.

.

Falling down deep into the dark

.

.

"Jangan melamun."

Doyoung sedikit tersentak saat mendengar suara di samping telinganya. Ia merasakan kecupan singkat pada pelipisnya.

"Kau mau pergi, Hyung?" tanyanya saat melihat kekasihnya terlihat rapi pagi ini.

"Hm. Ibu menyuruhku melakukan survey untuk gedung-"

"Kau tidak mengajakku, Hyung?!" potongnya kesal.

Taeil tertawa melihat raut kesal lelaki yang tak lama lagi akan menjadi pasangan hidupnya. "Aku tidak melarangmu untuk ikut, Bunny."

"Aku tidak tau harus melakukan apa di rumah karena Taeyong tidak disini." Doyoung mencebikkan bibirnya.

Taeil hanya menggelengkan kepalanya. Ia sangat hafal kekasihnya itu tidak akan pernah mengakui jika sedang merindukan sahabatnya yang sudah bertahun-tahun tinggal bersamanya.

Baik Taeyong maupun Doyong pasti akan beradu argumen setiap ada kesempatan. Tapi sebaliknya, mereka pasti merindukan satu sama lain saat berada berjauhan.

.

.

Falling down deep into the dark

.

.

"Waahhhh.."

Jeffrey tersenyum tipis melihat wajah sumringah lelaki cantik di depannya saat menatap makanan yang tertata rapi di meja makan.

"Ini banyak sekali." gumam Taeyong sambil memikirkan mana yang akan ia nikmati terlebih dahulu.

"Jika aku melihat ada makanan yang tersisa, aku akan memintamu membayarnya." Jeffrey mengulum senyumnya saat iris gelap si cantik menatapnya tajam.

"Aku hanya bercanda." Jeffrey membuka makanan satu persatu lalu meletakkannya di depan Taeyong. "Makan yang banyak."

Lelaki cantik itu sejak tadi diam memperhatikan tangan Jeffrey yang bergerak telaten membuka bungkus makanan.

"Jef."

Jeffrey bergumam menjawab namun tangannya sibuk membuka bungkus sumpit.

"Jef."

Kali ini lelaki tampan itu memusatkan atensinya pada Taeyong. Alisnya terangkat melihat si cantik menggerakkan tangannya, memberi isyarat untuk mendekat kearahnya. Dengan sedikit ragu, Jeffrey yang duduk di seberang meja, perlahan bangkit lalu mencondongkan tubuhnya ke depan.

Cup

Gerakan secepat kilat itu mengejutkannya. Jeffrey masih bisa merasakan tekstur lembut yang tertinggal di sudut bibirnya.

Taeyong berdeham. "Terima kasih untuk makanannya."

Jeffrey kembali pada posisinya semula. Ia masih enggan menyentuh sumpitnya. Tatapannya asik memperhatikan lelaki cantik di hadapannya yang dengan santainya melahap makanan.

"Kau tidak makan?" Taeyong akhirnya mengangkat pandangannya dari makanan. Ia merasa lelaki tampan itu sama sekali tidak menggenggam sumpitnya.

"Aku jadi kehilangan minat memakan ayam karena kini aku lebih ingin memakanmu." Jeffrey tersenyum miring.

Taeyong hampir saja tersedak. Ia mengerjap pelan sebelum melemparkan gumpalan tisu ke wajah Jeffrey. "Singkirkan otak mesummu."

TOK TOK TOK

"Aku akan membukanya." Taeyong mengusap bibirnya dengan tisu sebelum bangkit untuk membukakan pintu.

CKLEK

Taeyong menatap lelaki manis di depannya. "Ada yang bisa kubantu?"

Lelaki asing itu mengerjap sebelum sudut bibirnya melengkung keatas. "Ah, kau pasti Taeyong."

Taeyong mengangkat alisnya bingung. Ia merasa tidak pernah bertemu lelaki manis di hadapannya.

"Perkenalkan. Aku kekasih Jeffrey."

.
.
.

Tbc

Haloo~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haloo~

Burnout kill me slowly hnn..

Ok, let it passing by~

Thank you for your support💕

Falling (Jaeyong) Where stories live. Discover now