5. Kuda yang mengamuk

Zacznij od początku
                                    

Dia sudah ketinggalan begitu jauh dengan Li Xian, Liu Xing Sheng menghentak agar sang kuda menambah kecepatan. Sekilas bayangan Li Xian terlihat berada jauh di depan, dan menuju tebing.

Sekali lagi, Liu Xing Sheng memacu kudanya, sedikit lagi dia akan sampai, sedikit lagi dia bisa menggapai Li Xian, tinggal sedikit lagi pula Li Xian akan jatuh dari tebing bersama kudanya. Jantung Liu Xing Sheng berdegup kencang ketika membayangkan Li Xian jatuh dari tebing, sama seperti sebelumnya.
Ketika kuda miliknya berhasil menyamai kuda milik Li Xian, Liu Xing Sheng mengulurkan tangan untuk meraih tubuh Li Xian.

Beberapa kali dia gagal, karena kuda milik Li Xian yang berlari dengan tak tentu arah. Liu Xing Sheng tak menyerah, dia kembali mendekatkan kuda miliknya. Tinggal beberapa meter lagi mereka sampai di atas bukit. Tangan Liu Xing Sheng meraih pinggang Li Xian dan segera menariknya cepat, memindahkan tubuh Li Xian di atas kuda miliknya.

Li Xian terperanjat saat merasakan tubuhnya melayang, dia mengira bahwa dirinya telah terjun bebas dari atas tebing. Tapi rengkuhan di pinggangnya membuat matanya terbuka.

Alangkah terkejutnya saat dia mendongak menyadari siapa yang menolongnya. Li Xian melingkarkan tangan di leher Liu Xing Sheng saat kuda milik  Liu Xing Sheng berlari cepat membuat tubuhnya hampir terjatuh.

Liu Xing Sheng menarik tali kudanya untuk memperlambat lajunya, dengan satu tangan masih melingkar di pinggang Li Xian. Matanya menatap lekat manik mata Li Xian yang juga tengah menatapnya.

Keduanya hanya diam dengan saling menatap, Li Xian merasa terhipnotis dengan bola mata hitam pekat milik Liu Xing Sheng, jika dilihat dari jauh memang begitu tajam dan mengerikan, namun jika diperhatikan sedekat itu membuatnya enggan untuk berpaling, seakan-akan mata itu terus memikatnya, memberikan sebuah harapan dan kecintaan yang luar biasa dalam. Lihatlah dia juga masih tetap terpesona oleh wajah Liu Xing Sheng yang sempurna.

Liu Xing Sheng kembali menatap lurus pada jalan yang dilewati kudanya, dia sudah memacu kudanya untuk kembali ke dalam istana. Dia sadar bahwa Li Xian tengah menatapnya sejak tadi.

Keduanya telah memasuki kediaman istana, terlihat Kaisar dan Ibu Suri yang berdiri menyambut kedatangan mereka. Helaan nafas lega terdengar ketika Liu Xing Sheng berhasil menyelamatkan Putri Mahkota Li Xian.

Shi Zhu dan kedua Selir saling melotot tak percaya bahwa Putra Mahkota berhasil menyelamatkan Li Xian, mereka benar-benar marah. Apalagi melihat keduanya berada di atas kuda yang sama, dengan Li Xian yang melingkarkan tangannya di leher Liu Xing Sheng, terlihat begitu serasi, dan itu membuat mereka amat sangat kesal.

Liu Xing Sheng mengangkat tubuh Li Xian untuk turun dari kuda, di sadarinya tubuh Li Xian begitu ringan, dan kenapa dia merasa nyaman saat memeluk pinggangnya tadi.

"Syukurlah kau baik-baik saja, Putri," Ibu Suri segera berjalan dan memeluk Li Xian.

"Terimakasih, Yang Mulia, maafkan saya telah membuat Yang Mulia khawatir."

Ibu Suri menggeleng. "Jangan bicara seperti itu. Aku senang melihatmu baik-baik saja."

Li Xian mengangguk.

"Istirahatlah, kau pasti kelelahan," ujar Kaisar menimpali.

Li Xian menunduk hormat. "Terimakasih, Yang Mulia," pamitnya undur diri, diikuti Linda di belakangnya.

Kaisar menepuk pundak Liu Xing Sheng. "Kau melakukan tugasmu dengan baik."

Liu Xing Sheng menunduk hormat.
"Mulai sekarang kau harus melindunginya," bisik Kaisar di telinga Liu Xingsheng sebelum berlalu.

Ibu Suri mengelus lengan Liu Xing Sheng dan mengikuti Kaisar yang berjalan mendahuluinya.

Shi Zhu berjalan cepat menghampiri Liu Xing Sheng. "Yang Mulia, anda tidak apa-apa?" tanyanya khawatir. "Apa anda terluka, Yang Mulia?" imbuhnya hendak menyentuh tubuh Liu Xing Sheng, Namun Liu Xing Sheng segera memundurkan langkahnya.

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Mau aku buatkan teh, Yang Mulia?" tawar selir Nu Wa.

Liu Xing Sheng menggeleng. "Tidak perlu," tolaknya, kemudian berlalu meninggalkan ketiga Selir.

"Kenapa Putra Mahkota menyelamatkan Li Xian?"

"Aku juga tidak menyangka, Putra Mahkota akan menyelamatkannya."

"Sepertinya Li Xian tidak bisa kita anggap remeh sekarang."

"Ya, itu benar. Kita harus membuatnya menderita.

"Tidak," bantah Shi Zhu cepat.

"Kenapa, Selir Shi?"

"Bisa dipastikan, Putra Mahkota akan terus berusaha menyelamatkannya, lebih baik kita buat dia merasa tidak betah di sini, dan memilih untuk pergi dari istana ini, atau mungkin memilih untuk mati," ujar Shi Zhu menatap lurus ke depan.

"Apa kau punya rencana?" tanya Nu Wa penasaran.

Shi Zhu menggeleng. "Akan aku pikirkan nanti, sekarang kita berpura-pura mencemaskan keadaannya, agar Kaisar dan Ibu Suri tidak curiga."

Nu Wa dan Yen i mengangguk setuju.

'Tunggu pembalasanku, Li Xian.'

.

.

.

..

16 mei 2020
Saskavirby

Instagram @elshaolivia_

Li Xian EmpressOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz