࿈⁹ Family: Seonghwa & San

4.6K 722 105
                                    






   Park Seonghwa dan Choi San, orang awam yang melihat kedekatan mereka mungkin akan mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Faktor utamanya karena mereka berbeda marga.

Tapi bukan, mereka kakak adik. Lahir dari rahim yang sama dengan darah keturunan yang sama mengalir dalam diri mereka, mereka adalah saudara kandung yang terkadang melewati batasan.

Dulu, saat kecil seonghwa berfikir kalau keluarganya adalah keluarga terbaik yang pernah ada. Setidaknya itu dulu.

Kedua orang tuanya bercerai saat Seonghwa baru menginjak usia 6 tahun. Itu adalah mimpi buruk. Mereka yang dulunya ia panggil dengan sebutan Ayah dan Mama kini berubah menjadi Tuan Park dan nyonya Choi.

Asing.

Saat itu, Seonghwa tidak pernah tau kalau ia memiliki seorang adik, alasannya? Ia bahkan tidak tahu kapan ibunya hamil. Ayahnya juga tidak pernah mengatakan apapun padanya.

Seonghwa berusia 15 tahun saat ayahnya mengatakan kalau ibunya telah tiada, Seonghwa hanya bersikap acuh. Ia tidak peduli, toh ibunya jahat karena tidak pernah mengunjunginya.

Tiga hari setelah pemakaman ibunya, ayahnya membawa seorang anak lelaki yang berusia 4 tahun lebih muda darinya. Ayahnya bilang dia adik Seonghwa, namanya Choi San.

Pertama kali bertemu San, yang Seonghwa lihat adalah sosok rapuh dengan sorot mata kelam.

"Apa dia anakmu dengan wanita lain?" tanya Seonghwa pada ayahnya setelah San masuk kekamar yang telah disediakan untuknya.

Ayahnya menggeleng, ia mengisyaratkan pada Seonghwa untuk ikut duduk bersamanya disofa.

"Ia anak ku, dengan ibumu"

Seonghwa menatap curiga, "jangan bercanda, usia anak itu sebelas tahun, empat tahun lebih muda dariku dan seingatku kau bercerai dengan ibu saat usiaku 6 tahun."

Ayahnya menghela nafas lelah, ada banyak hal yang terjadi pada keluarganya.

"San lahir saat kau berusia empat tahun, ia lahir prematur. Ingat saat ibumu jatuh dari tangga?"

Seonghwa mengangguk, jelas ia ingat. Itu salahnya.

"Ibumu mendapat benturan keras diperutnya, bayinya terpaksa dikeluarkan lebih cepat lima bulan setengah usianya saat itu"

Seonghwa terkejut, itu usia yang sangat muda. Dan.. Bayinya selamat?

"Kami sudah pasrah saat itu, berfikir kalau bayinya akan tiada." ayahnya mengulas senyum teduh, matanya menerawang moment moment usang.

"Tapi Tuhan berkehendak lain, bayinya─ San selamat. Meski harus hidup didalam tabung salama kurang lebih empat bulan dan menerima penyakit bawaan sebagai resikonya. Setelah keluar dari tabung ia sering demam, kami mengurungkan niat untuk membawanya bertemu denganmu karena keadaannya tidak memungkinkan. Kelainan jantung adalah yang pertama saat itu, bahkan usianya baru tujuh bulan lebih."

Tuan park menyandarkan punggungnya pada sofa, sorot matanya tampak lelah.

"Kami sudah mencoba untuk saling menguatkan saat itu, tapi nyatanya sekali lagi, Tuhan berkehendak lain. Kami berpisah lantaran ibumu ingin mendonorkan jantungnya dan ayah menolaknya. Ia mengajukan surat cerai dan memaksa ayah menanda tangannya. San menghabiskan kurang lebih lima tahun hidupnya hanya didalam kamar rumah sakit tanpa bisa melihat dunia luar."

"Sekitar setahun yang lalu ibumu mulai sakit sakitan. Saat itu kondisi San juga kurang baik, ia sering pingsan dan parahnya terkadang ia melupakan kami; orang tuanya ketika ia bangun."

(✓) 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐫𝐨𝐲𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang