Pembelajaran Dimulai

87 12 2
                                    

--2 Agustus, pukul 06:58—

Jam dinding berdetak dalam ruang gelap dengan sampah makanan berserakan dimana-mana. Tak heran beberapa serangga kecil seperti nyamuk dan lalat berterbangan menghinggap bekas makanan sisa kemarin. Suara mengorok Fuwa menggeram, tertidur lelap ketika jarum pendek telah menunjuk angka 6. Sesekali Fuwa mengecap bibirnya karena air liur yang menetes keluar.

//PING-PONG

Terdengar bunyi bel pintu sekali.

//PING-PONG

Untuk kedua kalinya berbunyi, Fuwa mendengarnya. Tapi ia memilih menghiraukan bunyi tersebut dengan menutup telinga menggunakan bantal.

//PING-PONG

//PING-PONG

//PING-PONG

Kini bunyi berdering berkali-kali setiap detik. Hampir 20 detik, bunyi bel semakin berirama tanpa henti.

“Berisik! Siapa sih!!?” kesal Fuwa terdengar dari dalam kamar. Bunyi bel itu juga tak kunjung berhenti.

“Iya ya, bisa gak sih berhenti mainin bel!!” Fuwa berteriak. Derap langkah kakinya terdengar mendekati pintu.

//KLAK

Sesaat setelah Fuwa membuka pintu masuk, sekejap ia melihat wajah serius Yaiba yang berdiri tepat di tengah. Mata Fuwa belum terbuka sepenuhnya, meskipun begitu dia bisa mengenali siapa orang yang sekarang berada di hadapannya.

“Apa?”

“Apa dengkulmu! Minggir!”

Yaiba secara paksa masuk ke dalam kosan Fuwa sebelum Fuwa sendiri memperbolehkan masuk. Yaiba merupakan orang sopan, bahkan sebelum memasuki ruangan ia telah melepaskan sepatu.

“Woi.. jangan sembarangan masuk!”

“Sudah kuduga,”

Yaiba melihat sekeliling sampah dan berbagai macam pakaian yang berserakan. Seakan ia telah mengetahui sifat dan keseharian Fuwa selama ini. Yaiba membuka tas ransel besar yang ia bawa. Sekejap Yaiba telah memakai sarung tangan, masker mulut lalu mengeluarkan kantong plastik hitam. Fuwa mengucek kedua mata yang masih setengah bangun, belum dapat mencerna apa yang dilakukan oleh gadis tersebut.

“Kenapa kau tidak membasuh mukamu dulu?”

Fuwa mengecap sembari tangan kiri mengusap sisa air liur yang masih menempel di dagu, “Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di-jam sepagi ini?”

“Bukankah sudah kubilang kemarin,” Yaiba menjawab pertanyaan itu sambil memungut beberapa sampah dan sisa makanan ke dalam plastik.

“Hah..?” nyawa Fuwa masih tidak dapat menangkap jawaban Yaiba.

“Hari ini aku akan--hm..” Tiba-tiba Yaiba mencium bau aneh dari tubuh Fuwa. “Kau belum mandi ya?”

“Tentu saja, ini kan masih pagi--”

“Dari kemarin?”

Mendengar hal itu Fuwa langsung terkejut dan terbangun sepenuhnya, “Heh?! Ba-bagaimana kau bisa tahu?”

“Sudahlah.. sekarang kau pergi mandi sana!!” Yaiba mengambil handuk Fuwa yang menggantung di langit-langit ruang tamu dan mendorong tubuh Fuwa untuk masuk ke dalam kamar mandi.

**

--07:45--

Fuwa selesai mandi, ia juga mengenakan kaos putih berwajah gorila yang tidak pantas untuk dipandang. Yaiba juga telah membereskan seluruh ruangan baik kamar, dapur maupun ruang tamu. Terlihat bersih dan layak untuk ditinggali.

What Your Life ForUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum