Aku Tak Pandai Merangkai Puisi

20 2 0
                                    

Kau tahu?
Aku kembali menyukai puisi sejak kedatanganmu
Bolehkan aku membuat beberapa bait untukmu?
Meski tak apik diksiku

Baik, aku akan memulainya

Ketika bersamamu, selalu terpikir di benakku,
Apa aku sedang berhalu?
Apa aku sedang bermimpi?
Ternyata tidak, ini asli, ini bukan mimpi

Seolah ada segerombol merpati dari arah depan
Memaksaku menuju awan
Dan lihat! Aku menyatu bersama mereka
Mengangkasa di langit cerah

Oh Tuhan,
Makhlukmu yang satu ini ternyata sedang jatuh cinta
Makhlukmu yang pemalu ini ternyata semakin salah tingkah
Apa yang harus kulakukan, Tuhan?

"Menjauhlah darinya"
Tidak, aku tak mau
Sang Pemilik Hati cemburu rupanya
Padahal, baru sebentar aku mengenalmu

Namun aku tak bisa berbuat apa apa
Dia ingin cinta kita hanya untukNya
Dia ingin kita bersatu dengan ikatan suci
Namun tidak untuk saat ini

Tolong, jangan merasa lara
Tolong, jangan merasa terluka
Kau bilang, hidup ini harus disyukuri kan?
Kau bilang, kau ingin membahagiakan ibumu kan?

Maka berbahagialah lebih dariku
Bersemangatlah untuk impianmu
Jika kau menemukan penggantiku,
Bahagiakanlah dia lebih dari caramu dulu membahagiakanku

Meski berat mata ini terbuka,
Tak mampu membendung air mata yang jatuh berkali kali,
Tapi percayalah, masih saja kau yang mengisi ruang di hati
Masih saja kau yang kusebut dalam doa

Masa Depan Tak BerimbuhanWhere stories live. Discover now