BLACK | END

4.1K 180 35
                                    










Playlist: Cukup tau by Rizki Febian










"Aku kan udah bilang, kamu tunggu di dalam mobil. Apa susah nya sih?"

Aku menunduk mendengar suara Septhian. Baru kali ini dia berbicara panjang lebar, biasanya hanya sekata-dua kata.

Tapi tunggu, aku tau ini bukan yang pertama kali nya dia marah soal aku hampir ketahuan karena berpacaran dengan nya.

Tapi kali ini, dia terlihat berbeda. Marah nya terlihat berbeda. Aku menatap sendu ke bawah.

Segitu nya dia tidak ingin orang mengetahui hubungan ini.

Apa dia segitu malu nya mempunyai kekasih seperti ku, aku tau. Aku tidak semenarik Karin, atau se-sexy Lika.

Aku hanya gadis biasa yang seperti nya lagi beruntung karena bisa berpacaran dengan seorang Septhian Hadinata.

"Kamu sengaja, pengen kasih tau kalo kamu itu cewe aku. Gitu?"

Aku semakin menunduk, lalu meremas kedua telapak tangan ku.

Aku ingat tadi raut wajah nya begitu marah saat aku keluar dari mobil nya dan berjalan memasuki pesta itu.

Aku bukan ingin mengacaukan nya, aku hanya ingin memberikan kado untuk teman Septhian.

Yang kebetulan dia mengundang ku. Padahal tadi aku sudah ingin menitipkan kepada Septhian.

Tapi dia tidak menerimanya. Dia hanya bilang. "Memangnya kamu di undang?"

Saat aku memberikan kado itu, teman tongkrongan Septhian sepertinya mengenal ku. Mereka mendekati ku.

Aku hanya menjawab semampu ku, lalu tanpa aba-aba. Salah satu dari mereka berbicara keras sekali. Sampai rasanya aku ingin menenggelamkan diri.

"Loh! Bukan lo yang ada di walpaper hp Septhian ya? Lo cewe nya Septhian kan?"

Aku mulai mendengar bisik-bisik dari semua yang ada di pesta ulang tahun itu. Aku hendak menentang omongan itu tapi aku lihat Septhian menghampiri ku dengan wajah nya yang terlihat tegang dan rahang nya yang mengeras.

Seperti nya dia menahan emosi nya. Dia menarik tangan ku dengan kencang, rasanya sangat sakit.

Lalu aku berakhirlah di halte yang lumayan jauh dari pesta dengan tatapan menusuk nya.

Aku jengah dengan ini semua. Dia benar-benar membuat ku lelah, aku tidak sanggup lagi.

"Ini kan yang kamu mau, ketahuan oleh semua orang?"

Cukup. Aku sudah tidak kuat lagi. Ku tahan air mata ini. Ya tuhan ini benar benar sakit. Aku tidak pernah berniat untuk membuat hubungan ini ketahuan.

Septhian menggerakkan bahu ku dengan keras. Tolong, siapa pun aku tidak bermaksud seperti itu.

"Kamu sengaja kan. Kamu ingin pamer ke semua orang kalo kamu itu berpacaran dengan seorang Septhian Hadinata. Most wanted di sekolah kan!"

"Cukup! Apa segitu buruk nya aku di mata kamu?" aku mencoba menyela nya.

Demi apapun air mata ini benar-benar ingin tumpah tapi aku harus tahan, aku tidak ingin terlihat lemah di mata nya.

"Apa aku benar-benar begitu buruk di mata kamu Septhian? Aku tidak pernah meminta apapun kepada mu. Aku mengikuti semua keegoisan mu. Tapi tolong perlakukan aku selayaknya kekasih. Atau paling tidak teman. Aku.. Aku selalu merasa sendirian. Kamu.. Ka...Mu hanya bisa berbicara seperti itu, aku .. Ak..u demi tuhan aku tidak berencana seperti itu!"

aku benar- benar teriak. Hei kemana diriku yang sebenarnya?

Ini bukan aku. Tolong. Ini bukan aku, aku melihat Septhian yang seperti nya terkejut.

"Aku melakukan ini, demi kebaikan mu!" balas Septhian.

Aku merasa ini semakin hambar. "Apa ini yang nama nya dengan kebaikan? APA INI SEPTHIAN? AKU CUMA INGIN DI AKUI. SETIDAK NYA AKUI AKU DIDEPAN DIRI MU SAJA. ITU LEBIH DARI CUKUP. TAPI KAMU TELIHAT ACUH. SEAKAN PERASAAN KU INI MAIN-MAIN. KAMU SELALU MENGIKUTI EGO MU. AKU CAPEK."

Aku terlihat seperti monster. Oh maaf kan aku Septhian. tapi sungguh aku benar-benar lelah dengan ini semua.

"Aku tanya sama kamu, adakah perasaan. Sedikit saja rasa cinta ataupun sayang terhadap diriku, Septhian?"

Aku ingin memastikan nya. Septhian hanya diam. seperti nya aku tau jawabannya.

Ku tenggelamkan wajah ku di kedua telapak tangan ku. menangis. Akhirnya air mata ini ingin turun. Entah sudah berapa lama aku menahan air mata ini turun.

Aku hanya bisa tertawa miris, jadi begitu miris nya aku yang berharap dia juga menyayangi ku.

Aku terus diam, menunggu keputusan dari nya. Tapi dia hanya diam bagaikan patung. Ayo Septhian! Putuskan aku. Kalau memang ini hanya mainan bagi mu.

10 menit aku berdiam dan dia masih juga diam, oke aku mulai lelah.

Jadi menyerah sekarang apakah boleh?

Ku tarik napas yang banyak dan menghembuskan secara berat.

Ini sulit.

Aku masih menyayangi nya walau dia tidak memiliki perasaan apapun kepadaku.

Mungkin dia begitu terpuruk oleh ku yang hanya bisa menurut.

"Ayo berpisah."

Seperti nya dunia sekarang ikut menyetujuinya. Aku tetap kan, aku begitu menyayangi nya sampai melupakan bahwa aku juga begitu membenci nya.






***












END














Halo✨ terimakasih sudah membaca Septhian.
Akhirnya kelar juga.

Gimana? Seru ga?
Aku mau tanya dong, menurut kalian

Septhian itu gimana?
Ara gimana?

Atau ada yang mau tanya-tanya sama
Ara?
Septhian?
Karin?
Reva?

Thank yang udah mau nungguin, huhuhu 😉

Eh jangan lupa voment loh! Aku suka banget baca komenan kalian, serasa dpt semangat dari doi.

Sampai ketemu lagi gengs dengan Ara? Eh.

See ya ♥

1 MEI
©2020












SEPTHIAN | END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang