "Boleh, Nona Xiang, kebetulan kami kekurangan tenaga medis di sini," balasnya, dia mengulurkan tangan. "Perkenalkan nama saya, Pei Yu, Nona" imbuhnya memperkenalkan diri.

Li Xian dan Linda bergantian menjabat tangan Pei Yu. "Terimakasih banyak Nona, Pei Yu, jadi dimana saya bisa mendapatkan obatnya?" tanyanya kemudian.

"Ada di posko sebelah, Nona, beberapa tabib sedang meraciknya di sana. Bisa tolong anda ambilkan untukku."

"Biar saya yang mengambilnya untukmu, Nona Pei Yu," timpal Linda yang melihat gestur Li Xian akan menyanggupi, sebenarnya dia tidak tega melihat tuan Putrinya di suruh-suruh.

Li Xian dan Linda segera bergegas menuju posko sebelah, aroma obat-obatan menyambut kedatangannya. Li Xian melepas cadarnya. Setelah berkenalan dengan beberapa tabib, Li Xian meminta izin untuk meracik obatnya sendiri. Meskipun beberapa tabib merasa tidak yakin dengan kemampuannya, namun bagi mereka tidak ada salahnya mencoba. Pada akhirnya mereka mengizinkan dan Li Xian mulai meracik herbal yang dia bawa dari istana.

"Darimana anda memiliki tanaman jenis itu, Nona?" tanya salah seorang tabib.

Li Xian mendongak. "Oh, saya menanamnya sendiri, Tuan."

Tampak para tabib itu terkejut. "Anda menanamnya sendiri? Bukankah itu tanaman jenis baru dan tidak mempunyai harga di pasaran?"

Li Xian tersenyum saja, inilah yang tidak diketahui banyak orang pada masa lampau, pada jaman modern, tanaman itu sangat diminati oleh masyarakat, karena khasiatnya yang benar-benar ampuh untuk mengobati penyakit dan bisa digunakan sebagai campuran olahan makanan. Sedangkan pada masa lampau, tanaman itu tidak memiliki harga dan dianggap sebagai tanaman liar yang tidak berguna, dan tugas Li Xian adalah membuktikan keampuhan tanaman miliknya.

Setelah ramuan dan obat-obatan selesai diracik, Li Xian dan Linda membawanya ke posko pengobatan. Memberikan kepada pasien yang tengah berbaring di sana. Li Xian juga membawakan beberapa obat untuk di konsumsi di rumah, dan berpesan agar mereka kembali lagi dalam waktu tiga hari.

Saat hari mulai gelap, Li Xian dan Linda memutuskan untuk menginap di salah satu penginapan dengan harga sewa yang sangat murah permalamnya. Dia tidak ingin orang curiga jika seandainya dia menginap di salah satu penginapan mewah, lagipula yang dia perlukan adalah lokasi yang dekat dengan posko pengobatan.

Li Xian merebahkan tubuhnya, dia menerawang jauh mengulang kejadian yang dia lalui seharian.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi, melakukan kehidupan layak dan bebas adalah tujuanku," gumamnya tersenyum, kedua matanya terpejam menantikan mimpi segera menariknya ke alam bawah sadar.

.

.

.

..

Saskavirby
31 Mei 2020

Instagram @elshaolivia_

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now