Semua Tentangmu,Aku Tahu.

240 13 2
                                    

Pagi - pagi sekali Aisyah sudah mempersiapkan sarapan, menu sarapan pagi ini yaitu roti panggang isi sosis dan saus mayonais, dan susu putih. Itu sarapan kesukaan Artur,resep dari Ibu Mertua nya.
Aisyah menata rapi meja makan dengan sejumlah buah-buahan segar,makanan dan minumannya. Di Apartmen ini tidak ada pembantu,hanya ada tukang bersih-bersih seminggu 2x. Jadi Aisyah yang mengerjakan semua ini.

Setelah selesai menata hidangan sarapan pagi, Wanita berkerudung itu melangkahkan kakinya menuju kamar Artur. Dengan hati-hati ia membangunkan Artur.

"Mas, bangun. Sarapan nya sudah Aisyah buatkan. Kalo mau bangun tinggal makan saja ya,Aisyah lanjut beres-beres lagi." Kata Aisyah dengan pelan. Artur hanya membalas dengan deheman saja,karna ia masih sangat mengantuk.

Aisyah menghela nafas pelan,baiklah yang terpenting ia sudah membangunkannya. Kemudian dia keluar dan melanjutkan untuk membereskan ruang tamu dan beberapa ruangan yang masih terlihat berantakan.

30 menit berlalu apartmen Artur sudah terlihat seperti rumah,tidak berantakan,semuanya tertata dengan rapi dan pastinya wangi. Aisyah tersenyum lega,meskipun ia cape,tapi dalam hati ia tersenyum karna pekerjaan yang selalu ia bereskan berakhir dengan bagus.

Dilain tempat, Artur baru saja selesai mandi. Pria itu memakai celana santai dan kaos putih polos,dengan handuk yang masih melingkar di leher nya. Ia menyelusuri sudut demi sudut apartmennya.

Terlihat seperti rumah,bukan kandang ayam lagi.

Begitu batinnya. Ya memang Artur pria yang sangat malas untuk sekedar membereskan apartmennya. Makanya ia hanya membayar tukang bersih-bersih tiap minggu.

Dasar horang kaya. Wkwk

Setelah di meja makan,ia langsung menyantap buatan Aisyah. Kalau boleh jujur, rasanya seperti persis buatan Mamanya. Tidak kurang dan tidak lebih. Artur menikmati hidangan itu dengan lahap,diakhir dengan minum susu coklat.

"Aisyah." Panggilnya sedikit keras. Aisyah yang sedang mengelap meja seketika berhenti.

"Kamu sudah makan?" Tanya Artur. Datar.

"Belum, Mas Artur sudah selesai?"

Artur mengangguk.

"Makan dulu,beres-beres nanti aja. Jika kamu sakit,saya juga yang repot,dan saya tidak mau menampung orang yang sakit. Menyusahkan." Santai,tapi mampu mebuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan sakit hati. Tapi tidak dengan Aisyah,Aisyah tau akan berakhir seperti ini. Sifat Artur yang sudah Aisyah ketahui,tentunya dari sang Ibu Mertua. Jadi Aisyah harus extra 3x lipat sabar.

Aisyah hanya tersenyum. Lalu berkata "Insyaallah Aisyah tidak akan sakit,jikapun Aisyah sakit. Aisyah tidak akan menyusahkan Mas." Katanya.

Artur diam.

Dengan tanpa permisi nya , Artur duduk di soffa. Menyalakan Televisi, menonton tayangan pagi ini.

Aisyah tidak bergeming. Setelah beres dengan pekerjaannya. Aisyah kembali ke dapur untuk mencuci piring. Wanita itu tidak kenal lelah,baginya banyak melakukan aktivitas itu sama saja dengan olahraga. Agar tubuhnya tetap sehat,daripada hanya sekedar ongkang ongkang kaki,rebahan tidak jelas.

Selesai mencuci piring, ia hanya minum susu coklat saja tanpa membuat sarapan apapun. Begitulah Aisyah,gadis yang jarang dengan makanan ringan atau berat di pagi hari, hanya minum susu. Dan jam 9 ia akan makan buah-buahan yang tidak mengandung lemak. Aisyah lebih suka makan buah-buahan yang seperti itu.

Bukan untuk diet. Hanya saja tidak suka. Apalagi Durian,Aisyah tidak suka dengan bau nya. Orang-orang yang menyukai durian mungkin akan menyukai bau nya,yaitu wangi. Tapi tidak dengan orang yang tak menyukai durian. Akan sangat memualkan jika berdekatan dengan buah berduri itu.

Ah sudahlah jangan bahas durian.

Tak lama suara Artur terdengar lagi.

"Aisyah,saya akan ke kantor siang ini. Kamu jangan kemana-mana. Kalau ada apa-apa hubungi saya."

Aisyah buru-buru menghampiri Suaminya.

"Yasudah,Aisyah siapkan jas nya ya."

"Tidak perlu,kamu tidak tau warna kesukaan saya saat memakai pakaian setiap hari nya."

Aisyah terkekeh. Ia tak memperdulikan suaminya berucap apapun,apasih yang Aisyah tidak tau tentang Artur.

"Apa salahnya di coba." Katanya sambil memasuki kamar Artur.

"Dasar keras kepala,awas saja jika dia tidak becus memilihkan pakaian untukku" gumam Artur.

Berbeda dengan Aisyah,gadis itu sedang mencari kemeja polos berwarna biru pastel,celana bahan berwarna Abu-abu dan Jas berwarna senada itu sudah Aisyah siapkan di atas kasur. Dan hap, dapat. Kemeja itu sudah menggantung rapi di lemari,dengan cepat Aisyah menyimpan semua pakaiannya diatas kasur,dia kembali ke ruang tamu.

"Baju nya sudah Aisyah siapkan. Semoga cocok." Sahut Aisyah dengan senyuman yang sangat manis. Artur menatap senyuman itu,terdiam selama beberapa detik.

"Mas?" Lanjutnya lagi.

Artur terkesiap. Ah dasar mata keranjang kau Artur. Aisyah tidak secantik jalang-jalangmu Artur. Begitu batinnya berbicara.

"Mudah-mudahan saja. Kalau cape,duduk aja. Ambeyen kamu?" Ketusnya.

Aisyah terkekeh.

"Tidak. Ini mau duduk,cape juga sih..cuma kan resiko,Aisyah seneng kok."

"Saya gak nanya kamu seneng atau tidak. Saya tidak peduli." Aisyah mencebik. Dia tak peduli dengam ucapan suaminya,ia mengambil remot Tv diatas meja,menggantinya dengan siaran gosip silet.

"Ngapain kamu ganti? Udah rame tadi film kartun. Ngapain nonton gosip gini."

"Bukan gosip kok,berita seputar Artis."

Artur mendengus.

"Sama saja. Pindahkan lagi,saya tidak suka."

"Mas Artur,sekarang giliran Aisyah yang nonton TV. Udah jam 9 juga mending cepet siap-siap."

"Siapa kamu berani suruh-suruh saya!?" Tanya Artur dengan bengis.

"Istri."

"Istri yang tidak saya inginkan!" Ketusnya,lalu ia beranjak dari soffa dan memasuki kamarnya. Menutup pintu itu dengan sangat keras. Aisyah mengedikkan bahunya tak peduli. Biarlah kata-kata pedas Artur menjadi sebuah semangat untuknya.














To be continue🌼

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pernikahan KamiWhere stories live. Discover now