The Lost Memory

672 71 10
                                    

09.46
Terlambat. Itulah satu kata yang terus menerus terlintas di pikiranku. Tak kusangka akan jadi seperti ini. Malangnya, aku terlambat pada mata pelajaran dosen yang paling kebalikan dari jinak di kampus.

Semalam, aku menyelesaikan semua tugasku yang belum kukerjakan hingga larut malam karena sakit beberapa hari.

Aku berlari sambil melihat jam di tanganku di sepanjang koridor kampus yang tidak bisa di bilang kecil. Aku kehilangan fokusku selama berlari hingga aku menabrak sesuatu.

"Ugh..." rintihku sambil menyentuh bahuku yg sakit karena tragedi tabrakan tadi.

"Oi, bocah!" seru seseorang. Aku menoleh ke sumber suara dan melihat seorang pemuda dengan kemeja yang terkena tumpahan kopi.

"Ma-maaf, aku tidak sengaja..." ucapku gemetar pada orang yang kutabrak.

"Gara-gara kau, kemejaku jadi kotor!" bentuknya. Aku menundukkan kepalaku. Perasaan takut karena orang yang kutabrak bukanlah sembarang orang dan dia sedang marah, dan perasaan malu karena aku dan orang yang kutabrak menjadi pusat perhatian.

"Kau harus membersihkan kemejaku!” perintahnya.

"Maaf, tapi aku ada jam kuliah, bahkan sekarang aku terlambat. Jadi-"

"Kalau begitu sekalian saja tidak datang," ucap pemuda itu memotong ucapanku yang belum selesai.

"Tapi nanti ak-"

Bruk!

Pemuda itu mendorong kasar tubuhku ke depan tembok dan mengunci tanganku kebelakang dengan kuat.

"Aku ingin kau membersihkan kemejaku sekarang," ucapnya dengan nada rendah, penuh penekanan dan mencekam. Aku menelan salivaku, dan mengangguk perlahan. Ia melepaskan kunciannya dan menarik tanganku ke suatu tempat.

Pemuda itu menuntunkubke toilet perempuan. Ia menarik ku masuk ke dalam dab menutup pintunya. Lalu, ia membuka kemejanya.

"Ini," ia melempar kemejanya ke arahku.

"Bersihkan itu dengan benar," sambungnya dengan posisi bahu bersandar di dinding dan raut wajah yang datar tanpa ekspresi. Aku mengangguk lalu membersihkan kemejanya di wastafel.

Belasan menit kemudian, aku memberikan kemeja itu pada pemiliknya. Pemuda itu melihat hasil kerjaku.

"Maaf karena aku menabrak tadi. Dan juga maaf jika hasil kerjaku itu tidak bagus." ucapku sambil menunduk.

"Oi, siapa namamu?" tanyanya sambil mengenakan kembali kemejanya. Aku mengangkat kepalaku.

"(Yn)," ucapku.

"Baik (yn), aku salut dengan caramu membersihkan kemeja ini dan aku menghargainya. Darimana kau belajar?" tanyanya.

"Seseorang yang aku cintai," ucap ku sambil memandang manik obsidian di depanku.

"Orang itu sangat suka bersih-bersih. Bahkan di rumahnya tidak ada setitik debu. Dia mengajarkanku cara bersih-bersih yang benar." ucapku sambil tersenyum tipis namun masih bisa dilihat.

"Hmm... Orang itu sepertinya sangat mencintai kebersihan sama sepertiku," ucapnya.

"Tugasku sudah selesai, boleh aku pergi?" tanyaku.

"Kau tidak ingin berkenalan denganku?" tanyanya dengan nada penuh keheranan.

"Jika kau tidak keberatan, aku mau berkenalan denganmu." jawabku.

"Ternyata kau berbeda," ucapnya.

"Levi, Levi Ackerman. Itu namaku," ucapnya.

"Levi-san," aku mengulangi namanya.

"Tidak perlu pakai 'san'," ucapnya.

"Levi," ucapku sambil mengangguk.

"Baik, aku harus pergi sekarang." ucapku.

"Ta-"

Pintu toilet terbuka. 3 orang gadis berdiri di depan pintu. Mereka terkejut melihatku bersama Levi di tempat yang tidak seharusnya Levi berada. Mereka segera menutup pintu dan pergi.

"Oh tidak..." gumamku.

"Kenapa?" tanya Levi.

"Mereka akan berpikir yang tidak-tidak tentang kita," ucapku cemas.

"Kalau begitu tidak usah dipikirkan. Kenapa kau harus memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak kau lakukan?" ucap Levi. Perasaanku sedikit lega mendengar ucapannya itu.

"Kau benar, terima kasih." aku keluar dari toilet itu.

Yuhu!!!!Halo semua!!!!
Apa kabar????
Semoga sehat semua y!!!!!!
Maaf baru up skrg 🙏🙏🙏🙏
Sering lupa gegara banyak tugas.
Maaf, sorry, gomenasai!!!!!!!

Gmn ceritanya? Bagus g? Ada yg kurang g? Voment y biar aku semangat ngebuat ffnya.

Oh ya selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim. Semoga puasanya lancar dan g bolong tanpa ada yg menghalangi.

Aku sekeluarga mohon maaf lahir dan batin ya🙏🙏🙏

Memory (Levi X Reader) Where stories live. Discover now