2. Bad News

10.1K 1.4K 84
                                    


Pada hari berikutnya, Eunbi kembali menjalani aktifitas seperti biasa. Bekerja sembari memikirkan apa yang akan ia lakukan dengan kandungannya yang hampir memasuki bulan kedua. Eunbi sama sekali tak ingin melibatkan pria yang telah memperkosanya. Sebisa mungkin Eunbi akan menyimpan-rahasia ini rapat-rapat, tanpa diketahui oleh satu orang pun -sampai waktunya ia untuk keluar dari pekerjaannya, dan mencoba untuk memulai kehidupan barunya sendiri.

Akan tetapi pagi ini suasana kantor sedikit tampak aneh dari biasanya. Saat pertama kali dia menginjakkan kaki di gedung tersebut. Hampir seluruh pasang mata yang berselisih dengannya terlihat memandang ke arahnya dengan pandangan mata jijik dan mencemooh. Hal itu tentu membuat Eunbi merasa penasaran dan bingung sekaligus. Tanpa sengaja Eunbi pun mencoba untuk mencuri dengar obrolan dua orang karyawan wanita yang berpapasan dengannya. Niat mereka mungkin ingin berbisik tanpa Eunbi mendengarnya. Namun ternyata rencana mereka sia-sia. Eunbi malah dapat mendengar dengan sangat jelas apa yang sedang mereka bicarakan tentang dirinya.

"Lihat, bukankah dia wanita yang ada di dalam video itu?" tanya seorang wanita dengan blazer coklat pada temannya.

"Sepertinya iya. Terlihat jelas sekali saat ia mendesah-seperti jalang di dalam rekaman video asusila itu."

"Pantas saja dia bisa hamil diluar nikah, kau tak lihat saat dia pertama kali bekerja di sini? Kelakuannya sudah menunjukkan bahwa dia seorang wanita penggoda." Timpal yang satunya lagi menatap Eunbi dengan pandangan tak kalah mencemooh.

"Kurasa dia akan menggugurkan kandungannya karena bingung siapa ayah dari bayi itu. Memalukan sekali! Sudah berbuat dosa zina, malah sekarang berdosa karena ingin membunuh bayi. Tak layak hidup sepertinya dia."

"Benar! Sudah jelas sekali dia akan menjadi wanita penghuni neraka paling bawah."

Dan lagi-lagi Eunbi masih saja mendengar banyaknya kalimat-kalimat menyakitkan yang dilontarkan orang-orang padanya.

"Mana mau dia menolak ditiduri oleh pria kaya. Lumayan juga untuk membiayai hidupnya di kota."

"Benar, demi menjalani hidup mewah seperti nona muda. Dia bahkan rela mendagangkan tubuhnya pada pria hidung belang. Miris sekali gadis dijaman sekarang ini. Sama sekali tak memiliki moral."

"Jika aku menjadi dia mungkin aku sudah lebih dulu me-milih untuk melompat dari atas jembatan."

"Hm, kau benar. Tapi tampaknya dia tak merasa malu. Masih dengan percaya diri menginjakkan kakinya di kantor ini."

"Benar-benar wanita ular bermuka tembok," Cela wanita 40 tahunan itu seraya menatap Eunbi jijik.

"Tapi dari kabar yang kudengar, sebenarnya dia diperkosa. Tapi aku tidak mengetahui kebenaran dari berita itu." Paparnya.

"Jika seandainya ia memang di perkosa, seharusnya bisa menolak bukan? Kau tidak lihat jika dia hanya diam, dan sudah pasti dia juga menikmatinya."

"Benar juga. Seharusnya ia bisa melawan dengan me-nendang bagian vital pria itu jika dia sebenarnya ingin menolak."

"Makanya. Aku rasa dia juga menyukai dan menikmatinya. Dasar perempuan sampah!"

Tak lagi ingin merasakan sakit hati terlalu lama akibat ucapan dua wanita yang membicarakannya. Akhirnya Eunbi pun memilih pergi dengan langkah besar, berjalan cepat menuju ke arah lift menuju ruang kerjanya. Berharap jika di sana ia tak mendengar kalimat-kalimat menyakitkan itu lagi.

Namun sayang sekali, hal yang sama pun terjadi saat ia berada didalam lift. Masih tetap membicarakan dirinya yang disebut sebagai wanita panggilan. Tapi bisikan-bisikan menyakitkan itu tiba-tiba terhenti saat pintu lift kembali terbuka seiring dengan munculnya sosok direktur muda, yang akan masuk ke dalam lift tersebut bersama sang asisten yang mendampingi. Tatapan tajam dari direktur tampan itu pun mampu membungkam beberapa mulut sadis yang beberapa detik lalu asik mencemooh dan merundung Eunbi.

THE SCAR ✔Where stories live. Discover now