Bagian I

593 92 12
                                    



Adalah mutlak kehidupan Spencer

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adalah mutlak kehidupan Spencer. Dia menjalani nasib sebagaimana seharusnya. Hari demi hari, dia mengumpulkan puing-puing rezki. Menyongsong puzzle kehidupan yang telah ditetapkan, yang berserakan di mana-mana.

Lima puluh tiga tahun berlalu, tidak banyak─atau lebih tepatnya tidak ada─hal-hal besar yang dialami Spencer. Dia lahir, bersekolah, lalu berhenti, lalu seakan-akan dia sudah seperti ini.

Tanpa pendidikan tinggi, tentu saja negara kesulitan menjamin napas Spencer. Dia, sejak muda, sudah bekerja serabutan. Adapun saat ini, Spencer menghabiskan waktu di pabrik garmen. Menjahit mata boneka secara manual.

Adapun pertanyaan mengapa pabrik tidak melakukan semacam itu secara mesin, kiranya tidak perlu dijelaskan.

Intinya, hidupnya itu-itu saja. Sembahyang, bangun pagi, berangkat ke pabrik, balik sore harinya. Begitu melulu. Spencer tidak ke tempat ibadah karena jaraknya yang sangat jauh. Untuk distrik yang mendewakan materialisme, hal-hal bersifat spiritual tentu harus dihindari. Ada-ada saja.

Pagi ini, hal yang cukup mengejutkan Spencer adalah, dia menemukan seekor ular kecil yang baru menetas. Serpihan telur berwarna putih terang berserakan. Lalu ada juga hal aneh, bahwa bus besar warna biru yang biasa melintas pukul tujuh lewat lima belas menit, hari ini terlambat satu jam. Ajaib benar.

Sisanya, adalah langkah kaki Spencer yang tergopoh-gopoh menuju pabrik.

Untuk LunaWhere stories live. Discover now