Terjun

2.3K 275 62
                                    


Selamat merayakan Idul Fitri 1441H, mohon maaf lahir dan batin. Sekaligus merayakan release D-2 dari rapper kesayangan kita semua. Keep streaming Daechwita, gaes...

Happy reading

.
.

Tolong beritahu aku, bagaimana caranya agar berhenti memikirkan Park Jimin. Setelah mimpi semalam, bayangan tentangnya terus menerus berkecamuk dalam otakku. Membuatku selalu ingin memandangnya, memperhatikannya.

Kurasakan juga ada yang berubah pada perilaku Jimin, ia lebih sering lagi menyentuhku. Kukira ini mungkin karena dia sudah lebih lagi merasa nyaman dengan kehadiranku, sehingga rasa sungkan dan risih semakin menipis.

Tadi malam, Jimin memberitahu bahwa masa tinggalnya di hotel Musabe akan berakhir. Noona nya memang rencananya hanya menginap di Musabe selama 3 malam, setelah itu dilanjutkan ke Ubud. Jimin bertanya, lebih tepatnya memohon, apakah aku mau menemaninya ke Ubud.

Sebenarnya aku bisa memilih untuk melanjutkan liburanku sendirian. Tapi bagaimana mungkin aku menolak puppy eyes dan wajah manis itu. Ditambah embel-embel bahwa dia tidak bisa tidur tanpa dipeluk, aku tidak berdaya.

Jadi begitulah, kami sekarang menunggu mobil sewaan yang akan mengantar ke Ubud. Jimin berfoto selfie dengan latar belakang kamar kami. Sedangkan aku memeriksa aneka notifikasi di ponselku. Tidak ada yang penting, Namjoon tampaknya bisa mengisi kekosongan selama aku tidak ada.

"Hyung, kesini." Jimin memanggil dari seberang kamar.

"Ada apa?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

Jimin berjalan ke arahku, "Ayo foto bareng."

"Tidak mau."

"Untuk kenang-kenangan kita pernah menginap disini. Siapa yang tahu, kapan kita bisa kembali ke Bali lagi." Ia langsung menarik tanganku dan menyeret ke balkon. Lalu dia melingkarkan tanganku ke pundaknya. Sementara dagunya menempel di bahuku dan satu tangan yang tidak memegang ponsel memeluk pinggangku.

Kuamati pantulan kami di layar ponselnya. Wajahku begitu kaku dengan ekspresi sangat datar. Sangat berlainan dengan Jimin yang cerah ceria.

"Hyung, senyum dong," katanya sambil menghadap kamera.

Dengan posisi sedekat ini, mana bisa aku tersenyum. Seluruh badanku begitu tegang, karena jantungku berdegup kencang sekali. Aku hanya berharap dia tidak mendengarnya. "Hyung tidak terbiasa difoto, Jimin-ah. Biasanya aku yang memotret, bukan dipotret," kataku memberi alasan.

"Ish... nonsense. Jangan sampai aku cubit perut Hyung kalau hasil fotonya jelek," matanya menyipit penuh ancaman.

Bukannya takut, aku malah merasa gemas. Dengan sukarela, aku tersenyum lebar.

"Nah, bagus begitu." Klik!

.

Dalam perjalanan ke Ubud, sopir kami (orang yang sama seperti kemarin) yang mengetahui hobi fotografi ku, mengusulkan untuk mengunjungi Tegenungan. Sebuah objek wisata air terjun yang tidak jauh dari Kota Ubud. Kata Bli sopir, tempatnya sangat instagramable.

"Kau mau, Jim?"

"Terserah Hyung saja. Apapun itu kalau bersama Hyung pasti menyenangkan," katanya dengan manis.

Dari jauh, air terjun ini memang eksotis. Diapit alam yang hijau dan asri, dalam kesejukan udara Ubud. Perpaduan alam yang hijau dan beningnya air menciptakan harmoni pemandangan yang memikat.

Travelling Buddy - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang