2. Ahn Seongmin

479 54 0
                                    








Pagi ini Seongmin bangun lebih awal, menghindari makan bersama dengan keluarga Ara. Dia sudah siap dengan seragamnya, berjalan menuruni anak tangga dengan tas yang bertengger dipundak sempitnya menuju dapur.

"Selamat pagi bunda!"

Bundanya tersenyum, "pagi sayang, tumben udah siap?" Tanya bundanya begitu melihat Seongmin yang sudah rapi dengan seragam nya.

Biasanya anak itu akan turun dengan piyama yang masih ia pakai.

"Bunda sudah masak?"

Nyonya Ahn mengangguk, "tentu saja sayang, bunda sudah buatkan makanan untuk kalian."

"Woaahhh!!"

Sebuah roti dengan telur mata sapi. Menggemaskan!!

"Eh Seongmin sudah bangun?"

Seongmin menoleh,

Ah, itu bunda nya Ara.

"Eum, iya tante hehe." Seongmin menunduk sambil tertawa canggung.

Ia mengambil roti telur nya tadi lalu menggigitnya.

"Bunda aku berangkat dulu ya!" Ucap Seongmin sambil membetulkan tas nya.

"Eh? Engga tunggu Ara dulu, dek?"

Seongmin menggelengkan kepala nya.

Iya, bundanya mengerti.. Ekspresi Seongmin yang memberitahu nya.

"Yasudah, hati hati ya"

Seongmin tersenyum sambil mengangguk.

"Okee, bye bunda!!"

"Tante saya duluan ya!"

.

.

.

Mobil hitam mewah berhenti didepan gerbang sekolah. anak laki laki dengan tinggi 171cm keluar dari mobil itu, ia melemparkan senyuman hangat pada pria yang sudah agak berumur didalam mobil itu.

"Belajar yang rajin ya dek. Nanti kamu pulang sama samchon kim."

pria berumur itu paman dari ayahnya Seongmin. Sedangkan samchon kim itu supir nya..

"Iya paman. Hati hati ya~ terimakasih telah menghantarkan ku hari ini!"

Seongmin tersenyum manis, ia langsung berlari memasuki kawasan sekolahnya.

Pria itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Ahn Seongmin. Sifatnya memang tidak pernah berubah.

Tangan Seongmin bergerak membuka knop pintu kelas nya. seluruh pandangan langsung memusatkan dirinya, sapaan sapaan selamat pagi mulai terdengar oleh Seongmin.

"Seongmin-ah, selamat pagi!!"

"Eoh, selamat pagi Seongmin!!"

"Hai Seongmin!"

"Lihat, aegi ku sudah datang!"

"Selamat pagi Seongmin-ie~"

Yah, kira kira seperti itulah sapaan yang diucapkan oleh teman teman nya. Seongmin hanya tersenyum, ia menundukan kepalanya.

Malu.

Padahal sudah hampir dua tahun dia selalu mendapatkan sapaan seperti ini.

Seorang murid perempuan datang menghampiri Seongmin dengan kotak bekal berwarna pink ditangan nya.

"Aku tebak, kau pasti belum makan kan?" Ucap seorang siswi itu.

Sial nya tebakan dia benar. Iya, Seongmin belum makan.

Eum, sebenarnya sudah sih..

Tapi itu hanya roti dengan telur. Tidak kenyang.

"Aku masak ini untuk mu!" Ucap orang itu. Ia membuka kotak bekal nya lalu menyodorkan nya pada Seongmin.

"Ayo coba, dan berikan aku sebuah nilai!" Sambung nya.

Seongmin menerima sendok yang sudah orang itu lap dengan bersih, lalu mulai menyuapkan makanan itu ke mulutnya.

"Oh, enak sekali!" Seru Seongmin.

Wah, ini sih masakan bundanya bisa lewat.

"Wah, benarkah?! Berapa banyak nilai yang aku dapat?"

"Eumm... Bagaimana kalau,

Tidak ada?"




"Eh?!"

Seongmin terkekeh, "tidak tidak, aku bercanda.."

"Untuk masakan mu, aku berinilai 100!"

"Dari?"

"100 dari 10."

"Woah, berarti aku melebihi kan?!"

Seongmin mengangguk, "tentu saja," Ia tersenyum, "aku pergi dulu ya. Terimakasih untuk makanannya!"

Seongmin beranjak dari tempat duduk nya meninggalkan cewek itu.

Ah, dia selalu menghindar dari orang orang.

Rich Baby ; Ahn Seongmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang