Pernikahan

176 8 0
                                    

Hari ini,aku bukan lagi tanggung jawab Abi. Tapi sudah menjadi tanggung jawab suamiku.

Kebaya berwarna putih tulang dengan paduan makeup elegant yang membuat Aisyah sangat cantik berkali-kali lipat itu menggerai panjang melekat di tubuh putih Aisyah.

Hari ini adalah hari H pernikahan Aisyah dan Artur. Hari dimana dua insan yang dipersatukan dan diizinkan oleh Allah swt untuk menjalankan sunah Rasulullah sallaullahualaihi wassalam..

Hari dimana dua keluarga yang sedang merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya,sekaligus merasakan haru bagi keluarga Tama. Gadis kecil yang dulu sering ia manjakan sekarang sudah menjadi gadis yang sangat cantik,solehah.

2 jam yang lalu Artur sudah mengucapkan ikrar janji suci dihadapan Allah swt,dihadapan dua keluarga dan dihadapan para tamu undangan. Baginya, urusan pernikahan mereka biar mereka yang menjalani. Sudah cukup Artur menuruti semua keinginan kedua orang tua nya,dan sekarang biarkan Artur yang mengurusnya.

Artur melirik Aisyah yang sedang menatap para tamu,rupanya tamu undangannya sedang menikmati hidangan yang disediakan. Artur mendengus,ia tak suka wanita yang so lugu seperti Aisyah.

"Ada apa mas?" Tanya Aisyah yang sadar akan tatapan Artur. Artur memalingkan wajahnya,ia menggeleng cepat.

Aisyah menghembuskan nafas pelannya. Ia masih tak percaya dengan semua ini, hari dimana dia menjadi seorang istri,ratu paling cantik selama satu hari. Ia tak terbayang menikah diumur yang sangat muda seperti ini. Tapi apalah daya kekuatan orangtua lebih besar, lagipula Aisyah tidak mau membuat orangtua nya kecewa dengan penolakan atas dirinya yang tidak mau dijodohkan.

Aisyah memejamkan matanya, ia berdoa dalam hati ...

Yaallah.. jika Mas Artur jodoh Aisyah, persatukan kami dalam ikatan pernikahan halal ini tanpa rasa luka dan duka, jauhkan pernikahan kami dari segala pertikaian. Permudahkan segala urusan kami,jauhkan kami dari siksa kubur-Mu. Apapun keadaannya suatu saat,berikan kekuatan serta kesabaran yang besar bagi hamba-Mu ini yaallah,Aamiin Yaaarabbal Alaamiin...

Saat ia membuka matanya, Zira sudah ada di hadapannya. Ia melirik ke samping,Artur tidak ada.

"Haii.." kata Zira dengan kekehan.

"Kamu ngagetin aja."

"Tadi suami kamu ngomong ke aku,dia mau ke rekan kerja nya dulu. Dia manggil-manggil kamu,eh kamu gak nyahut-nyahut. Kebetulan ada aku. Mikirin apa sih?" Zira berbicara dengan menyerocos.

"Enggak,aku tadi cuma berdo'a aja."

"Hmm.. Syah,aku tau kamu terpaksa menikah dengan dia. Tapi aku akan berdoa semoga pernikahan kamu awet sampai maut memisahkan kalian nanti. Urusan cinta belakangan,suatu saat jika kalian sudah lama hidup menjalani hari-hari dengan kebersamaan,rasa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Wooww aku udah kaya Mario teguh ya. Haha" Itulah Zira,gak pernah serius dengan ucapannya. Ujung-ujungnya selalu aja ngereceh.

Aisyah menggelengkan kepalanya heran.

"Aamiin. Semoga ya."

"Kalo ada apa-apa bilang aja ya,aku ke Umi Naisah dulu. Dia lagi sibuk nemenin tamu-tamu kasian."

"Iya Zi,makasih banyak ya. Jagain Umi,takutnya dia kecapean. Suruh dia istirahat aha Zi."

"Siap Syah. Aku tinggal ya."

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya. Ia menatap punggung sahabatnya yang sedang menuju Uminya berada.

___

01 : 00

Tengah malam, Artur dan Aisyah baru bisa sampai apartmen Artur. Mereka baru saja pulang dari hotel tempat mereka mengadakan resepsi seharian. Lelaki tampan tapi sayangnya tidak memiliki rasa  iba atau apapun terhadap wanita yang resmi ia persunting pagi kemarin.

Artur berjalan cepat menuju kamarnya. Tak memperdulikan Aisyah yang kesusahan berjalan dengan gaun yang masih melekat di tubuhnya. Aisyah mengeluh,ia sedikit menyibakkan ekor gaun yang subhanallah panjang sekali. Aisyah mengikuti jejak Artur. Tapi baru saja Aisyah berada di ambang pintu,Artur menghentikkan jalannya.

"Mau apa kamu mengikuti saya?" Tanya Artur dengan dingin.

Aisyah menunduk. Bagaimanapun ia sekarang adalah istrinya,Aisyah tidak ingin menjadi istri yang durhaka karna berani menantang suaminya.

"Aisyah harus tidur dimana?" Cicitnya pelan.

"Kamu tidur di kamar tamu. Enak saja kau tidur di kamar saya. Cepat sanah keluar,saya ingin istirahat sekarang juga!" Tegas Artur,ia buru-buru mendorong tubuh Aisyah lalu menutup pintu kamar dengan dentuman yang sangat keras.

Astagfirullah..

"Sabar Aisyah.." gumamnya pelan. Lalu gadis itu berjalan menuju kamar tamu, ia membuka pintu berwarna putih itu. Menyapu seluruhnya yang ada di dalam ruangan yang lumayan besar itu. Aisyah meneliti, rapih,wangi aroma bunga lily. Tidak banyak ruangan dan benda di kamar itu, hanya terdapat tempat tidur queensize, lemari, meja rias,mini soffa, kamar mandi minimalis, dan beberapa hiasan dinding yang menempel.


Cukup rapi,bersih dan mungkin Artur menyuruh clinning servic untuk setiap minggu membersihkan ruangan ini.
Baiklah Aisyah tidak terlalu banyak memikirkan hal itu,dia hanya ingin memanjakan matanya. Sudah pukul 01:20 ,artinya malam semakin larut. Jam-jamnya manusia untuk tidur pulas,bahkan sudah bermimpi.

Hufftt...

Aisyah membuka seluruh pakaiannya,lalu ia membersihkan tubuhnya. Setelah itu,ia keluar dari kamar mandi. Sebelum tidur,ia selalu terbiasa dengan night care routin ,hanya beberapa menit lalu ia merebahkan tubuhnya,dalam hati ia berucap dengan perasaan sendu.

Abi,Umi.. doakan Aisyah agar Aisyah selalu menjadi istri solehah,tidak durhaka terhadap suami. Naudzubillah, Yaallah selalu ridhai pernikahan kami,Aisyah tidak tau berapa lama pernikahan kami akan bertahan,tapi Aisyah akan selalu mengabdi terhadap suamiku. Jauhkan kami dari segala marabahaya, aamiin.. selamat malam Mas Artur.













To be continue.

Pernikahan KamiWhere stories live. Discover now