four

1.5K 130 7
                                    

Semua berjalan seperti biasa, kesibukan Sasuke dan Sakura mengurus pernikahan dan mengurus bisnis masing-masing. Ibu Sasuke yang cerewet akan hal ini-itu di pernikahan keduanya dan Ibu Sakura yang tampak bahagia ketika putrinya tampak bahagia. Teman-teman keduanya tampak terkejut dengan berita pernikahan mereka dan sempat menjadi trending topic selama seminggu penuh di penjuru negeri.

Dari pihak Sasuke, yang paling terkejut adalah Naruto, pria tampan itu tahu bagaimana kebusukan Sasuke selama ini dan tiba-tiba ia memutuskan untuk menikah. Sedangkan Tenten hampir sama, ia terkejut karena itu hanya dua bulan setelah Sakura dicampakkan Gaara, bahkan ia berkata Sakura mendapat seribu kali lebih baik dari pada Gaara.

Tentu saja orang-orang di lingkungan Sasukelah yang paling terkejut, mereka berpikir pantas saja Sasuke selalu menolak mereka ternyata ia sudah memiliki kekasih dan itu dari kalangan biasa.

Pernikahan keduanya sudah dilakukan tadi siang, sekarang keduanya tengah berada di apartemen Sasuke yang dipilihnya sebagai tempat tinggal.

"Jadi? Di mana aku akan tidur?" Sakura bertanya, ia sudah mengenakan pakaian tidurnya. Wajahnyapun sudah segar karena telah mandi.

"Di sini, di mana lagi?" Sasuke menjawab acuh.

"Apa maksudmu? Kupikir kita tidak benar-benar menikah." Alis Sakura menukik tajam.

"Lalu mau bagaimana lagi? Aku tidak punya ranjang lain dan bahkan kamar lain. Satu-satunya kamar kosong adalah ruang kerjaku, dan aku tidak akan pernah tidur di sana."

"Aku bisa—"

"Dan aku tidak akan membiarkanmu tidur di snaa." Sanggah Sasuke cepat.

"bukankah wajar jika kita seranjang, kita sudah menikah dan aku tidak mau Ibuku curiga."

"Tapi aku tidak mau seranjang denganmu."

"Kenapa? Takut jika tergoda dengan ketampananku?"

"Cih."

"Ayolah Sakura, tidak ada yang tahan dengan tubuhku. Mereka di luar sana bahkan rela tidak dibayar asal bisa kumasuki." Sasuke tertawa sombong.

"Dan kau? Kau bahkan hanya perlu memintaku tanpa perlu memohon dan mengemis bisa mendapatkan tubuhku. Bahkan yang paling sederhana, kau bisa tidur seranjang denganku sampai kontrak kita habis." Sasuke tersenyum miring melihat Sakura yang menatapnya jijik.

Bicara soal kontrak, mereka menanda tanganinya dua minggu setelah pertemuan mereka. Dan mereka akhirnya menambahkan untuk mengakhiri pernikahan dua tahun setelah mengucapkan ikrar pernikahan sebagai bagian dari perjanjian.

"Persetan dengan kemampuanmu, Sasuke!" Ia mendengus, lalu bersiap keluar kamar bersama dengan selimut tebal yang ada di pelukannya.

"Mau ke mana?" Tanya Sasuke dengan nada suara yang tiba-tiba dingin.

"Tidur."

Sasuke mendesis, merasa kesal dengan jawaban acuh Sakura. "Jika kau berani melangkah lagi, kau akan kuperkosa. Sekarang juga." Sasuke mengucapkannya dengan penuh ancaman.

Tapi Sakura tidak peduli, entahlah. Ia tidak ingin diperalat oleh pria itu, menuruti kemauannya sama dengan ia tunduk dan mengakui jika Sasuke itu suaminya. Tidak!

Sasuke kesal, benar-benar kesal karena peringatannya diabaikan. Ia menghampiri Sakura dan menarik sebelah gadis itu yang hendak membuka pintu.

Sakura dibanting dengan punggung yang menghantam pintu. Ia mendesis sakit dan menatap tajam Sasuke.

"Apa yang kau la—mpph..." Sakura tidak berhasil memaki Sasuke karena bibirnya sudah lebih dulu dibungkam dengan bibir pria di depannya itu sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang